Rabu, 18 Desember 2019

Fotografi Minimalis ~ 4 Tips Agar Foto Tetap Sederhana Tetapi Maksimal



Kemayoran, Jakarta, Rabu, 18 Desember 2019

Minimalisme adalah suatu konsep yang sangat subyektif di dunia seni (dan fotografi itu masih ada dalam koridor seni, buktinya, foto itu adalah karya seni, dan fotografer itu adalah seniman). Dalam kamus Webster, minimalisme didefinisikan sebagai berikut: Gaya atau teknik yang ditandai oleh kesederhanaan dan kesederhanaan yang ekstrem. Beberapa menyukainya, yang lain membencinya, tetapi tampaknya tidak ada yang acuh tak acuh. 


Banyak fotografer (seniman) berkembang dalam keterbukaan konsep, yang lain memiliki masalah dengan kurangnya definisi dan arah. Banyak dari kita tertarik pada "sedikit itu adalah kelebihan" dengan garis-garis sederhana, pola geometris, bayangan kuat, warna kontras, subjek tunggal, dan lain sebagainya. Bagi yang lain, memutuskan apa yang harus dikeluarkan dari frame untuk membuat gambar yang lebih kuat adalah latihan yang sulit. 

Berikut adalah beberapa tips dan contoh untuk membantu Sobat memulai pencarian obyek potret minimalis.



1. Komposisi


"Tetap sederhana" bukan berarti "tetap membosankan". Bertentangan dengan apa yang Sobat pikirkan, pendekatan minimalis membutuhkan banyak kreativitas. Penggunaan ruang negatif adalah bagian yang menyatu dari fotografi minimalis. Subjek yang ditempatkan dengan baik tidak harus besar untuk memiliki "kesan" yang besar. Memutuskan apa yang akan muncul dari bingkai dan membuat foto yang lebih kuat bisa jadi menantang dan seringkali membutuhkan banyak latihan sampai menjadi seperti yang Sobat lihat. 

Saya sarankan, sobat melatih diri untuk membuat keputusan di kamera ketimbang menyingkirkan gangguan yang tidak diinginkan dalam proses memotret. Penggunaan kedalaman bidang yang cerdas juga akan mengisolasi subjek foto Sobat dari latar belakang dengan memotret dengan bukaan selebar (angka terkecil) yang dimungkinkan oleh lensa yang Sobat punya.



2. Tekstur dan warna


Warna yang cerah atau warna yang kontras akan membuat subjek minimalis yang memukau. Hal yang sama berlaku untuk tekstur. Setiap yang melihat foto yang Sobat hasilkan, harus "seakan-akan" dapat merasakan teksturnya. Terkadang ini semua tentang menemukan sudut kreatif untuk membuat foto. Jangan merasa takut untuk melakukan eksperimen. Memotret dalam sudut lurus, sudut yang tinggi atau rendah, memotretlah dalam segala sudut yang Sobat mampu, sampai sudut yang paling sesuai yang akan berbicara pada Sobat (melalui hasil foto tentunya!).



3. Garis dan pola geometris


Garis yang kuat menghasilkan gambar yang kuat. Tempat yang baik untuk memulai dengan fotografi minimalis adalah dengan memperhatikan arsitektur modern di sekitar Sobat. Garis di depan, dan bentuk geometris lainnya, dapat membuat latar belakang yang bagus untuk gambar minimalis. Mengisolasi burung di kabel listrik, jika dilakukan dengan baik, dapat menghasilkan bidikan minimalis yang bagus. Ada banyak sekali obyek yang sangat bagus di sekitar, Sobat hanya perlu belajar untuk melihatnya dan terus berlatih untuk memotretnya.


4. Bercerita


Arahkan fotografi minimalis Sobat ke tingkat selanjutnya dengan menceritakan sebuah kisah. Fotografi jalanan minimalis menampilkan lanskap perkotaan yang menarik dengan elemen manusia. Elemen manusia, betapapun kecilnya, menjadi titik fokus dari gambar. Namun, inilah latar belakang yang menarik yang menarik fotografer untuk melakukan pemotretan. 

Simetri, garis, kurva, bayangan semua memainkan peran penting dalam membuat foto. Terkadang cerita dan lingkungan hidup bersama secara spontan dan tugas fotografer untuk melihatnya dan merespons dengan cepat. Di lain waktu dibutuhkan sedikit kesabaran untuk subjek yang tepat untuk berjalan melalui bingkai. Pendekatan minimalis untuk fotografi dapat diterapkan di alam maupun di lingkungan perkotaan. 

Sobat dapat berlatih di mana saja, jadi pergilah ke sana dan buka diri Sobat dengan cara pandang yang berbeda dengan kamera yang Sobat miliki!



#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Selasa, 17 Desember 2019

Fotografi Arsitektur, Definisi dan 11 Tips Jitu Untuk Menghasilkan Fotografi Arsitektur Yang Keren Dan Menakjubkan



Kemayoran, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2019

Sobat, dalam postingan kali ini, saya akan coba bertutur tentang salah satu aliran dalam fotografi, (sumpah, saya juga baru mengetahuinya sekarang-sekarang ini tentang aliran fotografi ini) yang namanya Fotografi Arsitektur. Apa itu fotografi arsitektur? Apakah fotografi arsitektur itu sama dengan fotografi benda mati seperti yang sudah kita kenal? Ataukah ini adalah salah satu aliran dalam fotografi yang hanya mengkhususkan pada obyek-obyek bangunan buatan manusia saja?

Memang, banyak sekali pertanyaan tentang aliran ini. Supaya tidak berakhir pada debat kusir atau bahkan berakhir pada baku hantam hanya karena perbedaan persepsi, ada baiknya kalau saya coba untuk menghadirkan satu gambaran singkat, tentang apa itu Fotografi Arsitektur, sekaligus 11 tips menghasilkan fotografi arsitektur yang mungkin dapat berguna bagi sobat-sobat semua.

Singkat kata singkat cerita, kalau mau disederhanakan, Fotografi arsitektur adalah aliran dalam fotografi yang memotret atau menggunakan objek seperti bangunan serta sejenisnya yang menawarkan keindahan serta daya tarik yang berbeda, dengan menonjolkan pada detil serta bentuk keseluruhan dari obyek itu sendiri. Fokus dari fotografi arsitektur sangat luas, bias interiornya, ekterior, atau bahkan detil dari bagian obyek tersebut. 


Sedangkan ini, adalah definisi yang agak panjang, tentang apa itu Fotografi Arsitektur:

Fotografi arsitektur atau fotografi bangunan merupakan hasil karya fotografi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. 

Tidak hanya menampilkan keindahan dari segi arsitektur saja, tetapi dalam fotografi arsitektur juga tetap mengusung dan ber”harmoni” dengan aturan-aturan dasar fotografi itu sendiri. Hal terpenting dalam fotografi arsitektur, dan cabang-cabang fotografi lainnya adalah cahaya. Karena cahaya dapat menghasilkan bayangan yang nantinya dapat membiaskan sebuah bentuk dan dimensi yang indah. 

Bukan hanya persoalan bayangan saja, tapi bagaimana kita dapat “memainkan” elemen pencahayaan sehingga mampu memperkuat dan memberi “jiwa” untuk foto tersebut. Fotografi arsitektur harus menempatkan komposisi fotografi pada posisi penting. Elemen-elemen titik, garis, bentuk dan wujud dalam karya arsitektur harus mampu menjadi komposisi yang indah saat dilihat. 

Komposisi berhadapan dengan persepsi, dan persepsi berdiri di atas imajinasi. Demikianlah fotografi arsitektur berdiri kokoh di atas pemahaman estetika visual.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ada 11 tips yang saya rasa, dapat dijadikan panduan awal fotografi arsitektur ini, dan ini adalah tipsnya: (naskah disadur dari laman foto.co.id, dan artikel asli bias dibaca di tautan ini)


1. PASTIKAN KESIAPAN KAMERA DAN LOKASI ANDA

Jika anda benar-benar mendambakan/menginginkan foto terbaik, maka anda harus mempertimbangkan untuk selalu membawa kamera kemanapun anda pergi, karena anda tidak pernah tahu kapan inspirasi itu akan muncul. Tapi, jika lokasi yang hendak anda jadikan subjek pemotretan sudah dipilih sebelumnya, maka pastikan anda siap untuk lokasi tersebut. Misalnya, bangunan yang anda tentukan sebagai subjek adalah tempat bisnis, maka periksalah/cari tahu jam-jam berapa saja tempat itu dibuka.

Disamping itu juga, anda harus memeriksa segala sesuatu pada subjek pemotretan anda bersama dengan pemiliknya, atau juga mencari tahu keadaan sekitar tempat anda, apakah memerlukan izin untuk mengambil foto atau tidak. Kelalaian karena bersikap acuh tak acuh atau tidak mau tahu bisa membuat anda berada dalam masalah serta menghambat anda memperoleh kesempatan untuk mendapatkan foto yang baik.


2. GUNAKANLAH PERALATAN FOTOGRAFI YANG TEPAT

Adalah hal yang sangat penting untuk memiliki peralatan fotografi yang tepat untuk pekerjaan yang sobat lakukan. Jika hal itu berhubungan dengan fotografi arsitektur, dengan tampilan yang lebar (wide angle), maka lensa dengan sudut ultra yang lebar merupakan pilihan terbaik.

Jenis lensa pilihan anda memungkinkan anda untuk mendapatkan komposisi yang dramatis serta memberikan anda kemampuan untuk menyesuaikan seluruh kerangka bangunan yang merupakan subjek anda menjadi satu sasaran. Namun, tidak semua bangunan akan masuk ke-setiap sasaran anda. Di sinilah kamera dengan format panorama/keindahan alam dapat bermanfaat. 

Sementara beberapa kamera menawarkan in-shot-stitching tentang keindahan alam, maka pertimbangkanlah penggunaan Hugin atau PTGui, yang merupakan dua jenis perangkat lunak yang memungkinkan anda untuk menggabunggkan (menjahit) gambar panorama/keindahan alam menjadi satu setelah pengambilan gambar. Hal ini juga bermanfaat jika anda memotret dengan menggunakan kamera Digital Single-Lens Reflex (DSLR).


3. GUNAKAN WAKTU SEBAIK MUNGKIN

Salah satu faktor penentu untuk menghasilkan foto arsitektur yang menakjubkan adalah waktu. Pastikan bahwa anda memiliki waktu yang cukup saat hendak memotret, misalkan sehari. Hal ini tidak hanya memberikan anda waktu yang cukup untuk mendapatkan gambar yang anda inginkan, tetapi memungkinkan anda juga untuk memperoleh kesempatan menjelajahi bangunan-bangunan yang bakal menjadi objek foto anda. 

Dengan waktu yang cukup, anda bisa berjalan-jalan serta melihat semua sisi bangunan untuk menemukan daerah-daerah mana yang memberikan latar yang bagus serta unik untuk foto anda. Jadi siapkanlah waktu yang lebih jika anda ingin menghasilkan foto arsitektur yang menakjubkan dan bagus.




4. AMBILAH GAMBAR PADA KONDISI CUACA YANG BERBEDA-BEDA

Memperhatikan laporan/prakiraan mengenai cuaca adalah cara yang bagus untuk memastikan gambar yang sempurna. Ini bukanlah berarti bahwa anda hanya bisa melakukan pemotretan pada saat matahari bersinar. Bahkan, anda mungkin akan terkejut ketika menemukan bahwa foto-foto terbaik diambil saat badai menggulung diatas kepala anda serta langit yang sedang mendung. Awan yang berputar-putar, hujan gerimis yang sedang turun, dan kemungkinan pelangi, benar-benar dapat meningkatkan suasana serta kualitas foto anda.


5. PERHATIKAN CAHAYA YANG ADA

Anda mungkin akan terkejut saat melihat bahwa betapa bedanya suatu bangunan dan sekitarnya pada saat matahari terbenam di malam hari atau menghilang di balik awan dengan saat matahari bersinar cerah pada waktu siang. Untuk melihat perbedaanya, maka ambilah beberapa gambar pada siang hari dengan berbagai sudut (angle) bangunan untuk melihat bagaimana mereka terlihat. 

Kemudian, kembalilah pada malam hari dan lihatlah apa yang berubah tentang bangunan dan lingkungan disekitarnya. Anda akan melihat dan menemukan bahwa ketika matahari terbenam, bayangan yang berbeda muncul dan bangunan akan terlihat dengan tampilan warna yang berbeda.

Jadi secara keseluruhan, gambar bangunan pada siang hari akan nampak berbeda dengan malam hari karena adanya faktor cahaya.


6. AMBIL GAMBAR DARI SETIAP SUDUT YANG BERBEDA

Sama seperti cahaya dapat memberikan efek pada cara bangunan terlihat sehingga memberikan anda posisi yang tepat saat mengambil gambar, demikian pula halnya dengan sudut (angle) yang berbeda-beda. Masing-masing angle memiliki ketertarikan yang berbeda-beda. Karena itu, cobalah untuk mengambil gambar disetiap angle yang terlihat untuk menghasilkan karya yang bervariasi gantinya sama. 

Lebih dari pada itu, waktu memainkan peranan yang sangat penting dalam memastikan sudut (angle) yang tepat untuk foto anda. Karena dengan adanya waktu yang cukup, anda memiliki kesempatan untuk berjalan-jalan disekitar bangunan/gedung lokasi anda sambil mengambil beberapa gambar untuk memastikan sudut (angle) yang anda inginkan.


7. SELALU PERHATIKAN KOMPOSISI ANDA

Menempatkan beberapa pemikiran ke dalam komposisi fotografi anda merupakan hal yang sangat penting apalagi jika hal itu berhubungan dengan fotografi arsitektur. Carilah selalu sudut yang menarik dan unik dengan perspektif yang berbeda-beda bila memungkinkan. Pikirkan tentang prinsip rules of third, dan bagaimana anda melakukannya. 

Misalnya, daripada mengambil foto dari bawah, mengapa tidak naik ke atas. Jika anda memegang kamera anda (hand-held), maka aturlah ISO anda pada posisi 400 dan tempatkan kamera anda pada posisi yang aman. Tampilah kreatif dengan ide serta pemikiran yang unik dan jelas untuk menghasilkan gambar yang bagus dan indah.


8. GUNAKANLAH PERANGKAT LUNAK FOTOGRAFI YANG TEPAT

Setelah anda selesai mengambil gambar, ada beberapa hal yang dapat anda lakukan dalam meningkatkan kualitas foto anda agar terlihat bagus dan menarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan program perangkat lunak (software) fotografi yang tepat. Misalnya, Perfect photo suite, Dxo, dan Adope Photoshop. Jika anda tidak terbiasa untuk menggunakan perfect photo suite, Dxo, dan adope photoshop, maka anda juga bisa mencoba perangkat lunak yang lebih muda untuk digunakan yaitu apple aperture atau adobe lightroom. Itulah sebabnya, gunakanlah perangkat lunak yang tepat untuk menghasilkan foto yang menarik dan menakjubkan yang sesuai dengan keinginan anda.


9. WARNA ATAU HITAM PUTIH

Hal lain lagi yang perlu untuk diperhatikan dalam mengambil gambar tentang arsitektur (bangunan) adalah menentukan gambar foto anda, apakah berwarna atau hitam putih. Meskipun keputusan ini (menentukan warna atau hitam putih) murni dari fotografer itu sendiri, tapi ada beberapa poin yang harus dipertimbangkan. 

(1) Dalam fotografi arsitektur, saat anda mengambil gambar mengenai bangunan, maka warna bangunan itu merupakan fitur atau tampilan yang paling penting yang ingin anda soroti. Oleh karena itu, mengambil gambar yang berwarna mungkin menjadi pilihan terbaik. Namun sebaliknya, 

(2) jika anda hanya ingin untuk menyoroti jalur struktural bangunannya saja, maka lebih baik mengambil gambar dengan tampilan hitam/putih saja.


10. PEMERIKSAAN KEMBALI PASCA PEMOTRETAN

Pemeriksaan kembali hasil foto setelah selesai pemotretan merupakan hal yang menarik dalam menghasilkan foto yang keren dan bagus. Pemeriksaan ini meliputi: warna, ketajaman gambar, dan contrast. Anda dapat menggunakan perangkat yang cocok dalam melakukan pemeriksaan terhadap foto-foto anda. Misalnya, Dxo dan Adobe Photoshop. Penggunaan perangkat yang tepat dapat memberikan hasil akhir yang bagus terhadap kualitas foto anda.


11. CARILAH LOKASI YANG UNIK

Pemilihan lokasi pemotretan yang tepat memberikan anda kesempatan untuk memperoleh gambar yang bagus. Ada begitu banyak bangunan yang terkenal disekitar kita tepatnya ditempat dimana kita berada yang hampir semua bangunan tersebut telah dijadikan subjek foto berulang-ulang kali sekalipun dengan tampilan cahaya yang berbeda-beda serta kondisi cuaca yang tidak sama. 

Namun, hal inilah (pemilihan lokasi foto) yang menyebabkan kenapa tempat-tempat tersebut terkenal/dikenal oleh banyak orang. Namun, terlepas dari semuanya itu, carilah lokasi yang belum pernah ada (difoto oleh banyak orang), dan hasilkanlah foto yang bagus mengenai lokasi tersebut sehingga membuat orang-orang nantinya tergila-gila untuk pergi melihat lokasi yang anda hasilkan itu.


KESIMPULAN

Fotografi arsitektur atau fotografi yang menggunakan objek foto seperti bangunan dan sejenisnya merupakan suatu hal yang menarik dalam menghasilkan gambar-gambar yang bagus tanpa batasan yang berarti misalnya bangunan yang sudah lama/tua. Fotografi arsitektur yang sempurna dapat kita peroleh hanya dengan pelatihan dan pembelajaran yang terus-menerus. Ingat, segala sesuatu memerlukan proses, demikian juga halnya dengan fotografi arsitektur.

Memang pada awalnya atau saat anda baru akan memulai hal ini, segala sesuatu mungkin kelihatannya tidak berjalan sesuai dengan keinginan anda. Tapi, janganlah menyerah. Teruslah berusaha dan jadilah kreatif, karena hasil akhir tidak akan menghianati usaha dan kerja keras yang telah anda lakukan. Ingat, untuk mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan kesabaran dan ketekunan. Jangan mudah menyerah dengan keadaan yah sob.

Sekian artikel yang bisa kami bagikan buat anda semua pecinta fotografi. Kiranya artikel ini bisa bermanfaat. Selamat mencoba …

Senin, 16 Desember 2019

Fotografi Komersial - Foto Gedung (Nasehat untuk fotografer?)...Bagian Kedua



Kemayoran, Jakarta, Senin, 16 Desember 2019

(Ini adalah sambungan kisah dua babak. Babak pertamanya adalah yang saya posting kemarin dulu. Jika Sobat sedikit bingung membaca cerita ini, tak ada salahnya kalau Sobat sekalian membaca bagian pertamanya, disini)


Rumah Juragan

“Masuk Mas, maaf karena meminta si Mas untuk datang selarut ini”. Seorang laki-laki paruh baya keluar dari rumah, dan mempersilahkan kami untuk masuk. Lalu kita diajak duduk di teras, bicara sana-sini, walaupun sebenarnya si Juragan itu yang bicara (lebih tepatnya monolog), dan kami hanya mendengar saja sambil sesekali senyum atau mengangguk, mirip boneka mainan anak perempuan tetangga saya. 

Si Juragan ini usianya mesti sekitar 50-an. Perawakannya tegap, kelihatan neces dan kelimis. Ini pasti si Juragan yang dibicarakan oleh kawanku Bedul. Wajarlah kalau kawanku itu bisa mau kerja tanpa omong-omong ongkosnya berapa, dan juga tanpa persekot sama Juragan ini. Orangnya kharismatik. Bisa ditebak, orang ini direktur atau petinggi suatu perusahaan, atau bisa jadi pemilik perusahaan. Gaya bicaranya, pembawaannya, dan pemilihan kalimatnya juga apik. Sangat terpelajar. 

Kikuk rasanya saya ditengah suasana macam ini. Jiwa serampangan saya seperti dipasung. Mesti bertingkah yang serba kaku alias serba tertata seperti ini, bikin badan saya gatal-gatal dan pantat panas. Untunglah saya tak harus bicara, jadi saya tak perlu bermanis-manis kata menanggapi si Juragan ini, bisa kena bengek saya nanti.


Setelah berbasa-basi cukup lama, rupanya kawan saya si Bedul tak tahan juga. Saya lihat, si Bedul mulai salah tingkah, mungkin dia merasa tak enak kalau bicara langsung minta uang, tapi dia juga tak tahan harus mendengar monolognya si Juragan lebih lama lagi. Dan untunglah, rupanya si Juragan ini peka juga hatinya, atau mungkin, dia jadi sadar ketika melihat kami jadi gelisah seperti anak kecil menanti giliran untuk disunat.

“Jadi begini mas B……(saya sengaja sembunyikan nama asli kawan saya itu, tak enak rasanya kalau nama aslinya harus diketahui orang lain), Saya tak tahu harus bilang apa sama mas. Akhir-akhir ini, bisnis sedang kurang bergairah, semuanya serba idle. Banyak investasi saya yang hingga saat ini belum juga menghasilkan. Sedangkan cost yang harus saya keluarkan jumlahnya semakin besar, dan tak bisa ditunda. Saya terpaksa harus memilih, untuk mendahulukan cost prioritas saya terlebih dahulu.”

Sampai disini, saya mulai tak enak hati, saya mulai bisa menebak kemana arah omongan si Juragan ini. Dalam kepala saya, satu persatu makanan enak yang rencananya akan saya makan nanti, mulai pudar ditiup angin. Saya lihat, kawan saya Bedul juga kelihatan tambah gelisah.

“Jadinya bagaimana pak?” Bedul mulai buka suara, makin terdengar seperti anak merajuk.

“Yah, seperti yang tadi saya bilang mas, untuk saat ini, saya memang harus memilih yang prioritas dulu. Dan proyek foto itu bukanlah prioritas untuk sekarang. Jadi, saya harap, mas B… mau mengerti dengan keputusan saya ini. Mohon maaf mas, saya juga sebenarnya tak berniat untuk tidak memenuhi kesepakatan kita.”


Bayangan tumpukan makanan yang sudah saya tata rapi dalam kepala saya, sekarang sudah benar-benar musnah, hilang tak berbekas.

“ini kali saya betul-betul minta tolong, Pak, Saya ada…,
saya perlu betul…” 

Juragan kelihatan sedikit kesal. Dia buka map, dikeluarkannya foto-foto hasil jepretan kawan saya itu. Dipelajari, ya sebentar, ditimbang-timbangnya satu persatu foto-foto itu.

“kalau tujuh ratus ribu, bagaimana?”

Tujuh ratus ribu rupiah? Untuk pekerjaan yang edan-edanan seperti itu, dengan ongkos yang juga tak main-main, hanya dihargai tujuh ratus ribu rupiah?
Bedul tak menjawab. Mata saya mulai berkunang-kunang. Si juragan kelihatannya enggan untuk melihat keadaan kami berdua. Kemudian Juragan buka suara.

“Sebenarnya saya tak ingin mengecewakan mas, tapi, kalau mau bicara professional, seharusnya si mas mengajukan proposalnya dahulu mengenai cost pekerjaan ini. Saya sih bisa saja tak membayar, karena memang tidak ada kesepakatan di awal mengenai berapa nilai costnya, term nya seperti apa.” Si juragan masih saja berkicau, menggurui kami.

“Ini sekedar nasehat saja ya mas, seandainya si mas menawarkan proposalnya terlebih dahulu, kan saya bisa menimbang-nimbang segala sesuatunya sebelum mengatakan menyetujui atau tidak. Saya pikir, mas-nya ini sekedar memberikan portofolio saja kepada saya, sekedar pembuka jalan untuk kelanjutan kerja sama kita ke depannya, yah, semacam perkenalan lah”. Sejurus kemudian, si Juragan tersenyum, dan menurut saya, senyumnya lebih mirip ejekan ketimbang senyum biasa.

Bedul masih saja diam. Saya makin tak sabar, saya merasa kami dipermainkan, dibohongi. Saya tendang kaki Bedul, supaya dia mau jawab omongan si Juragan semprul itu.

“Begini saja pak, anggap saja itu portofolio saya, dan terserah bapak mau menghargai berapa untuk foto-foto itu.” Akhirnya si Bedul buka mulut juga. Tapi hati saya dongkol, masa dia bilang terserah saja? Memangnya ini kerja bakti, zonder ongkos?

“Ya, seperti yang saya bilang tadi, kalau portofolio seharusnya gratis, tapi kan itu tidak etis. Ya sudah, ini diterima saja, tujuh ratus ribu, dan menurut saya, nilai segitu sudah sesuai dengan kerja si Mas, iya kan?”. Ujar si juragan sambil menyodorkan amplop.

“Baik pak, saya terima”. Jawab si bedul sambil mengambil amplop yang disodorkan si Juragan tadi. Lalu dia menepuk bahu saya, dan berdiri. “Kami permisi pak, kebetulan jadwal kami padat hari ini. Jadi kami harus buru-buru, ada job foto yang menunggu.”

“Job foto? Job foto dengkul-mu itu!” maki saya dalam hati. Tapi saya setuju juga dengan Bedul, yang penting segera pergi dari sini, kepala saya rasanya pening betul kalau harus lihat si Juragan atau harus mendengar lebih banyak lagi nasehat dari mulutnya. 

“Oh, silahkan! Memang, pekerjaan itu memang harus dikejar, dan kalian sebagai generasi muda, harus lebih cekatan dan juga sigap, jangan hanya berpangku tangan.” Si juragan juga ikut berdiri sambil mempersilahkan kami. 

“Lain kali, kita akan bekerja sama ya mas. Saya suka dengan hasil foto mas…, berkelas.” Ujar si Juragan di teras rumah. 

“Ya, mungkin” Bedul menjawab singkat dan datar. Tak lama kemudian, kami sudah di atas motor meninggalkan istana si Juragan dengan sejuta kemewahan kreol-nya yang ternyata nol besar.

Rupanya, si Bedul ada janji bayar hutang hari itu pada tukang nasi depan kosan. Lima ratus ribu. Dan hutang pada kios rokok juga sudah jatuh tempo, seratus lima puluh ribu. Tinggal sisa lima puluh ribu.

“Lebihnya ini kita belikan rokok dulu om, kemudian boleh kita makan sama-sama…,kita habiskan semua, habiskan semua!”

Lima puluh ribu dikurangi tiga puluh ribu untuk rokok, tinggal sisa dua puluh ribu rupiah. Sisanya akan dihabiskan untuk makan berdua.

“Saya pulang sajalah, Dul”
“Pulang bagaimana Om?
“Maksud saya, saya pulang saja Dul…,saya tak enak badan…,tidak ikut makan…”
Kami berpandangan dan sama-sama mengerti. Bedul makan sendiri.

Di jalan, sewaktu naik motor, saya ingat, saya masih ada satu bungkus mie instan dan telur di rumah, cukup rasanya kalau untuk saya makan sendiri. Dan itu masih lebih baik ketimbang barisan hidangan enak di kepala saya yang menguap satu persatu tadi.
Tapi, di pertengahan jalan, motor saya mogok, kehabisan bensin!
Lengkap sudah penderitaan!


Catatan:
Untuk sobat-sobat yang masih belum paham betul apa artinya fotografi komersial, ada baiknya saya tulis di bawah ini, tentang apa itu fotografi komersial. Silahkan menikmati.

Commercial Photography atau fotografi komersial yaitu foto yang memiliki nilai jual serta fotografi ini dibuat sesuai dengan tujuan komersial, contohnya untuk iklan dari sebuah produk, untuk poster, atau yang lainnya. Dan sudah pasti Anda akan memperoleh bayaran dari pihak yang sudah menyewa jasa Anda. Biasanya dari pihak penyewa akan memberikan pengarah untuk style. Sementara seorang pengarah gaya tidak semuanya mengetahui dengan baik mengenai fotografi. Oleh karena itu, Anda sebagai fotografer harus mampu berkomunikasi dengan pengarah gaya dengan baik.

Untuk commercial photography Anda bisa dilakukan dengan beberapa teknik yaitu dengan memperhitungkan komposisi serta arah pencahayaan, pencahayaan harus baik karena sekarang hampir setiap studio sudah bisa mengetahui cara untuk mendapatkan pencahayaan yang baik, menggunakan talent atau model yang mempunyai bakat setipe, strategi warna dan modifikasi menggunakan teknologi yang modern misalnya untuk gerak cepat, efek asap, serta slow motion.

Itulah teknik yang bisa Anda gunakan dalam komersial fotografi, karena foto Anda untuk sebuah perusahaan maka Anda harus memperhatikan dari setiap teknik yang ada. Berikut ini adalah beberapa jenis dari fotografi komersial yang bisa Anda ketahui.


Beberapa Jenis dari Commercial Photography

1. Fotografi Advertising
Fotografi advertising atau fotografi periklanan yang biasanya digunakan dengan tujuan untuk menyoroti sebuah produk, merek, layanan atau individu di dalam media cetak atau digital.

2. Fotografi Aerial
Atau bisa disebut dengan fotografi udara yaitu pengambilan gambar yang dilakukan dari udara menggunakan sebuah pesawat, parasut, helikopter, atau bisa menggunakan drone. Di dalam fotografi ini menggunakan konsep yaitu focal length, cakupan stereoskopis, serta peta indeks.

3. Fotografi Arsitektur dan Interior
Jenis dari commercial photography yang selanjutnya adalah fotografi arsitektur serta interior yang membidik gambar untuk struktur, interior rumah, bangunan, restoran, maupun sebuah ruangan. Di sini fotografer akan menggunakan teknik keahlian serta pencahayaan dan kreativitas dalam mengabadikan untuk keapikan dari interior sebuah ruangan. Biasanya fotografi seperti ini akan digunakan dalam promosi sebuah rumah, hotel, villa, restoran, atau sejenisnya.


Fotografi ini bisa dikatakan sebagai fotografi komersial yang khusus. Industri dari makanan akan selalu menjadi industri yang terkenal dan sudah mengalami beberapa perkembangan yang pesat dalam beberapa waktu terakhir. Oleh karena itu, kebutuhan fotografer pada bidang ini bisa terus meningkat.

5. Fotografi Olahraga
Fotografi olahraga tujuannya yaitu mengabadikan kejadian-kejadian yang penting serta patut untuk diabadikan di dunia olahraga. Biasanya digunakan dalam menulis sebuah berita olahraga maupun berita yang berhubungan dengan atlet di satu jenis olahraga.

6. Fotografi Perhiasan
Fotografi ini biasanya digunakan untuk brosur, media sosial, atau iklan digital. Fotografi perhiasan akan memperlihatkan beberapa aspek keindahan serta keunikan dari sebuah cincin, giwang, kalung, dan perhiasan lainnya yang mana hal tersebut adalah tolak ukur dari seorang fotografer perhiasan.

Itulah di atas mengenai beberapa jenis commercial photography yang bisa Anda ketahui. 

Senin, 09 Desember 2019

Spot fotografi - Museum Bank Indonesia



Kemayoran, Jakarta, Senin, 9 Desember 2019

Salam jumpa lagi sobat jepret dimana saja sobat berada. Kalau kemarin-kemarin saya sudah memposting tentang tips dan trik dalam fotografi, maka kali ini yang akan saya tulis adalah tentang salah spot fotografi di Jakarta, yaitu Museum Bank Indonesia. Spot fotografi ini memang terbilang unik, terletak di Kawasan Kota Tua, yang memang sudah terkenal sebagai salah satu spot foto favorit di Jakarta. 


Museum Bank Indonesia punya keunikan tersendiri, jika dibandingkan dengan spot lain di kawasan itu. Arsitektur gedung ini terbilang menarik. Dominan dengan warna putih, menjadikan spot ini berkesan cerah dan juga terlihat menonjol. Sangat berbeda dengan Museum Bank Mandiri yang berada tepat di sebelah gedung ini. Arsitekturnya mengusung berbagai aliran arsitektur Eropa yang sedang in pada era itu. Secara umum, Museum Bank Indonesia termasuk dalam Arsitektur Neo-klasik. 


Ada beberapa gaya arsitektur Eropa pada bangunan ini, yaitu gaya Yunani, Romawi, Renaissance, dan de Stijl. Dari semua gaya arsitektur tadi terangkum menjadi gaya Neo-klasik, karena arsitektur Neo-klasik cenderung mengalami pengulangan dan kemiripan pada gaya arsitektur Eropa sebelumnya. 


Bangunan hasil rancangan Ed. Cuypers ini merupakan bangunan dua lantai yang terdiri atas empat bangunan yang saling menyatu sehingga membentuk denah segi empat. Keempat sisi bangunan yang saling menyambung ini membentuk hall terbuka di bagian tengah. Facade bangunan museum penuh dengan ornamen-ornamen lokal, terutama Jawa, seperti motif sulur-suluran serta pilar-pilar yang terpahat pada dinding percandian di Jawa Tengah dan Yogyakarta. 


Deretan jendela tinggi, pilar-pilar, serta rooster memenuhi dinding luar bangunan sehingga bangunan ini tampak raya akan ragam hias. Pada atap bangunan terdapat lucarne, yang selain berfungsi sebagai pencahayaan sekaligus sebagai aspek estetika. Pintu masuk utama bangunan ini terdapat di sisi selatan, dimana terdapat beberapa anak tangga menuju ruangan lobby museum.

Nah, supaya artikel ini bisa berguna, ada baiknya saya sertakan penjelasan dari beberapa sumber, yang memang sangat berkompeten dan memiliki penjelasan yang sangat obyektif tentang bangunan ini.

Sejarah Museum Bank Indonesia di Jakarta Terlengkap

Artikel asli ditulis oleh:  Henry Hafidz

Museum Bank Indonesia adalah museum yang memiliki sejarah panjang di dunia perbankan Indonesia. Bangunan yang sudah berusia tua yang dilestarikan menjadi cagar budaya ini letaknya berada di Kota Tua di Jakarta Barat. Tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Dulunya bangunan Museum Bank Indonesia adalah bangunan milik Hindia Belanda dengan nama Netherlands Indies Gulden atau De Javasche Bank yang menjadi bank sentral milik Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1953, bank milik Hindia Belanda ini dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia. Selain menyimpan sejarah sistem perbankan di Indonesia, Museum Bank Indonesia juga menyimpan mata uang dari zaman dulu.


Sejarah Museum Bank Indonesia Pada Masa Kolonial dan De Javasche Bank

Sejarah Museum Bank IndonesiaSebelum dibangun menjadi bank, area ini pernah menjadi gereja untuk umat Protestan pada tahun 1625. Tapi pada tahun 1628 tempat ini dibongkar menjadi tempat meriam raksasa waktu Sultan Agung memimpin puluhan ribu tentara untuk menyerang Batavia. Penyerangan ini berhasil digagalkan. Seiring waktu, tempat ini berubah menjadi rumah sakit.

Sejarah Museum Bank Indonesia tak lepas dari masa penjajahan Belanda di Indonesia dan De Javasche Bank. De Javasche Bank terbentuk pada tahun 1828 sebagai bank sirkulasi milik Hindia Belanda dan bertanggung jawab mengurus Gulden Hindia Belanda. Sebelum menjadi bank, bangunan ini dulu adalah rumah sakit bernama Binnenhospital yang dibangun pada awal abad kedelapan balas dan ditinggalkan pada tahun 1780 karena rumah sakit dipindahkan ke Weltevreden (Weltevreden lokasinya kini di Sawah Besar, Jakarta Pusat). Bangunannya lalu dijual ke firma dagang bernama Mac Quoid Davidson & Co pada tahun 1801. Pada tahun 1831, De Javasche Bank membeli bangunan ini.


Bangunan tua rumah sakit dirobohkan di awal abad kedua puluh kemudian didirikan bangunan baru yang didesain oleh Eduard Cuypers. Cuypers adalah arsitek Belanda yang terkenal yang memiliki Biro Arsitek Eduard Cuypers & Hulswit (kini berubah jadi Architecten & Ingeniursbureau Fermont-Cuypers). Dengan gigih, Cuypers memasukkan elemen asli Indonesia di rancangannya dan merencanakan lima tahap pembangunan. Bagian muka gedung diselesaikan pada tahun 1909 dengan kombinasi arsitektur bergaya Neo-Renaisans dan ornamen ala Jawa di detailnya. Bagian dalamnnya dirubah sedikit setelah renovasi pada tahun 1926.


Sejarah Museum Bank Indonesia Era Penjajahan Jepang

Dunia tenggelam di era Perang Dunia Kedua dan di masa inilah Jepang berhasil menguasai Hindia Belanda. Belanda terusir dan kini Hindia Belanda dikuasai Jepang. Tapi bank ini tidak terkena pengaruh terlalu besar atas terusirnya Belanda. Masih berfungsi sebagai bank sentral hingga kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Rupiah pertama dicetak pada tahun 1944 di bawah pengawasan Jepang sebagai usaha untuk menasionalisasi identitasnya.


Sejarah Museum Bank Indonesia Setelah Indonesia Merdeka

Perlu waktu lima tahun agar Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Belanda yang tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia merupakan penyebab pertempuran surabaya dan penyebab terjadinya pertempuran ambarawa. Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950, Indonesia menahan keinginan untuk mengubah De Javasche Bank menjadi bank sentral Indonesia. Baru setelah dendam antara dua belah pihak bertambah, akhirnya Indonesia berhasil menasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada tahun 1963. Pada tahun 1962, bangunan baru yang menjadi pusat bank sentral telah selesai. Bangunan tua ini lalu ditinggalkan. 


Akhirnya pada tahun 2006, diubah menjadi museum dan dibuka secara soft opening oleh Gubernur Bank Indonesia pada saat itu yaitu Burhanuddin Abdullah. Kemudian pada peresmian tahap kedua atau grand opening, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara formal membuka Museum Bank Indonesia pada tanggal 21 Juli 2009.

Demikianlah penuturan saya tentang salah satu spot fotografi di Jakarta, yaitu Museum Bank Indonesia. Jika sobat-sobat ada sempat berwisata ke "Kota Toea", tak ada salahnya jika sobat singgah ke tempat ini. Siapkan kamera, dan puaskan hasrat untuk berfoto di sana. 

Semoga artikel ini berkenan untuk sobat-sobat sekalian.

Akhir kata, salam jepret untuk sobat semuanya.