Senin, 22 Agustus 2016

WALL OF FAME #3

Edisi Wall of Fame no. 3
Postingan penyegaran selanjutnya, ditengah kalutnya suasana akibat isu-isu yang tidak jelas....Yaitu tentang naiknya harga rokok...maka saya beranikan diri untuk memposting wall of fame ini, sebagai bentuk pendinginan dan juga penghargaan luar biasa kepada seluruh Tallent dan juga Fotografer yang telah menghasilkan karya-karya ini,  yang menurut saya...sangat luar biasa. So... Cekidot ya sob!



















Demikianlah sohib-sohib sekalian, wall of fame edisi kali ini! 

ROKOK....OH.....ROKOK!!!!!



Cileduk, Tangerang, Senin, 22 Agustus 2016

Baru-baru ini, ada kabar buruk buat para "ahli hisap" di negeri Indonesia tercinta ini, cukai rokok bakal dinaikan oleh pemerintah, yang efeknya udah jelas banget, harga rokok bakal mahal sob!!, bahkan ada wacana untuk membuat harga rokok menyentuh 50 ribu perak perbungkus!


Wah...Aji gile!...ini berita yang bakal bikin para perokok berat (seperti saya!) langsung semaput dan kena sindrom "maju-mundur (gak pake) cantik"… Pingsan dan kliyengan 27 keliling! Terbayang sudah di otak yang nggak seberapa pinternya ini, nggaran yang kudu dikeluarkan untuk beli rokok bakal naik 4 kali lipat sob! Dan jelas-jelas bakal bikin timpang "saya orang poenya neraca keoeangan ya!"


Itungannya dibikin sederhana aja kaya gini...rokok sehari 1 bungkus, berarti 50 ribu perak sehari, dikali 30 hari...total pengeluaran = 1,5 Juta per bulan!...dahsyat sob! itu artinya 1/5 bahkan lebih dari total gaji abis buat beli rokok...duh gusti!...Berat betul hidup ini!

Saya pribadi, sangat setuju dan juga sangat tidak setuju dengan rencana pemerintah ini...Ambigu lah istilahnya! Saya setuju, karena kebijakan ini bisa bikin jumlah "ahli hisap" menurun, dan para penerus alias yang coba-coba untuk jadi perokok bakal banting stir, berpaling, sambil mengatakan "tidak" pada rokok! 


Soalnya, secara psikologis, saya nggak pengen juga lihat anak2 muda generasi penerus bangsa ini, jadi bengek alias batuk2 dan terkena dampak buruk dari rokok...Kan malu, pas olimpiade atau pas pidato di forum internasional, kudu diselingin sama batuk2...apalagi yang batuknya dahsyat...nggak keren lah pokoknya! belum lagi perokok pasif, belum lagi efeknya untuk kesehatan, dan lain-lain, dan sebagainya! Nah, disisi ini, saya setuju 100% tanpa reserve dah!


Tapi, saya adalah perokok berat, berarti, nanti saya bakal kesusahan dong dalam memenuhi hobi merokok saya, anggaran ngerokok bakal naik 4 kali lipat dong, berarti, harus hidup super "medit" dong biar segala sesuatu bisa berjalan normal, walaupun ada "bleeding" di sektor keuangan rumah tangga akibat naiknya anggaran rokok?...Nah, kalo dilihat dari sisi yang ini, atau dari sisi saya sebagai perokok, saya super nggak setuju dan menolak dengan amat sangat keras (pake cuih-cuih segala ih!) kebijakan ini! 

Nah lho! Terus gimana dong solusinya?

Nggak ada solusi mas bro sekalian para ahli hisap! Jalani aja, nanti solusi bakal ketemu kok! Solusi yang paling bagus sih berhenti sama sekali alias "ora ngudut blabar pisan"...Tapi kan berat tuh sob! 


Ya udah, pake solusi lain...Namanya solusi sistem 1-1-2...Apa tuh artinya? Artinya: " 1 batang beli kite sendiri, 1 batang kite minta ame temen, dan 2 batang kite ngelinting dewe alias tingwe!"...Dijamin, dengan metode ini, kuantitas merokok tetap sama, tapi pengeluaran juga nggak terlalu besar (walaupun ada efek sampingnya ya sob, kita bakal di-jauhin, di-hujat, di-bully, dan yang paling parah...di-nistakan oleh temen-temen gara-gara minta rokok  mulu!!). 

Dan kedepannya, akan banyak kaum perokok yang bersliweran di jalan dengan rokok "tjap boeatan sendiri"...alias beli tembako, linting sendiri!! Atau yang rada ekstrim...pake pipa cangklong!


Hahahaha...hadapi aja dengan ketawa ya sobat-sobatku, para ahli hisap sekalian! Jangan dibuat pusing, jangan dibuat "kemrungsung"...Jalani aja, dan berharap dengan penuh "kekhusukan", nanti akan ada solusi yang tepat dan elegan bagi setiap orang!

Salam ngudut ya Sob! Dan salam jepret selalu! 

Rabu, 10 Agustus 2016

TIPS FOTO HITAM PUTIH...


Bunga, dalam foto hitam putih
trisoenoe.com

Ciledug, Kamis, 10 Agustus 2016

Salam jepreto para sohib jepret sekalian, kali ini saya akan membahas seputar tips dan trik untuk foto dengan format hitam putih, suatu aliran fotografi yang sangat familiar dikalangan penikmat fotografi. Fotografi hitam putih memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh tipe aliran lain, fotografi jenis ini punya "kekebalan" terhadap terpaan waktu, menjadikan foto jenis ini lebih bernilai artistik sekaligus klasik, mendominankan karakter dari si obyek foto, sekaligus memancarkan "aura" historis dalam setiap framenya. Alasan-alasan inilah yang membuat banyak fotografer lebih memilih untuk "menghitamputihkan" karyanya, ketimbang menampilkannya dalam bentuk warna.

Berikut adalah 5 tips supaya foto hitam putih Sobat kelihatan lebih ciamik.

Foto gedung, dalam foto hitam putih
trisoenoe.com

1. Potretlah dalam format warna

Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena dalam mode ini sensor mengambil data dari 3 channel – Red, Green dan Blue atau RGB. Untuk itulah, foto hitam yang dihasilkan dari pengolahan foto warna menggunakan photo editor di komputer akan cenderung lebih baik kualitasnya. Karena mode BW di dalam kamera tidak menawarkan banyak pilihan. Saat menggunakan mode RAW dan BW bersamaan dalam kamera, tampilan di LCD kamera tentu hitam putih, tetapi sebenarnya tidak berpengaruh pada file RAW (tetap berwarna). Terlebih jika menggunakan RAW + JPEG, kamu akan mendapatkan fleksibilitas ekstra.


Bunga, dalam foto hitam putih
trisoenoe.com

2. Setting ISO Serendah Mungkin

Noise (bintik-bintik kecil putih yang muncul di foto anda) akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibanding dalam foto berwarna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto diproses nantinya, noise bisa diminimalkan. Tidak hanya dalam memotret hitam putih, setiap memotret selalu gunakan ISO terendah kecuali jika Sobat ingin mendapatkan shutter speed yang tinggi atau efek grain dengan sengaja.


Komposisi garis, dalam foto hitam putih
trisoenoe.com

3. Mendung adalah Saat Terbaik

Adanya mendung akan membuat kontras lebih rendah dan ini adalah saat terbaik untuk membuat foto hitam – putih. Sobat tidak akan terlalu peduli dengan warna langit yang abu – abu, toh dalam foto hitam putih tidak akan terlalu terlihat.


Bunga, dalam foto hitam putih
trisoenoe.com

4. Eksploitasi Tekstur, Pola dan Garis

Dalam foto hitam putih, tekstur atau pola dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik. Untuk itu eksploitasi-lah jika Sobat menemukan adanya komponen tersebut. Dengan memotret hitam putih, tentu Sobat sudah menghilangkan unsur warna lainnya, sehingga untuk menjadikan foto yang menarik dibutuhkan impact yang lebih.


5. Side Lighting adalah Cahaya Terbaik

Ketika memotret di luar ruangan untuk foto hitam putih, tonjolkan bentuk secara maksimal dengan mengandalkan pencahayaan samping (side lighting), sehingga jatuhnya bayangan jadi sangat menarik. Side lighting bisa terjadi saat Sobat memotret di pagi atau sore hari.

Sudah mengerti bagaimana membuat fotografi hitam putih yang baik? Silakan dicoba dan dapatkan hasil foto hitam putih yang dramatik.

Selasa, 09 Agustus 2016

MAKNA (BERTAHAN) HIDUP UNTUK SEBAGIAN ORANG!



Radio Dalam, Jakarta, 8 September 2016 

Semalam, saya benar-benar kebanyakan minum kopi. Dan efeknya udah ketebak Sob, saya benar-benar nggak bisa tidur! 

Daripada saya bingung dan iseng nggak karuan karena melek tak berkesudahan, saya putuskan untuk membongkar file foto-foto lama saya, sambil didelete foto-foto yang buat hati saya kurang berkenan. Lumayan juga, setelah cuci Gudang foto-foto tersebut, saya bisa hemat ruang di hardisk untuk simpan calon foto yang lain (yang entah kapan bisa saya jepret lagi!). 

Dan pas lagi asik memilah-milah, ketemu deh sama foto-foto ini, foto yang menurut saya, sangat mewakili sebagian (besar) penduduk Indonesia.


Sumpah Sob, saya sempat tercenung melihat foto-foto ini. Saya sedih sekaligus kagum dengan mereka. 

Sedih, karena saya miris melihat kondisi mereka yang boleh dibilang, serba “apa adanya (saya tak sampai hati kalau harus mengatakan “kekurangan”). 

Tapi, saya juga sangat kagum dengan mereka. Mereka masih bisa menyempatkan sesekali dalam kesehariannya, menyisipkan senyum dan tawa, walau untuk sejenak. 

Mereka bisa menjalani hidup dengan sangat indah. Bagi mereka, bertahan hidup adalah makna sebenarnya dari hidup itu sendiri! Tanpa perlu cengeng, tanpa perlu merasa dikasihani.

Orang-orang seperti ini mungkin adalah orang yang memiliki kebahagiaan dalam arti yang sebenarnya. Kebahagiaan yang datang karena mengisi dan memaknai hidup dengan cara yang paling mulia…

Bersyukur! 

Mereka mampu bersyukur karena mereka mampu mengenali dan memisahkan antara "keinginan" dan "kebutuhan"! 

Ya, memisahkan mana yang kebutuhan dan mana yang jadi keinginan. Satu hal yang ternyata sangat sulit dilakukan oleh sebagian besar dari kita, yang kadang menilai dan memperlakukan "keinginan" sebagai "kebutuhan", dan berusaha keras untuk mendapatkan keinginan (yang dianggap sebagai kebutuhan) tersebut.

Dan yang lebih runyam lagi...Sebagian orang akan berusaha untuk mewujudkan Kebutuhan (keinginan) tersebut…"dengan segala cara"!


Nah Sobat, Coba lihat mereka, dan bandingkan dengan diri kita....Masih nggak mau bersyukur?

Salam hormat, untuk mereka semua, karena sudah memberikan sesuatu yang sangat berharga untuk saya.

Bersyukur!

Selamat pagi Sob (ternyata pagi sudah menjelang), dan selamat beraktifitas.

Senin, 08 Agustus 2016

JAKARTA...KALO HARI SENIN...MANTAB...BERJUTA RASANYA!



Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 6 Agustus 2016

Hari Sabtu adalah hari yang paling ditunggu-tunggu sebagian besar warga Jakarta dan kota besar lainnya. Untuk satu alasan yang sederhana, tapi mendasar....Istirahat! Melemaskan otot, dan terutama melemaskan otak!

Istirahat dari rutinitas, istirahat dari macet, istirahat dari hal-hal yang sifatnya..."Menyebalkan dan Menjengkelkan!". 

Lho! Terus kenapa Sabtu? Kenapa nggak hari Minggu yang udah jelas-jelas libur, udah jelas-jelas nggak macet? 


Yah, kalo Sabtu kan hari peralihan, peralihan dari hari kerja ke hari libur, aura hari Sabtu rasanya itu mirip-mirip kaya antri di depan ATM pas gajian dateng, duit belum ditangan, tapi udah pasti di depan mata, rasanya nikmat banget! Dan masih ada satu keuntungan lagi, karena besoknya hari minggu, jadi bau-baunya hari Senin...nggak bakal kecium!
Beda kalo hari Minggu, walaupun libur, tapi aura hari Senin, udah ngetok-ngetok jidat, dan bikin benjol!

Terus, kenapa sih hari Senin jadi momok banget buat para pekerja, terutama yang kerja di Jakarta? 

Ya jelas aja momok banget, macetnya itu lho mas bro... "cetar membahana"....Dan makin nggak ketulungan akhir-akhir ini! Macet yang bisa bikin orang jadi "bego" untuk beberapa jam, dan berubah jadi luar biasa "beringas" kalo kesentil sedikit! 


Macet yang kadang berhasil mengubah sebagian orang (yang megang setir atau stang motor ya!) menjadi orang dengan profesi "baru"...Jadi musisi dadakan karena mainin klakson ga putus-putus biar kendaraan didepannya minggir, sukur-sukur lenyap sekalian, jadi asap, dan terbang ke angkasa!  
Jadi drumer dadakan (gedor2 kendaraan yang ngalangin jalannya sambil pasang tampang kaya rocker taon 80'an...alias sangar abis!), jadi petinju (Jotos-jotosan atawe berantem di jalan), jadi pembalap (motor dikebut ampe gas pool), jadi buronan (diudak-udak Polantas gara-gara nerobos jalur busway), atau jadi seniman (kalo potongan seniman gampang liatnya, pas macet, itu orang langsung nyundut rokok, dan pasang tampang dengan ekspresi..."Merenung").

Hahahahahaha...Jakarta dengan kemacetannya adalah 2 hal yang sama sekali nggak bisa dipisahkan, boleh dibilang...Akrab banget!....Sebelas dua belas kalo kata orang! 


Terus apa sih yang bikin Jakarta makin macet, dan macetnya makin gila?...Ribuan "AJ" (Ahli Jalanan ya sob...bukan Anak Jalanan!) sudah mengemukakan pendapat dan analisisnya, dari jawaban yang super sederhana (jumlah kendaraan nggak sebanding sama jumlah jalan), sampe jawaban super ngejelimet yang dibarengi dengan formula matematika tingkat dewa, bikin otak siapapun yang ngebaca langsung meleleh karena mumet pake kuadrat! 

Juga berbagai calon solusi sudah dicoba untuk mengatasi macet ini, mulai dari bikin jalan layang, jalan kolong, ganjil-genap, bus way, water way, nyepeda wae, sampe jalan kaki wae, dan kalo udah nggak ada jalan lain...ya "cicing" wae di rumah. 

Pemerintah kelihatannya sudah "pecah ndase" ngadepin persoalan ini, dan mulai berpikir untuk mindahin ibukota, ketempat lain, nuuuuunn jauh di sana! 


(Sekedar mengingatkan, dahulu kala,  Presiden pertama Republik Indonesia tercinta ini, Ir. Soekarno, sudah merencanakan pindahnya ibukota ke Kalimantan Tengah, karena beliau melihat dari sisi perkembangan kota sekaligus sisi keamanan dari sudut strategis militer, tapi entah kenapa, pemerintahan setelah era Soekarno nggak mau meneruskan ide ini, karena dianggap nggak masuk akal!.....Suatu pemikiran yang....Aneh!). 

Ide mindahin Ibu Kota adalah suatu ide yang sangat mahal, dan juga super duper rumit kalau dilakukan sekarang! Saat ini, pemerintah hanya berusaha mengatasi berbagai masalah di Jakarta, termasuk yang namanya macet dengan jurus "ala kadarnya", MRT, juga ganjil-genap nomor kendaraan, coba diterapkan, dengan harapan, para pengguna jalan raya akan sedikit terhibur dan lupa sejenak pada "penderitaan" kemacetan yang harus dijalani sehari-hari!


Walaupun ada ahli ekonomi yang ngasih penjelasan sederhana, kenapa sih banyak orang meninggalkan daerahnya, dan memilih untuk "Tumplek-Bleg" di Jakarta?...Karena 60% uang di republik Indonesia "hanya" beredar di Jakarta, alias...ekonomi belum merata di negeri ini sob!

Jadi, untuk saat ini, dan juga saat-saat mendatang, hari Senin akan terus macet seperti sediakala, bahkan lebih parah lagi ya para sohib.

Daripada marah-marah atau "ngedumel" nggak jelas dihari Senin, ada baiknya kita nikmati saja.....Karena selalu akan ada hari "Sabtu" untuk dinikmati.....Nanti!!