Minggu, 18 September 2022

Komposisi Statis, Suatu Komposisi yang Menarik, Bukan Suatu Komposisi Yang Harus Dihindari! (penuturan bagian kedua)


Foto Obyek
Disajikan dalam komposisi Statis
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Minggu, 18 September 2022

Salam jepret Sobat sekalian. Mohon saya diijinkan untuk menyambung tulisan saya yang sudah tayang kemarin-kemarin dulu. Dan agar Sobat bisa paham, silahkan Sobat simak penuturan saya sebelumnya yang berjudul: "Komposisi Statis, Suatu Komposisi yang Menarik, Bukan Suatu Komposisi Yang Harus Dihindari! (penuturan bagian pertama)". Dan ini adalah penuturan bagian kedua, silahkan disimak:

Apa itu Statis dan Mengapa harus Statis?

Arti kata statis adalah tetap, diam, tidak bergerak. Entah pemahaman ini adalah hasil kesepakatan bersama atau memang sebuah ketetapan yang mutlak, penuturan yang paling banyak menjabarkan komposisi statis itu adalah:  apabila objek utama ada tepat di tengah-tengah frame. Mau objeknya bergerak atau diam saja, selama si objek berada di tengah-tengah frame, maka itu adalah fotografi statis. Bahkan banyak fotografer kelas berat (dengan jam terbang yang sangat tinggi) pun menuturkan penjabaran yang serupa; “fotografi statis itu jikalau objeknya tepat berada di tengah frame”. Oleh karena itu foto dengan komposisi ini tidak “dinamis”, dalam artian tidak sedinamis foto dengan objek di pinggir (selain di tengah).

Dalam aturan komposisi fotografi yang sudah sangat kesohor, yaitu aturan segi tiga, penempatan objek di tengah-tengah adalah hal yang diharamkan. Alasan utama menghindari posisi tengah adalah agar foto terlihat “luwes” dan tidak kaku. Dalam kasus ini, banyak fotografer yang akhirnya memperlakukan “ke-kaku-an” tersebut sebagai hal yang harus dihindari. Alhasil, secara tidak sadar, sebagian fotografer tersebut malah terkungkung pada berbagai aturan dan ketetapan, dan sedikit demi sedikit mulai kehilangan naluri “kemerdekaan” dalam memotret.  

Foto Obyek
Disajikan dalam komposisi Statis
trisoenoe.com

Untungnya, ada sebagian fotografer yang lebih memilih untuk “merdeka” dan tak memenjarakan naluri memotretnya dengan berbagai aturan-aturan baku tersebut. Salah satunya adalah fotografer seperti Henri Cartier-Bresson. Beliau justru menganggap kalau posisi tengah merupakan komposisi yang sangat ideal untuk menekankan sebuah arti, yaitu kuat dan dominan. Dan kalua mau jujur, di era yang lebih jauh ke belakang sebelum lahirnya fotografi, komposisi statis selalu digunakan oleh para pelukis realis, seperti pada lukisan portrait.

Jika Sobat menyelami sebuah foto, bagian manakah yang pertama akan Sobat lihat, terlepas dari apapun objeknya? Saya sendiri biasanya lebih fokus pada objek yang ada ditengah, dan kadang juga melihat dari bagian kiri sebuah foto (mungkin efek dari bawah sadar, dimana dalam keseharian, saya biasanya membaca tulisan dari kiri ke kanan) 

Secara visual, objek yang berada di tengah itu menandakan bahwa objeknya seakan mencitrakan diri sebagai kaku, kuat, simetris, seimbang dan juga dominan. Dominan disini bukan karena objek dalam foto tersebut besar, namun bisa dikarenakan objeknya memiliki warna yang beda, bentuknya unik dan sebagainya.

Foto Portrait
Disajikan dalam komposisi Statis
trisoenoe.com

Pada saat saya pertama belajar fotografi, kebanyakan memang objek saya posisikan di bagian tengah frame. Memang komposisi tengah akan menimbulkan kesan membosankan, tapi terkadang malah memancarkan kesan yang lebih kuat. Komposisi favorit memang tergantung selera, karena selera penikmat foto maupun kritikus foto juga sangat beragam. Dan menurut saya (sebagai seorang yang menikmati fotografi), foto dengan komposisi statis itu bukanlah suatu hal yang terlarang, melainkan satu bentuk komunikasi dari jiwa yang merdeka dan bebas (dan seorang fotografer yang sejati adalah manusia yang merdeka dan bebas).

Demikianlah Sobat jepret dimanapun kalian berada, penuturan bagian kedua, dan saya akan menyambung dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Komposisi Statis, Suatu Komposisi yang Menarik, Bukan Suatu Komposisi Yang Harus Dihindari! (penuturan bagian ketiga)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut menangis bersama saya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Dirangkum dari berbagai sumber, ditambah dengan penuturan dari beberapa orang sahabat fotografer (sekarang mereka ternyata tidak hanya minta ditraktir rokok dan gorengan, sekarang mereka juga sudah mulai minta disediakan mie instant pake telor. Dan setelah saya sediakan, barulah mereka mau bercerita. Sialan!)

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Sabtu, 10 September 2022

Komposisi Statis, Suatu Komposisi yang Menarik, Bukan Suatu Komposisi Yang Harus Dihindari! (penuturan bagian pertama)


Bunga!
Disajikan dalam komposisi statis
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Sabtu, 10 September 2022

Bagi Sobat yang punya kesukaan dalam hal jepret-menjepret alias memotret, pastinya sudah sangat paham, tentang apa itu komposisi dalam fotografi. Walaupun dalam hal definisi, tiap-tiap orang akan punya pendapat yang berbeda pula mengenai definisi komposisi ini, definisi dalam hal filosofi tentunya. Menurut seorang “Maestro” fotografi yang sudah sangat kesohor, yang bernama Arbain Rambey, komposisi fotografi itu adalah: “Masalah menempatkan berbagai benda yang terpotret dalam bingkai fotonya. Bagus tidaknya komposisi sebuah foto sangat tergantung kebutuhan pada foto itu sendiri. Komposisi bisa dibuat dengan mengatur benda yang akan dipotret, atau mengatur angle (sudut pengambilan) dan pilihan lensa untuk obyek pemotretan yang tak bisa diatur”. 

Ada juga yang menuturkan berdasarkan sudut pandang yang lain, seperti yang dikatakan oleh kebanyakan Sobat saya. Komposisi fotografi itu adalah cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini melingkupi elemen dasar dalam fotografi, yaitu garis, bentuk, form, warna, terang dan gelap. 

Walaupun penjabarannya beragam, tetapi semuanya sepakat, bahwa komposisi dalam dunia per”fotografi”an itu adalah hal yang mutlak ada alias tidak terpisahkan. Komposisi itu seperti “Bahasa” yang digunakan oleh fotografer saat bertutur melalui foto.

Menuju Lautan
Disajikan dalam komposisi statis
trisoenoe.com

Lalu, komposisi dalam fotografi itu apa saja?

Wah, banyak sekali Sob! Kalaupun saya nekat untuk bercerita kepada Sobat tentang apa itu komposisi, itu bakal lama sekali. Sampai botak sekalipun, belum tentu bisa kelar ceritanya. Jadi Sobat, kita bicara pendek-pendek saja ya, supaya saya masih ada sisa sedikit rambut di kepala saya.

Nah, sekarang, saya mau sedikit berceloteh tentang komposisi statis.

Benar sekali Sob, komposisi foto itu sebagian ada yang dinamis, dan ada juga yang statis. Kebanyakan fotografer punya keyakinan kalau komposisi statis perlu dihindari supaya hasil jepretan bisa berkesan dinamis dan hidup. 

Pertanyaannya, apakah keyakinan seperti itu benar secara mutlak? 

Bunga!
Disajikan dalam komposisi statis
trisoenoe.com

Belum tentu Sob. Seperti yang sudah saya tulis dalam tulisan saya yang lalu-lalu, fotografi itu bukanlah matematika, dimana segala sesuatu itu harus eksak dan mutlak. Fotografi itu urusan nadanya hati dan lantunan jiwa, jadi model "pikir-pikir ala matematika" harus dikesampingkan kalau sudah bicara tentang hati dan jiwa. Untuk itu, coretan saya kali ini akan coba bertutur tentang komposisi statis yang bisa juga menjadi nada yang apik dalam foto, dan menyuguhkan hasil jepretan yang ciamik.

Demikianlah Sobatku yang tersayang, penuturan bagian pertama, dan saya akan menyambung dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Komposisi Statis, Suatu Komposisi yang Menarik, Bukan Suatu Komposisi Yang Harus Dihindari! (penuturan bagian kedua)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut menderita karenanya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Dirangkum dari berbagai sumber, ditambah dengan penuturan dari beberapa orang sahabat fotografer (tentu saja harus dirayu dengan rokok dan kopi serta dibumbui dengan gorengan ala kadarnya)

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos