Selasa, 02 Maret 2021

Sekarang Lagi Pendemi Sobat, Jangan Motret Jauh-Jauh Ya !!! (Episode bukan Hitam Putih)


Bunglon
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Selasa, 3 Maret 2021

Banyak sekali fotografer pemula yang begitu bersemangat dan juga agresif pas awal-awal mencoba memotret. Segala macam trik, gaya dan juga gear dijajalin, dan berbagai macam target juga dijepret secara total. Belum lagi berbagai macam genre alias aliran fotografi dicoba dan diselami untuk mencari “madhzab” yang cocok dengan selera jiwa. Dan kalau perlu, hunting foto ke berbagai tempat. Dari yang terdekat hingga yang terjauh, dari yang biasa-biasa saja, sampai yang paling gak masuk akal. Belum lagi duit yang harus dikeluarkan, bukan main-main…. tidak sedikit!

Bunga di atas kolam
trisoenoe.com

Tetapi sayangnya, banyak dari calon fotografer itu yang malah “layu sebelum berkembang”. Bukannya menemukan pengalaman baru, mereka malah jenuh dan bosan dengan 'rutinitas' memotret, apapun alasan dan motivasinya. Rutinitas jalan-jepret-edit-share; jalan-jepret-edit-share. Begitu seterusnya sehingga jadi hilang “rasa” dan mereka mengakhirinya dengan memilih untuk “mengubur” peralatan di drybox, di laci, di lemari, bahkan di pegadaian dalam waktu lama.

Nah, bila sudah pada fase tersebut ada baiknya Sobat menyimak saran yang dilontarkan seniman kontemporer yang bernama Teguh Ostenrik. Si seniman ini pernah berkata: “Untuk mendapatkan ide berkarya seperti memotret, tidak perlu jauh-jauh, cukup di sekitar kita, di dekat kita.” Dan ini beliau buktikan sendiri dalam kenyataan hidup.

Beberapa kali ia mendapatkan inspirasi dari hal sepele seperti tukang nasi goreng yang biasa lewat di depan rumah. Yang terpenting “gelora serta gairah” dan proses kreatif selalu ada didalamnya.

"Hanya radius 90 meter dari tempat kita berdiri, pasti ada yang bisa dieksplorasi. Saya percaya itu. Seperti ketika saya membuat seni instalasi wajan, itu idenya dari tukang nasi goreng," begitulah penuturan dari Tegus Ostenrik, merujuk pada karya instalasinya 'Wok Flower'.

"Waktu itu anak saya sedang membeli nasi goreng, saya perhatikan kok wajannya digoyang-goyang dan punya irama. Saya langsung gambar di komputer dan jadilah karya ini," sambungnya saat asyik ngobrol dengan penulis beberapa waktu lalu.

Saran seniman jebolan Lette Schule dan Hochschule der Künste, Jerman tersebut memang ada benarnya. Coba langkahkan kaki ke dapur. Begitu banyak perabotan memasak hingga interior dapur itu sendiri sebagai sesuatu yang bisa dipotret dengan hasil yang memukau dan estetik.

Kemudian ke ruang tamu, teras, pernak-pernik hiasan, tempelan kulkas, jepitan jemuran, mainan anak-anak, crayon menggambar atau apapun yang bisa disulap sebagai subjek foto yang menarik.

Bunga & Lebah
trisoenoe.com

Ketika membuka pagar, tengoklah kiri-kanan apa yang terlihat. Siapa tahu ada tetangga yang sedang asik bermain ikan cupang, atau asik mengulik tanaman alias menjadi ahli botani dadakan, atau bunga liar yang mekar di tanah kosong sebelah rumah yang sangat memukau. Lantas aktifkan 'naluri fotografi' pada area yang lebih luas seperti perumahan anda atau rute sehari-hari ketika beraktifitas.

Foto bunga
trisoenoe.com

Setelah membuat mapping, temukan pola dan kebiasaan lingkungan yang ditinggali. Dari tukang sayur yang lewat, jam buka-tutup bakso cilok atau apapun yang kira-kira dapat diekslporasi secara fotografi.

Dan yang terpenting memperhatikan kebiasaan arah datangnya sinar matahari. Sebab, cahaya matahari yang berpindah-pindah dari utara ke selatan patut dicermati dengan cerdas.

Foto bunga, dalam genre Miksang
trisoenoe.com

Dengan ilmu ini, pada tahap tertentu, fotografer mampu memahami karakteristik cahaya matahari (available light) pada tiap-tiap musim hingga jam per jam. Nantinya akan sangat berguna ketika melakukan streetphotography atau traveling photography dan landscape photography.

Misalkan rumah-rumah yang berada di selatan khatulistiwa dan menghadap ke utara akan mendapat sinar matahari sekitar bulan April-September. Sebaliknya, bagi yang menghadap selatan akan menikmati limpahan matahari pada Oktober-Februari.

Setelah melakukan survei kecil-kecilan, tunggu apa lagi? Tinggal eksekusi dengan kamera apapun yang Sobat miliki; bisa kamera smartphone, mirrorless maupun DSLR. Pencetlah shutter kamera dengan berbagai pendekatan yang memungkinkan, dan juga dengan berbagai gaya yang Sobat rasa, cocok untuk diterapkan.

Bisa dengan sentuhan human interest atau street photography. Bisa juga dieksplore secara detail dengan gaya stock photography atau still life. Dapat menjepret medium atau close-up. Dapat diminta berpose atau bergaya candid.


Oh iya Sobat, spot yang sama ternyata mampu menghasilkan foto yang berbeda pada saat dijepret selisih beberapa jam saja. Sebab, derajat posisi matahari, cuaca, kelembaban dan tingkat polusi udara sangat mempengaruhi hasil foto nantinya. Jadi jangan khawatir, memotret sekeliling rumah itu akan sangat menggairahkan dari hari ke hari.

Petani menggarap sawah
trisoenoe.com

Sehingga tidak perlu jauh-jauh ke Eropa, Afrika atau Raja Ampat untuk menemukan spot foto dan juga obyek foto yang ciamik. Melainkan di sekeliling rumah Sobat sendiri, spot foto dan juga obyek foto itu bisa hadir saban hari dengan warna dan rasa yang selalu berbeda.

Itulah sebabnya, kenapa jeprat-jepret itu sangat menyenangkan!

Salam jepret selalu ya sobat! Dan tetap semangat!

Tulisan ini terinspirasi dari artikel; "Tips Fotografi-Kehabisan Ide untuk Memotret? Coba Tips Ini"
Tayang di detikInet, Kamis, 07 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar