Sabtu, 06 Juni 2020

5 Alasan Mengapa Pecinta Fotografi Harus Mencoba 'Fotografi Jalanan'



Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Sabtu, 6 Juni 2020

Akhirnya, saya bisa menulis lagi sob! Sementara saat ini, situasi masih dirundung ancaman dari satu "mahluk" super kecil dari "trah" virus. Dan virus ini, walaupun namanya terdengar indah, tapi tingkah polahnya sangat jauh dari kata indah. Ya! Nama si virus ini adalah "Corona"! Si Corona ini ternyata bisa membuat banyak negara di kolong jagat ini kalang kabut, serta menangis sedih. 

Walaupun begitu ya sob, kita jangan mau kalah dengan si kecil tengil Corona ini. Ini saatnya kita bangkit, dan ini saatnya kita tunjukkan pada si Corona tengil ini, bahwa kita tak takut dan tak menyerah. Dan tulisan ini, moga-moga bisa menghibur sobat semua yang saat ini harus "terpenjara" dalam rumah, dan sama sekali tak mampu untuk jepret sana-sini. 

So, tanpa berpanjang lebar lagi, inilah artikelnya:

Untuk seorang fotografer yang “tulen”, berburu foto di jalanan bukanlah sekadar foto tentang human interest, potret kemiskinan atau foto tentang manusia yang lalu-lalang di trotoar. Seorang fotografer yang kreatif, akan berusaha untuk mendapatkan moment yang tak kalah menarik, seperti street photography yang mampu menyajikan dalam frame, tentang perubahan zaman dan dinamika ruang publik yang hidup dan dinamis.


Sekelompok "Slankers", Kemayoran, Jakarta

Beberapa fotografer yang terkenal, lahir karena kepiawaian mereka dalam memotret ala 'fotografi jalanan', seperti Henri Cartier Breson, Alex Webb hingga Erik Prasetya. "Street photography itu sejatinya merekam bagaimana ruang publik diperebutkan," kata Erik Prasetya, salah satu ikon street photography Indonesia dalam berbagai kesempatan.

Nah, berikut adalah beberapa alasan, mengapa seorang fotografer harus mencoba street photography: 

Alasan pertama.....genre fotografi ini bisa dilakukan di mana saja dan dengan kamera apa saja. Benar sekali sobat, street photography bisa diterapkan, saat di kota tempat sobat tinggal atau pada saat sobat sedang piknik ke luar kota, atau kebon binatang, atau saat cuma sekedar piknik di kebun tetangga sebelah rumah. Dan fotografi jalanan ini juga bisa dilakukan dengan santai, tanpa perlu memikirkan konsep yang berat-berat.

Orang mancing, Danau Cipondoh, Tangerang-Banten

Fotografi jalanan ini juga dapat dilakukan pada saat sobat sedang menuju tempat kerja atau pas lagi asik berlibur. Bisa spontan langsung jepret, atau bisa juga dengan bikin rencana atau riset terlebih dahulu. Pokoknya, genre fotografi ini super luwes dan juga tak perlu bikin pening sobat punya isi kepala.

Selain masalah kesederhanaan dan kepraktisan yang tadi saya sebutkan, genre fotografi ini juga tidak menuntut si fotografer dalam hal gear alias kamera. Kamera yang dipakai juga tidak perlu kamera mahal dan mewah. Cukup yang sobat miliki,  meskipun itu hanya kamera smartphone. Yang terpenting, maksimalkan setiap fitur yang ada untuk memperoleh hasil terbaik. Lagipula, kamera terbaik itu bukanlah kamera yang mahal dan berkelas, tetapi kamera yang terbaik itu adalah kamera yang sobat miliki.

Pengamen Ondel-Ondel, Bintaro, Jakarta

Lalu sobat tinggal jepret saja segala hal yang menurut sobat adalah sesuatu yang menarik dan pantas untuk diabadikan di dalam frame. Lagipula, tidak ada guna mempunyai kamera mahal tetapi hanya menjadi simpanan tanpa digunakan…..malah jadi jamuran, bener ga sob?

Alasan kedua…..genre fotografi ini gratis, zonder property yang mahal-mahal, dan juga apa adanya. Kalau sobat membandingkan genre fotografi ini dengan pemotretan indoor maupun foto konseptual, street photography memang benar-benar murah meriah. Cukuplah sobat bermodal dengkul dan kamera, tentu saja. Tidak perlu dipusingkan dengan segala macam tetek bengek peralatan lighting yang komplit maupun pernak-pernik fotografi yang super “mengerikan” seperti tripod dan sebagainya.

Tukang Becak, Larangan-Tangerang-Banten

Tetapi dengan eksekusi yang matang yang baik, meskipun minim dalam hal budget, tetap dapat menghasilkan foto yang ciamik. Apalagi kalau sobat sudah "menguasai medan tempur" dan mengetahui titik-titik fotogenik sebuah jalanan, street photography ini bakalan jadi aktivitas yang super menyenangkan.

Alasan ketiga.....street photography mampu menawarkan sesuatu yang dinamis, tidak monoton dan selalu ada hal yang baru. Sebab, dinamika obyek foto terus berkembang. Menyajikan hal-hal baru nan menantang dan menarik, tren dan mode yang selalu bergonti-ganti, human interest yang menyentuh, hingga momen dan kebiasaan yang penuh kejutan.

Jembatan Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah

Di satu spot atau area tertentu, sobat fotografer bisa mengeksplorasi apa saja. Seperti arsitektur, street fashion, mural, patung kota, orang bengong, orang yang lagi tidur, peristiwa yang tidak terduga.

Yang paling penting, sobat harus yakin dan optimis, bahwasanya selalu ada “harta karun” fotografi di tempat yang sudah sobat kenal atau di tempat baru dan unik. Dari landscape kota yang menawarkan gagasan-gagasan besar hingga hal-hal mungil yang nyaris tak tersentuh namun bisa menginspirasi siapa saja. Mulai dari potret kemiskinan atau kemakmuran sampai bunga liar yang tumbuh di trotoar.

Alasan keempat.....Fotografi jalanan ini bakal melatih kepekaan sobat terhadap lingkungan, empati sosial dan sobat juga harus memahami keseharian masyarakat. Street photography akan mengajak mata fotografer untuk mampu melihat dengan teliti apa yang terjadi di jalanan.

Penjual Burung
Kenayoran Lama-Jakarta

Dari yang termiskin hingga kaum mapan, dari bayi sampai lansia terlihat di jalanan sebagai bagian aktivitas sehari-hari. Semua terjadi begitu saja, alamiah dan tanpa rekayasa.

Dengan kata lain, street photography akan mengajak si fotografer untuk mengabadikan si obyek dengan Bahasa yang jujur dan apa adanya. Dengan melibatkan rasa dan emosi. Sampai pada suatu titik, street photography bukan sekadar persoalan fotografi yang super njelimet nan teknis (ISO-Diafragma-Speed) melainkan suatu genre yang mampu mempersembahkan sesuatu yang lebih besar dengan kreatif, ringan namun penuh bobot dan identitas tersendiri.

Alasan kelima, dan ini adalah alasan yang paling penting.....Karena seorang fotografer itu tak pernah berhenti untuk memotret, dalam keadaan apapun, dan dalam kondisi apapun.

Jadi Sobat....Mari kita terus berkarya. Salam jepret.

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 


2 komentar:

  1. Balasan
    1. Sama-sama om. Saya yang seharusnya berterima kasih, karena si om sudah Sudi membaca tulisan saya ini.
      Makasih banyak ya om

      Hapus