Minggu, 29 Juni 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Ketiga)



Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 29 Juni 2025

(Ditulis tepat Pk. 02.00 WITA alias dini hari di Bali, dan masih dengan segelas kopi hitam serta asap rokok) 

Artikel ini adalah kelanjutan alias sambungan dari tulisan sebelumnya yang diberi judul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Kedua)”, silahkan dibaca dengan hati yang damai.


Ruang Negatif


Salah satu cara untuk menyeimbangkan bagian bingkai yang berat secara visual adalah dengan menerapkan ruang negatif ke dalam frame. Ruang negatif adalah ruang tanpa fitur alias tanpa obyek yang berarti yang mengelilingi subjek. Ruang negatif tidak memiliki warna cerah atau tekstur yang mengganggu dan tidak mengalihkan perhatian dari subjek. Sebaliknya, ruang negatif membumikan sekaligus menonjolkan subjek namun tetap menyeimbangkan komposisi. Misalnya, objek bertekstur berat dengan banyak pola mencolok seperti sebuah perahu kecil akan terlihat jauh lebih menyentuh pada ruang latar yang kosong atau perairan yang luas. Jika Sobat tidak memiliki latar belakang polos, Sobat dapat mengurangi “kekuatan” dari latar dengan menggunakan kedalaman bidang yang dangkal dan mengaburkannya.

Bila Sobat ingin menciptakan keseimbangan asimetris, tanyakan pada diri Sobat, "Apa elemen visual kedua yang menarik perhatian saya setelah subjek utama?" Jika jawabannya tidak ada, berarti Sobat telah melewatkan sesuatu (atau jangan-jangan Sobat belum memotret sama sekali!).


Cara Menciptakan Keseimbangan Asimetris Setelah Foto Diambil


Jika Sobat tidak mendapatkan keseimbangan asimetris yang tepat saat mengambil foto, Sobat masih memiliki kesempatan dalam pasca-pemrosesan. Meskipun pembingkaian penting, pembingkaian dapat disesuaikan menggunakan editor foto. Berhati-hatilah agar tidak mengorbankan kualitas gambar saat mencari keseimbangan terbaik.
Pemotongan

Hal pertama yang dapat Sobat lakukan untuk menciptakan keseimbangan adalah dengan memotong elemen dalam frame yang mengganggu. Pemotongan memungkinkan Sobat untuk menghilangkan objek yang dibingkai secara tidak wajar dan membersihkan komposisi. Pemotongan juga memungkinkan Sobat untuk tetap berada dalam koridor aturan sepertiga meskipun Sobat tidak melakukannya pada awalnya. Merupakan praktik yang baik untuk mempertahankan rasio aspek foto yang Sobat hasilkan. Namun, jika Sobat ternyata harus (alias terpaksa) mengubah rasio aspek, misalnya, untuk memotong komposisi berorientasi lanskap dari foto berorientasi potret, memiliki berkas RAW akan sangat membantu Sobat untuk mendapatkan resolusi foto yang cukup baik.

Pemotongan menghilangkan elemen yang mengganggu di tepi bingkai dan dapat mengubah rasio antara bagian gambar (misalnya, langit dan tanah). Namun, pemotongan tidak mengubah hubungan antara elemen yang tersisa. Sobat tetap memerlukan pengeditan yang lebih halus untuk melakukan ini, seperti menyesuaikan warna, kecerahan, atau kejelasan bagian tertentu dari gambar.

Misalnya, jika Sobat perlu mengurangi bobot visual suatu objek, Sobat dapat mengurangi saturasi warnanya atau meningkatkan kecerahannya menggunakan kuas atau mengerjakan seleksi. Jika Sobat perlu mengurangi sebagian besar gambar (misalnya, latar belakang), sentuhan blur adalah pilihan yang lebih baik. Memburamkan juga membantu saat Sobat memiliki elemen bertekstur yang membutuhkan permukaan halus di sekitarnya untuk penyeimbang.

Artikel ini masih disambung ke coretan berikutnya yang berjudul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Penghabisan)”, mudah-mudahan Sobat ada dapat bahagia saat membacanya. 

Minggu, 08 Juni 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Kedua)


Mengabadikan Cinta
Fotografi Siluet - trisoenoe.com

Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 8 Juni 2025

Artikel ini adalah kelanjutan alias sambungan dari tulisan sebelumnya yang punya judul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Pertama)”, silahkan disimak dan diresapi.

Nelayan dan Jala
Fotografi Siluet - trisoenoe.com

Aturan sepertiga

Aturan sepertiga kerap diaplikasikan untuk menciptakan keseimbangan asimetris. Contohnya, aturan ini membantu menyeimbangkan latar belakang yang bertekstur dan sangat detail dengan langit biru yang tenang. Untuk mengimbangi latar belakang yang lebih berat, Sobat cukup menggunakan sepertiga bingkai untuk latar belakang tersebut dan menyisakan dua pertiga untuk langit. Contoh lain adalah menempatkan subjek kecil pada kisi aturan sepertiga untuk menambah bobotnya dan mengimbangi ruang yang luas di sekitarnya.

Jika Sobat memiliki beberapa subjek pada bagian frame yang sama, bobotnya akan bertambah dan menciptakan titik fokus yang berat. Sobat perlu menyeimbangkan bagian frame lainnya, baik dengan sesuatu yang lebih besar, lebih bertekstur, atau lebih berwarna. Jika subjek tersebar di seluruh frame, sisi dengan subjek yang lebih terang memerlukan sentuhan untuk “memperlunak” (misalnya, latar belakang yang lebih menarik, beberapa tekstur, lebih banyak warna, kegelapan, dan lain-lain). Prinsip -prinsip psikologi dari Gestalt (bisa dibaca di keterangan tambahan mengenai si manusia ini) bisa menolong Sobat untuk lebih memahami hubungan antara penempatan subjek dan dampaknya pada pemirsa.

Laut dan Senja
Fotografi Siluet - trisoenoe.com

Kontras

Elemen yang mengandung kontras yang jelas bisa menjadi sangat berbobot pada suatu foto. Elemen ini menarik perhatian pemirsa dan jadi sangat sulit diimbangi oleh unsur lain. Kontras memiliki banyak bentuk, mulai dari sorotan dan bayangan, hingga bertekstur dan halus, hingga detail dan polos, hingga kontras warna. Jika Sobat memiliki dua elemen yang kontras di bagian frame yang berbeda, keduanya akan saling menyeimbangkan. Namun, jika Sobat memiliki elemen yang kontras yang nilainya setara di satu sisi frame, Sobat perlu menemukan bingkai yang menambahkan bobot yang cukup di sisi yang berlawanan sehingga akan ternetralkan. Oleh karena itu, evaluasi tidak hanya karakteristik individual tetapi juga hubungan di antara keduanya.

Gadis dalam bingkai kelam
trisoenoe.com

Makna Konseptual

Terkadang bobot suatu elemen tidak berasal dari karakteristik yang sifatnya kasat mata, melainkan dari makna konseptualnya. Misalnya, warna dapat menyampaikan perasaan, menebarkan kehangatan atau justru malah meniupkan efek dingin pada jiwa, atau menambahkan dimensi yang sifatnya temporal (misalnya, dedaunan yang menguning, matahari terbenam dan lainnya). Warna hangat seperti merah, jingga, dan kuning memiliki bobot lebih besar daripada warna yang dingin. Bentuk dan elemen yang bermuatan emosi juga lebih berbobot.

Artikel ini masih dilanjutkan ke tulisan selanjutnya yang berjudul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Ketiga)”, moga-moga bisa bikin Sobat banyak senang saat membacanya. 

Sabtu, 24 Mei 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Pertama)


Batas & Senja
Slihouette Photography (Asimetris)
trisoenoe.com

Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu, 24 Mei 2025

Keseimbangan adalah kata yang biasanya kita kaitkan dengan komposisi fotografi yang baik. Fotografer (umumnya) membingkai hanya elemen visual yang menambah nilai cerita dan menciptakan hubungan yang bermakna di antara elemen-elemen tersebut. Dalam kasus ini, elemen keseimbangan menjadi faktor yang sangat penting. Akan tetapi, keseimbangan tidak selalu berarti memasangkan elemen yang identik secara simetris. Keseimbangan juga bisa ditafsirkan dengan memadankan elemen yang berbeda, bahkan berlawanan ke dalam satu frame, seperti yang sering terjadi dalam fotografi. Dinamika komposisi seharusnya mampu menggiring alam imajinasi pemirsa untuk secara harmonis beranjak dari satu elemen ke elemen lainnya. Karena elemen visual jarang memiliki bobot yang sama, disanalah elemen keseimbangan asimetris berperan. Nah, apa yang akan saya paparkan berikut adalah hal-hal yang perlu Sobat pahami untuk mengenalinya dalam obyek yang akan Sobat jepret dan memanfaatkan secara habis-habisan.

Penuturan Sekilas Mengenai Keseimbangan Asimetris


Keseimbangan asimetris bisa diartikan sebagai pencapaian keseimbangan menggunakan elemen visual dengan properti yang berbeda. Misalnya, separuh obyek dalam frame mungkin berisi bentuk yang tajam dan gelap. Sementara itu, separuh lainnya memiliki bercak warna halus atau corak netral. Meskipun kedua bagian memiliki elemen yang sepintas terlihat berbeda, tidak ada satu elemen yang dominan mengalahkan yang lain. Kedua elemen tersebut akan memberi kesan saling melengkapi.

Tidak seperti keseimbangan simetris, di mana komposisi harus mencakup dua area yang sama dengan elemen visual yang identik, keseimbangan asimetris berkembang pesat karena perbedaan. Semakin tinggi kontras antara elemen, semakin banyak perhatian yang perlu diberikan fotografer untuk menciptakan kecocokan yang sempurna. Elemen besar yang menempati sebagian besar frame perlu mengimbangi elemen kecil tetapi mencolok secara visual (misalnya, warna yang hidup atau bentuk yang dapat dikenali, dan lain sebagainya). Sementara keseimbangan simetris memberikan keseragaman dan ritme, keseimbangan asimetris memberikan keragaman dan harmoni.

Daun
Fotografi Abstrak (Asimetris)
trisoenoe.com

Bagaimana Cara Menciptakan Keseimbangan Asimetris?


Ada beberapa cara yang sekiranya pas untuk menciptakan keseimbangan asimetris dalam satu frame, dan ini adalah penjabaran beberapa diantaranya:

Pembingkaian
Keragaman mudah ditemukan dalam subjek atau aliran fotografi apa pun yang Sobat geluti. Dunia menyediakan berbagai objek dengan bentuk, ukuran, dan tekstur yang berbeda. Yang harus Sobat lakukan adalah menyesuaikan posisi dan sudut kamera hingga Sobat bisa mendapatkan komposisi yang Sobat inginkan. Pembingkaian adalah langkah pertama menuju keseimbangan, apakah simetris atau asimetris.

Pertama, uraikan adegan menjadi elemen visual dasar dan pilih yang Sobat inginkan dalam bingkai. Kemudian, evaluasi bobot visual setiap elemen. Elemen besar, warna jenuh, area gelap, bentuk yang dapat dikenali, dan area bertekstur memiliki bobot lebih. Elemen kecil, warna netral, sorotan, bentuk acak, dan area halus memiliki bobot lebih sedikit. Lebih jauh, posisi subyek dalam frame akan sangat memengaruhi bobot. Elemen yang ditempatkan di latar depan atau menurut aturan komposisi menjadi lebih berat. Dengan berpegang pada hal ini, Sobat dapat menghitung bobot visual setiap bagian bingkai dan menyesuaikan pembingkaian hingga mencapai keseimbangan.

Artikel ini masih dilanjutkan ke tulisan berikutnya yang punya judul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Kedua)”, moga-moga bisa menghibur Sobat yang membacanya. 

Kamis, 01 Mei 2025

7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Postingan Hadiah Tambahan alias Bonus)



Kediri, Tabanan, Bali, Kamis, 1 Mei 2025

Seperi yang sudah saya janjikan pada artikel sebelumnya, kali ini saya akan berikan bonus artikel alias artikel tambahan mengenai foto kelana. Artikel bonus ini berisi tentang tips dan juga kesimpulan. Supaya Sobat Jepret bisa mudah mencerna artikel ini, sangat disarankan untuk membaca artikel sebelumnya yang berjudul: "7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Ketiga)". Sedikit saran, artikel ini akan jauh lebih sedap dibaca sambil menyantap sarapan sepiring nasi uduk atau semangkok bubur kacang hijau hangat. Tak lupa segelas kopi panas sebagai penutupnya. Nah, tanpa bertele-tele lagi, inilah artikel bonusnya:


Tips Agar Jalan-Jalan Sambil Berfoto Bisa Dapat Banyak Senang


1. Persiapkan semua peralatan yang Sobat perlukan
Sebelum memulai perjalanan foto, pastikan Sobat memiliki semua peralatan yang mungkin diperlukan untuk mengambil foto. Ini mungkin termasuk peralatan kamera, baterai cadangan, tripod, filter, dan lensa. Jangan lupa membawa kartu penyimpanan tambahan juga. Sobat sebaiknya melupakan untuk membawa panci, wajan, cobek, setrika, dispenser, kulkas, dan lain sebagainya, karena hingga saat ini belum ada satu orangpun fotografer yang waras yang menggunakan panci atau setrika untuk memotret.


2. Periksa kondisi alias prakiraan cuaca
Cuaca buruk dan hujan dapat langsung merusak rencana Sobat. Sobat dapat dengan mudah menghindari gagalnya acara jepret-menjepret dengan memeriksa cuaca sebelum mengatur perjalanan foto dan mempersiapkannya dengan tepat. Mengetahui apakah cuaca akan cerah dan lancer jaya atau buruk dapat membantu mengatur pengalaman perjalanan foto yang luar biasa. Atau ad acara lain yang lebih sederhana dan dijamin lebih cespleng, yaitu mengajak Avatar untuk menemani Sobat jalan-jalan sambil memotret.

3. Rencanakan jalan-jalan untuk berfoto Jauh-jauh hari
Baik Sobat pergi pakansi sendiri atau jalan-jalan dengan rombongan, Sobat harus merencanakan dan meneliti rute jalan-jalan tersebut jauh-jauh hari. Ini akan membantu Sobat menghemat waktu, tenaga, dan kondisi dompet selama jalan-jalan untuk berfoto. Jangan memilih rute yang sekiranya akan membahayakan jiwa (dan juga dompet) Sobat. 


4. Kenakan pakaian yang nyaman
Ada banyak hal yang harus dilakukan saat berjalan-jalan untuk mengambil foto; ini seperti petualangan luar ruangan dimana Sobat menjelajah ke alam liar. Sebaiknya kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang kuat dan enak dipakai sehingga Sobat dapat menikmati jalan-jalan untuk mengambil foto dan berkonsentrasi untuk mengambil foto-foto yang berkesan. Hindari Sepatu seperti hak tinggi atau Sepatu safety yang berat (Sobat seharusnya pergi jalan-jalan sambil berfoto, bukan pergi untuk bekerja atau fashion show!) 

5. Jadilah pengamat yang cermat dan teliti 
Inti dari fotografi jalan-jalan adalah untuk terlibat secara mendalam dengan lingkungan sekitar saat mengambil foto. Oleh karena itu, Sobat perlu mengamati lingkungan sekitar untuk menikmati manfaat jalan-jalan foto sepenuhnya.


Kesimpulan


Foto sambil Jalan-jalan (alias foto Kelana) pada dasarnya adalah kegiatan kreatif yang menyenangkan (bisa sendirian atau berkelompok). Gunakan kegiatan foto kelana sebagai kesempatan untuk berinteraksi dengan penggemar fotografi lainnya dan terlibat secara kolektif dalam proses kreatif membuat karya seni visual yang ciamik.

Demikianlah artikel yang mengupas secara singkat mengenai foto sambil jalan-jalan, atau akan lebih enak kalau dibaca sebagai "Fotografi Kelana". Semoga artikel yang sambung-menyambung ini bisa bikin Sobat bahagia dan senang di hati.

Akhir kata, tetap sehat, tetap semangat, dan jangan pernah bosan untuk memotret.

Salam jepret selalu.

Minggu, 20 April 2025

7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Ketiga)



Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 20 April 2025

Tulisan saya pada postingan kali ini tak lain dan tak bukan adalah sambungan dari coretan yang telah saya upload di bulan kemarin, yang mana isinya adalah sekedar coba-coba untuk kasih tips singkat dan padat mengenai foto kelana. Pada artikel sebelumnya, saya sudah bagi 3 (tiga) tips, yaitu Mengajak orang lain, Membuat proyek yang spesifik mengenai kegiatan ini , dan juga Mengubah perspektif (alias sudut pandang). Agar artikel saya yang sekarang ini bisa dimengerti dengan mudah tanpa drama sakit kepala, ada baiknya kalau Sobat membaca tulisan terdahulu yang berjudul: "7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Kedua)". Dan ini adalah tulisan sambungannya, silahkan disimak dan diresapi secara perlahan. Ada baiknya kalau dengan secangkir kopi hitam hangat ditemani rebusan singkong dan ubi (supaya lebih nikmat):

7. Tips Foto Musim Hujan

Terkadang hujan bisa kasih sentuhan yang unik dan artistic pada foto yang Sobat hasilkan. Jangan pernah takut atau ragu untuk mencoba berbagai hal baru dalam fotografi!

Nasehat terakhir: Sisihkan waktu sejenak untuk meletakkan kamera Sobat dan NIKMATI lingkungan sekitar yang indah dari waktu ke waktu. Walaupun Sobat sangat menyukai fotografi, tetapi Sobat harus mahfum bahwa hidup selalu lebih baik apabila dijalani dalam “rupa” yang sebenarnya, bukan tersembunyi di balik lensa.


Tambahan coretan:

Foto Kelana tak lain dan tak bukan adalah kegiatan sosial terorganisasi di mana para fotografer mengambil foto lingkungan sekitar dan membuat koleksi gambar yang menarik. Para fotografer sering kali membawa model atau subjek mereka di sepanjang rute jalan-jalan untuk mendapatkan perpaduan foto yang unik.


Apa Itu Photo Walk (Foto Kelana)?

Di era Instagram dan Pinterest, di mana gambar (foto atau potret) telah mendominasi cara kita berinteraksi dengan dunia, fotografi telah menjadi salah satu gaya hidup yang kuat. Para penggemar fotografi telah beralih ke aktivitas sosial seperti photo walking untuk menemukan cara baru berinteraksi dengan dunia.

Photo walking telah menjadi salah satu cara paling populer bagi para fotografer untuk berinteraksi dan membuat konten untuk bisnis dan portofolio mereka. Selama photo walk, para fotografer umumnya tertarik untuk menangkap area di sekitar mereka dengan lensa mereka.

Foto sambil jalan-jalan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai estetika dan pemandangan daerah tersebut. Foto sambil jalan-jalan (selanjutnya akan kita sebut sebagai foto Kelana) umumnya digelar di spot atawe daerah yang terkenal dengan arsitektur, sejarah, lanskap perkotaan atau pedesaannya. Setiap daerah yang menarik mata kreatif berpotensi menjadi subjek foto kelana.

Foto kelana juga memungkinkan fotografer untuk terlibat secara intens dengan dunia luar dan menggunakan kebebasan kreatif mereka untuk mengabadikan dunia bersama-sama. Jalan-jalan foto bermuara pada penciptaan foto-foto nan indah yang menjebak kompleksitas, kesedrhanaan yang dibungkus dalam detil-detil yang berlimpah atau mengabadikan sifat kehidupan manusia sehari-hari. Foto kelana tidak hanya dilakukan oleh fotografer professional, kegiatan ini juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi siapa saja yang gemar memotret dan berada di luar ruangan.

Sengaja disambung ke bagian selanjutnya yang berjudul: “7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Postingan Hadiah Tambahan alias Bonus)”, saya berharap semoga Sobat bisa dapat senang saat membaca tulisan-tulisan saya.