Senin, 28 Agustus 2017

Tips Fotografi - 10 Ide Untuk Memotret Kota



Ciledug, Tangerang, Banten, 26 Agustus 2017
(Telat posting, baru diposting Senin, 28 Agustus 2017)

Ini hari Sabtu! Kebetulan seharian ini cuacanya luar biasa "manis" alias puanasssss! Dan kalau cuaca lagi panas membahana seperti ini, 1001 alasan muncul di kepala untuk tidak bergerak alias "mendekam" di rumah dan tidak melakukan apa-apa. Iya juga, panas kaya gini! Siapa juga yang bersedia untuk ber "hangat" ria di luar ruangan, jangankan manusia, jin iprit sekalipun bakalan ogah diajak jalan!


Tapi, ternyata ada juga sebagian orang yang terpaksa untuk berada di luar ruangan, dengan bermacam-macam alasan, dan kebanyakan alasannya adalah...,"kerja"!

Ya!..,Kerja. Termasuk saya sendiri....,Terpaksa harus masuk kerja di hari ini! Udah hari ini hari Sabtu, panas pula! Bikin mood di hati jadi kacau balau macam es campur, campuran antara males, cape, sebel, eneg, muak, dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya!

Nah, daripada keselnya dilarikan ke hal-hal yang tidak berguna, ada baiknya saya nulis aja deh, masih tentang fotografi, tentang ide untuk memotret kota, so...demikian ceritanya...cekidot :

10 Ide Memotret Kota

Lingkungan urban penuh dengan kesempatan menarik untuk mengabadikan berbagai objek. Mulai dari gedung pencakar langit yang tersebar di kota sampai dengan kesibukan penghuninya yang berlalu lalang. Selalu ada banyak alasan membawa kamera ke lokasi-lokasi menarik ini.

Pada bahasan kali ini anda akan diajak untuk melakukan tur berbagai genre dan area kota, mulai dari merekam arsitektur sampai menangkap pemandangan dari udara dan panorama mengagumkan.


1. Memotret Arsitektur

Kota besar biasanya banyak bangunan-bangunan arsitektur yang brilian, mulai struktur bangunan modern sampai dengan bangunan klasik. Pada saat memotret gedung, penting untuk mengeksplorasi semua sudut pandang untuk mendapatkan view-view yang unik dan menarik. 

 Dekatkan dan arahkan kamera anda ke atas bisa jadi cara yang efektif jika ingin mendapatkan tampilan yang abstrak, atau bisa juga memilih mundur dari gedung dan membidiknya dari posisi berdiri.Yang perlu anda pertimbangkan adalah cahaya dan efek yang dihasilkan pada foto. Shadows kuat bisa menjadi gangguan, atau juga malah bisa dimamfaatkan jika ingin menciptakan foto abstrak.


2. Bermain dengan perspektif

Meski menggunakan lensa wide angle, seringkali kita masih tidak memperoleh cukup ruang untuk bisa mundur ketika merekam foto, karena jalanan yang ramai dan bangunan yang menghalangi. Artinya, masukkan seluruh gedung ke dalam frame bisa jadi hal sulit. Kalau anda tepat berada di bawah gedung dan mengarahkan kamera ke atas, akibatnya gedung akan terlihat lebih besar di bagian bawah daripada bagian atas, dan seolah terlihat condong ke belakang.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan lensa tilt-shift, tapi harganya mahal. Lensa tilt-shift memberi kesempatan kepada pengguna untuk menggeser bodi lensa seara dengan sensor. Kalau lensa ini di luar anggaran anda, gunakan software editing foto untuk mengatasi masalah ini.


3. Merekam dari atas

Kota tempat yang tepat untuk memotret dari titik pandang tinggi (high angle). Jalan yang terintegrasi, orang dan mobil yang melintas, ditambah dengan permukaan aspal yang dicat, menciptakan objek yang sempurna. Berkat gedung-gedung dan bangunan yang tinggi, yang banyak diantaranya terbuka untuk umum, anda bisa menemukan titik pandang tinggi untuk memperoleh foto bagus. 

Carilah bentuk dan tanda khas yang akan tampat menarik dari atas. Misalnya, zebra cross yang jadi titik fokus mencolok. Ketika hujan, payung-payung juga bisa menjadi objek menarik dari posisi di atas kepala. Hasil kreatifnya bisa sangat memuaskan, tapi ada beberapa tip keamanan dan teknis yang sebaiknya diperhatikan.


4. Memotret ke bawah tanah

Ada banyak kota yang memiliki dunia lain di bawahnya. Pergilah ke bawah tanah di kota-kota besar dengan mengeksplorasi sistem transportasinya. Pemotretan di bawah tanah bisa jadi cukup sulit. Karena alasan keamanan, anda tidak bisa menggunakan flash atau membawa tripod, sehingga pengaturan ISO harus dinaikkan.

Lensa fish eye merupakan lensa ultra wide angle yang mendistorsi perspektif, menciptakan hasil yang dinamis dan seru. Kalau anda menggunakan lensa ini untuk pemotretan di bawah tanah, anda bisa menegaskan bentuk lingkaran terowongan. Tampilan hitam dan putih juga dapat memperkuat garis.


5. Candid Photo

Keramaian kota juga dapat menyajikan kesempatan sempurna untuk memotret candid orang yang berlalu lalang. Banyak fotografer street mengadopsi cara tak terlihat atau candid, sehingga objek tidak menyadari kalau mereka difoto. Tetapi, anda harus memperlakukan orang dengan hormat jika menggunakan cara ini.

Henri Cartier-Bresson adalah lengendanya street photography. Pengaruhnya banyak membuat fotografer street terpikat pada hitam putih. Tidak melulu harus hitam putih, warna juga bisa menjadi alat yang kuat. Dengan mata yang cermat, anda bisa menangkap hasil yang mengagumkan.


6. Merekam street portrait

Walaupun foto candid street sangat menyenangkan direkam di kota, anda juga bisa memperoleh hasil yang efektif dengan membuat foto portrait di lingkungan urban. Tipe lokasi terbaik biasanya di bagian kota yang terabaikan atau terlantar, misalnya di depan tembok bata, grafiti dan area pembuangan sampah, bisa terlihat sangat bagus pada background. Jika anda ingin mendapatkan hasil yang lebih nge-grunge dan background lebih gelap, cobalah menggunakan flashgun eksternal untuk memberi pencahayaan.

7. Mengabadikan panorama

Panorama cara jitu untuk menangkap pemandangan kota yang menyeluruh. Dulu, merekam panorama tidak mungkin bisa dilakukan tanpa tripod head khusus panorama. Pendeknya, head mengubah posisi kamera secara bertahap sehingga foto yang diperoleh akan tersambung dengan pas. Berkat kecanggihan software editing foto, masalah tersebut kini tidak perlu dialami lagi. Artinya, anda hanya perlu kamera dan tripod, ditambah pemandangan spektakuler untuk dipotret. Photoshop photomerge salah satu tool paling mudah untuk menggabungkan beberapa foto.

Pasang kamera anda pada tripod dan posisikan pada orientasi portrait. Pilih lensa yang tidak memiliki jarak fokus terlalu lebar. Misalnya, jika dengan lensa 10-20mm, semua akan tampak kecil di kejauhan, jadi pilihlah lensa dengan jarak fokus sekitar 50mm.

8. Memotret close-up kreatif

Anda juga bisa membuat close-up kreatif ketika memotret jalanan. Rekamlah rambu dan tanda tertentu di jalan. Di photoshop, buatlah dokumen persegi dan gabungkan foto-foto tersebut menjadi satu frame untuk mendapatkan foto yang menarik.


9. Merekam kota saat malam (night photography)

Kota tidak pernah tidur. Senja waktu yang magis karena inilah saat ketika matahari tenggelam di balik cakrawala tapi pancaran sinarnya masih menyebar ke atmosfer di atasnya. Langit yang berwarna biru, dipadukan dengan lampu-lampu yang tersebar di kota, anda akan mendapatkan foto yang memukau.

Durasi senja akan bervariasi di setiap lokasi dan musim, tapi umumnya sekitar 30 menit sampai 1 jam.

Ketika merekam dalam kondisi cahaya rendah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Tripod wajib dibawa, karena guncangan kamera perlu dihindari, dan remote shutter release juga bisa membantu. Kalau tidak punya, sebaiknya gunakan pengaturan self timer pada kamera. Pikirkan juga tentang keselamatan diri. Jangan berdiri di dekat jalan yang ramai tanpa mengenakan pakaian yang mencolok dan pastikan tripod anda tidak menghalangi jalan kendaraan atau pejalan kaki.

10. Merekam time lapse

Dengan merekam serangkaian foto dan mengolahnya sekaligus, anda bisa menciptakan film mini sendiri. Pertahankan kamera pada satu titik, tripod mutlak diperlukan. Karena cahaya berubah secara drastis, rekamlah dalam modus aperture priority agar kamera mengkompensasi perubahannya. Pengolahan akan jauh lebih mudah jika foto direkam dalam Jpeg.

Jika anda akan memproses foto pada 25 fps dan ingin mendapatkan klip sepanjang 10 detik, artinya total anda perlu merekam 250 foto. Kalau anda merekam foto tersebut dalam durasi empat jam, sehingga anda akan merekam satu foto per menit untuk mendapatkan klip sekitar 10 detik. Banyak remote control yang bisa membantu pengaturan waktu dengan mudah. Anda bisa mengolah semua foto sekaligus dengan Picasa.



Demikianlah ide memotret kota yang mungkin dapat diterapkan oleh sobat-sobat semuanya.
Tidak mutlak dan tidak baku harus seperti penuturan di atas ya sob, sobat juga boleh menerapkan gaya sendiri atau memasukkan ide sendiri yang berlainan.
Sekali lagi, fotografi adalah seni, bukan eksakta atau ilmu pasti!

Salam jepret ya sobat, semoga artikel ini dapat berguna!



#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Selasa, 08 Agustus 2017

Fotografi Profesional (Sesaat Saja!)



Kemayoran, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017. 

Malam, pk. 19.45 WIB, hujan ga kira-kira deresnya. Untuk negara dengan 2 musim yang "resmi" (musim penghujan dan musim kemarau), dan puluhan musim "tidak resmi" (musim gundu, musim duren, musim kedondong, musim ditolak cintanya, dan lain-lain), hujan yang deresnya kaya gini bukan lagi hal yang bikin kaget, tapi juga bukan hal yang bisa bikin tenang juga !

Hujan kaya gini cuma berarti satu hal untuk di kawasan ini....banjir...... dan efeknya....macet ! 



Daripada menyesali kondisi yang ada secara berlebihan, sambil akting nangis-nangis dibawah siraman air hujan sembari bersenandung mendayu-dayu  "ala" film India, ada baiknya kegiatan "menjijikkan" tersebut, diganti dengan kegiatan yang nggak kalah kurang level "jijay" nya, yaitu posting tentang fotografi !

Kenapa postingan ini dianggap "jijay"?

Ya jelas, soalnya yang nulis gue, satu mahluk yang baru aja nyemplung di dunia fotografi, walaupun seneng foto dari jaman dahulu, tapi baru kesampaian menyalurkan hobby fotonya baru-baru ini aja!

Jadi, dijamin, perspektif gue tentang fotografi, atau ulasan gue tentang fotografi, akan sangat...."jijay"

So, Postingan kali ini, ada baiknya kita membahas tentang perubahan kharakter dari fotografi di Indonesia, terutama efek yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi kamera digital (alias kamera yang kaga pake rol film).



Sekedar menerawang ke masa lalu, jaman dahulu kala, kamera bukanlah suatu "benda" yang bisa dipegang, atau dimiliki oleh orang banyak. Soalnya, kamera itu sendiri harganya lumayan mahal, belum lagi filmnya, belum lagi nyucinya, belum lagi nyetaknya.....Waduh, dijamin, proses menghasilkan foto pada jaman baheula penuh dengan proses yang menyita waktu dan......uang! Belum lagi kalau ternyata, hasil fotonya tidak sesuai dengan harapan, misalnya, udah pasang tampang terbaik, eh, pas difoto, yang kejepret malah yang pas manyun, atawe merem, atau pas lagi ingusan, hadehhhhh, bakalan banyak sumpah serapah yang mengiringi  hasil akhir.



Iya sob, proses foto jaman dulu emang kaya gitu, insting dan skill si fotografer memang jadi penentu utama bagus tidaknya suatu foto. Beda jauh dengan fotografi sekarang, dimana kamera dengan sistem digital sudah menjadi perlengkapan utama. Roll film sudah digeser oleh memory card, insting sudah digantikan oleh display lcd, dan kepekaan dalam "menjebak" moment dalam bahasa shutter, sudah diganti dengan keleluasaan ruang dalam memory card. Fotografer bebas menekan shutter sebanyak mungkin, menangkap fragment dalam jumlah yang nyaris tanpa batas, sedangkan hasil foto bisa langsung dilihat, jika jelek atau tidak sesuai harapan, langsung di delete, dan foto lagi!



Lalu apakah skill fotografer sekarang levelnya kalah jika dibandingkan dengan fotografer jaman dahulu? Secara pribadi, saya akan menjawab......Tidak! Bagi saya, skill setiap fotografer dalam setiap masa tidak dapat diukur hanya dari hasil maupun proses saja, tetapi juga pada rasa dan kenikmatan yang didapatkan oleh mereka yang melihat hasil karya sang fotografer! Apapun alatnya, dimasa apapun, saya selalu menghargai setiap fotografer maupun obyek yang di "beku" kan dalam frame itu.Walaupun banyak beberapa orang yang "asal foto", namun, bagi saya, setiap fotografer yang berusaha yang terbaik untuk mengambil suatu foto, layak untuk diberi penghargaan!



Dan, kalau kita mau jeli, ketika kita membandingkan suatu karya foto dari "era" roll film dan "era" memory card, kita akan melihat, satu "aura" atau feel yang berbeda, yang mewakili setiap foto dari "era" nya. 

Aura ini yang ga bisa ditiru atau diduplikat dengan mudah. Contoh, coba deh ambil foto di suatu obyek kuno dan tidak berubah, seperti gedung atau candi. Lalu hasil fotonya diedit dan dipermak efek, sampe foto itu bener-bener kelihatan lawas atau juaadullll (dan ini ga terlalu sulit). Kemudian, kita cari foto dengan obyek yang sama,  yang bener-bener keluaran jadul, lalu bandingkan keduanya ! Jeger !!! Kalo kita perhatikan dengan seksama, dan kita selami masing-masing foto, akan terasa perbedaan "feel" alias aura yang menjiwai masing-masing foto tersebut. 

Jadi, Bagi saya, karya foto yang baik, bukan hanya diukur dari banyak atau sedikitnya apresiasi orang terhadap foto itu, Masih banyak faktor lain yang menjadi tolokukurnya! Yang pasti, bagaimana si fotografer bisa mendapat "kebahagiaan" dari karyanya.....itu yang penting!

So...terus berkarya...Sobat !






#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA