Minggu, 17 Juli 2022

Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Celoteh yang Penghabisan)


Bunga!
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Minggu, 17 Juli 2022

(Covid mungkin telah berlalu, tapi kok rasanya segala sesuatu jadi lebih susah dibandingkan dengan saat Covid merajalela. Rokok mahal, kopi susah, dan harga gula jadi seperti khayalan.)

Apa kabar duhai para Sobat jepretku di kolong langit. Seperti yang telah saya janjikan sebelumnya, postingan ini adalah manifestasi dari ancaman saya sebelum-sebelumnya. Dan agar Sobat bisa paham, silahkan Sobat baca ocehan saya sebelumnya yang berjudul: "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Gibah Bagian Keenam)". Dan ini adalah celoteh yang penghabisan, silahkan dibaca:

Fotografi Abstrak
(dalam perspektif hitam dan putih)
trisoenoe.com

Lomonesia (Lomography Society Indonesia)

Jika Sobat tertarik dengan kamera keluaran Rusia tersebut, saya sarankan untuk bergabung dengan komunitas ini. Karena dalam komunitas ini Sobat akan terpuaskan secara ilmu dan bahan tentang kamera Lomo. Lomonesia sendiri sudah berusia 5 tahun. Didirikan pada bulan Agustus 2004 dan masih tetap berdiri hingga sekarang. Jika Sobat tertarik buka saja websitenya www.lomonesia.com. Di sini Sobat bisa dengan mengetahui agenda-agenda kegiatan mereka.

Dua Sahabat, Rokok dan Kopi!
Street Photography
trisoenoe.com

Komunitas Fotografi Indonesia

Diungkapkan oleh Jony Sasmito, selaku founder dan juga Ketua di KFI, bahwa komunitas ini didirikan pada tanggal 29 Juni 2011 silam.
Iapun mengisahkan, awal mulanya mendirikan Komunitas Fotografi Indonesia didorong rasa mirisnya karena kerap melihat foto – foto keindahan alam (landscape) Indonesia, namun yang memotret adalah fotografer luar negeri.

“Saat itu saya tergugah, kan di Indonesia banyak fotografer, apa karena tidak ada wadahnya yah?

Akhirnya saya coba untuk membuat komunitas, dengan harapan bisa menyatukan teman – teman fotografer. Dan bisa menjadi wadah bagi fotografer untuk berkembang dan belajar bareng sehingga bisa menjadi fotografer yang handal.” tutur beliau.

Dua Fragmen!
Street Photography
trisoenoe.com

Photo Walk Ramean, komunitas kamera analog

Jika Sobat adalah fotografer pecinta kamera analog dan tertarik untuk berkumpul dan memotret momen menarik, maka Sobat dapat bergabung dalam komunitas ini. Komunitas yang satu ini juga terbentuk dan terjalin atas kebersamaan anggotanya. Komunitas ini bernama Photo Walk Ramean.

Komunitas ini terbentuk pada tahun 2018, ketika Andry Dilindra, selaku pendiri Photo Walk Ramean membuat konten tentang kamera analog di Youtube dan mendapatkan tanggapan yang positif dari netizen.

Akhirnya, terbentuklah komunitas untuk hunting foto bersama dengan menggunakan kamera analog yang pertama kali dilaksanakan di sekitar Jakarta. “Gerobolan” pecinta kamera analog ini lalu sowan ke berbagai spot fotografi trend dengan ‘jalan-jalan bersama’, yang membuat komunitas ini dinamakan ‘Photo Walk Ramean’.

Dari Jakarta, “gerombolan” ini kemudian menggelar acara berburu foto bersama lagi yang dilaksanakan di Bogor, kemudian Tangerang. Mereka tidak sendiri, karena terkadang Photo Walk Ramean juga mengundang komunitas analog lainnya untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. 

Pada beberapa kesempatan, Photo Walk Ramean juga mengundang narasumber dari komunitas, fotografer, ataupun pemilik jasa cuci film untuk memberikan edukasi terkait dengan bidang-bidang yang bersangkutan kepada pecinta kamera analog. Komunitas ini juga sering mengadakan giveaway tanpa memungut biaya dari siapapun. Hal-hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik dari komunitas ini.

Abstrak (dalam hitam dan putih)
trisoenoe.com

Komunitas Pencinta Kamera Tua (Analog) 

Komunitas ini lahir karena sebuah thread di fotografer.net yang membahas tentang serba-serbi kamera tua. Ternyata responsnya terbilang banyak. Lalu muncullah ide untuk membuat komunitas ini melalui dunia maya. Komunitas ini adalah komunitas dunia maya. Untuk berkomunikasi mereka menggunakan milis di Yahoo. Jika Sobat tertarik, silakan buka milis KomunitasKameraAnalog. 

Selain aktif berkomunikasi, mereka juga rajin membagikan beberapa foto hasil karya dan foto-foto kamera analog. Ini bisa dilihat di http://www.flickr.com/groups/komunitas kamera tua indonesia. Meskipun kamera tua sekarang sudah jarang digunakan, ini bisa memperkaya pengetahuan Sobat di jagat jepret-menjepret. Dan Sobat juga bisa bereksperimen menggunakan efek dari kamera-kamera seperti ini.

Sobatku yang tersayang, artikel ini adalah bagian yang penghabisan dari tujuh celotehan, gibah, penuturan, dan terserah apapun sebutannya, yang menceritakan tentang betapa hebatnya dunia internet untuk para "toekang poto" seperti saya dan Sobat. Semoga Sobat Jepret dimanapun bisa agak sedikit terhibur dengan tulisan-tulisan itu. Dan jika Sobat tidak terhibur karenanya, saya mohon maaf. Dilain waktu akan saya coba untuk menulis sesuatu yang bisa menghibur Sobat.

Tetap sehat, tetap semangat!

Covid telah berlalu!

Salam jepret selalu!

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Kitab Fotografi, Edisi Praktis Untuk Pemula Orang Awam
Beberapa sumber lain yang tetap tidak mau disebutkan identitasnya (Walaupun sudah saya bujuk dengan kopi dan rokok, mereka tetap menolak disebutkan. Saya sangat yakin, pasti salah satu dari mereka adalah Batman, dan sisanya adalah anggota badan intelijen yang super rahasia, dan karena amat sangat rahasia, sampai tak ada satupun badan rahasia di muka bumi ini yang mengakui mereka!)

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Rabu, 13 Juli 2022

Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Gibah Bagian Keenam)


Harapan !
(Komposisi Hitam-Putih)
trisoenoe.com

Pantai Indah kapuk, Jakarta Utara, Jakarta, Rabu, 13 Juli 2022

Salam jumpa lagi wahai para Sobat ku yang terkasih. mohon saya diberikan kesempatan untuk menyambung tulisan saya yang sudah tayang kemarin-kemarin dulu. Dan agar Sobat bisa paham, silahkan Sobat baca ocehan saya sebelumnya yang berjudul: "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Potongan Bagian Kelima)". Dan ini adalah gibah bagian keenam, silahkan dibaca:

Sendiri !
(Komposisi diagonal)
trisoenoe.com

2. Komunitas Fotografi


Perkembangan dunia fotografi yang sangat pesat, membuat para fotografer yang mempunyai satu visi berkumpul. Mereka mendirikan berbagai macam komunitas, bahkan sekolah untuk menjembatani orang orang yang tertarik dengan hal ini. Komunitas ini juga aktif di dunia online, salah satu hal yang menjadi masa depan fotografi ke depannya.

Abstrak !
(Komposisi Hitam-Putih)
trisoenoe.com

a. Komunitas Fotografer Indonesia

Komunitas fotografer di Indonesia cukup banyak. Dengan mudah kita menemukan komunitas yang bergerak di bidang fotografi. Jumlahnya sudah mencapai puluhan, mungkin ratusan, bahkan ribuan. Fotografi sudah mencapai ranah anak sekolahan. Tidak sedikit malah menjadikan fotografi sebagai sebuah ekstrakulikuler di sekolahnya. Kemudahan untuk mengakses informasi tentang fotografi di internet adalah sebuah fenomena yang membuat komunitas fotografi berkembang dengan sangat pesat.

Klasifikasi komunitasnya pun tidak asal saja Sobat. Saat ini, komunitas fotografi sudah lebih mengerucut pada genre-nya masing-masing. Dimana masing-masing komunitas mengusung pada “nyawa” yang sifatnya sudah sangat spesifik. Ada yang mengusung kamera analog sebagai jiwanya, kamera lomo, lubang jarum, foto kotak, dan masih banyak lagi.

Karena komunitas fotografi di Indonesia jumlahnya tiada terkira, maka dari itu, dalam gibahan kali ini saya hanya akan coba mengulas beberapa saja yang menurut saya cukup unik dan juga sangat “berbeda” (walaupun, komunitas yang lain juga memiliki keunikan yang dan juga warna yang sangat menarik. Akan tetapi, karena keterbatasan pada rokok dan kopi yang saya miliki, saya dengan sangat terpaksa hanya akan mengulas beberapa saja. Mohon dimaafkan!)

Abstrak !
(Komposisi Warna)
trisoenoe.com

Komunitas Lubang Jarum Indonesia


Komunitas ini didirikan oleh Ray Bachtiar Dradjat, komunitas Kamera Lubang Jarum Indonesia menawarkan seni proses foto yang sangat melelahkan dan mengasyikan. Namun, Komunitas  Lubang Jarum Indonesia tidak mempersoalkan “kamera” lainnya, tapi makna “lubang jarum” lah yang mereka tekankan. Karena lubang jarum bisa difilosofikan seperti kondisi sulit yang harus kita lewati. 

Ray Bachtiar Dradjat pertama kali mencoba kamera lubang jarum berawal dari keisengannya memotret pagar depan rumahnya menggunakan kaleng susu 800 gram dengan negatif kertas Chen Fu di tahun 1997. 

Setelah itu, pada tahun 2001, mulailah ia membuat workshop perdana dengan melakukan proses memotret menggunakan kamera lubang jarum yang berlokasi di pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi. 

Saat itu ia dibantu oleh rekannya Loepy Naden, dan didukung Galeri i-see serta Kedutaan Belanda untuk menyelesaikan project tersebut. Tak lama berselang hasil foto menggunakan kamera lubang jarum pun ia rangkum dalam buku “Memotret dengan Kamera Lubang Jarum” yang dirilis di tahun 2002 oleh penerbit Puspawara. 

Penggarapan buku tersebut dibantu oleh Jasmani dan Budi Rahardjo. Sejak saat itulah Komunitas Lubang Jarum Indonesia dikenal dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari Jawa, Bali hingga Sulawesi. 

Enam tahun berselang, Komunitas Lubang Jarum Indonesia kembali merilis buku kedua berjudul “Ritual Fotografi” diterbitkan oleh Gramedia.Dalam buku keduanya, Ray menjelaskan pentingnya seorang fotografer terbuka akan perkembangan dunia digital, namun tetap memahami "keindahan" proses analog seperti pada kamera lubang jarum.

Sejak diperkenalkan pada tahun 2001, berbagai komunitas "Komunitas Lubang Jarum" di Indonesia pun mulai mengembangkan inovasinya dengan menggunakan berbagai bahan, seperti kaleng rokok, kotak triplek, hingga karton. 

Di tahun 2010, Komunitas Lubang Jarum Indonesia mendapat pengakuan dari Newseum Indonesia dengan penghargaan “Anugerah Tirto Adhi Soerjo” untuk kategori communiNATION. 

Komunitas Lubang Jarum Indonesia dinilai telah mampu memanifestasikan suatu diktum bahwa proses alam dan kenyataan harus diikuti oleh sebuah alkimia dengan menggunakan hukum jarum sebagai proses. 

Demikianlah Sobatku yang tersayang, gibah bagian keenam, dan seperti yang lalu-lalu (dan sudah menjadi kebiasaan saya), saya akan terus menyambung tulisan ini dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (celoteh yang penghabisan)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut menderita karenanya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Kitab Fotografi, Edisi Praktis Untuk Pemula Orang Awam
Beberapa sumber lain yang benar-benar tidak mau disebutkan namanya (mungkin mereka takut untuk menjadi terkenal!)

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Senin, 04 Juli 2022

Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Potongan Bagian Kelima)


Bunga, Dalam Latar Langit Hitam dan Putih
trisoenoe.com

Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jakarta, Senin, 4 Juli 2022

Selamat pagi, siang, sore, dan malam Sobat jepret se"alam semesta". Pada kesempatan ini, ijinkan saya untuk menyambung tulisan saya yang sudah tayang kemarin-kemarin dulu. Dan supaya Sobat tidak pusing tujuh keliling karena bingung, mampir dan bacalah tulisan saya sebelumnya yang berjudul: "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Celoteh Bagian Keempat)". Dan ini adalah potongan kelima, silahkan dibaca:

Menjauh di Titian
trisoenoe.com

C. Ikuti Mailing List Fotografi

Mailing list adalah sebuah perkumpulan tematik yang biasanya digagas oleh beberapa orang yang memiliki “kecanduan” pada “kegilaan” yang sama. Bentuk nya seperti grup pada facebook atau Whatsapp atau Instagram, telegram ataau banyak lagi. Tetapi biasanya “perkoempoelan” ini sifatnya “semi” terbuka karena terkait dengan banyaknya anggota dari mailing list tersebut.

Keuntungan utama dari mengikuti mailing list adalah, Sobat bisa dapat informasi yang berhubungan dengan tema grup tersebut. Selain itu, Sobat bisa juga lebih mengenal paraa suhu yang ada di sana. Para suhu tersebut bisa jadi adalah fotografer senior yang pastinya tidak akan sungkan untuk membagikan ilmunya (atau sharing hal-hal yang berkaitan dengan dunia jepret menjepret).

Ada banyak sekali mailing list fotografi yang dapat Sobat daftar dan ikuti. Mailing list ini akan sangat membantu Sobat terhadap update yang terjadi di dunia fotografi, dan juga yang hal-hal lain yang seiring sejalan dengan fotografi. Mulai dari info pameran hingga mungkin isu terbaru yang sedang hangat di dunia fotografi. Biasanya ini di-posting oleh orang-orang yang terpercaya dan juga sangat konsen di bidang fotografi, jadi jangan khawatir dengan konsistensinya.

Sobat juga bisa menggunakan sebuah hal yang agak “kurang etis” ketika menggunakan mailing list. Misaalnya saja Sobat punya usaha fotografi yang bergerak di bidang wedding. Masukilah mailing list yang berbicara tentang pernikahan, hal-hal yang beriringan seperti mailing list wedding organizer, catering, dan lain-lain. Perkenalkanlah diri Sobat sebagai fotografer yang tulen dan “ngelotok”, dan berikan kontak dan juga contoh hasil jepretan Sobat. Dijamin, Sobat akan bakalan jadi “database” bagi orang-orang yang ada di grup itu seandainya mereka ada peluang job yang membutuhkan keahlian Sobat.

Mengikuti mailing list adalah hal yang sangat dianjurkan. Dan jika Sobat sudah mendaftar dan jadi anggota dalam sebuah mailing list, jangan cuma jadi pendengar arau pengikut dengan reaksi ala “patrick star” nya Sponge Bob. Lebih cihuy kalau Sobat juga aktif berkomentar atau bahkan sesekali membagikan hasi jepretan Sobat, karena dengan begitu Bakal lebih dikenal oleh anggota mailing list yang lain. Ini akan memperbanyak Link dan juga jaringan yang Sobat miliki ke depannya.

Bunga!
trisoenoe.com

1. Ikuti Beberapa Website Fotografi Online 

Sekarang akan dengan mudah kita menemukan website yang berhubungan dengan dunia fotografi. Mulai dari yang sifatnya transaksional seperti shutter stock (di sini kita bisa membeli foto dari orang yang melakukan upload). Hingga yang sifatnya pertemanan, seperti Instagram.

Dengan banyaknya website tersebut, ada baiknya kita membuat akun di beberapa tempat tersebut. Ini juga bisa memperluas jaringan yang kita punya. Website seperti Deviantart, 1x .com adalah perkumpulan para visual artist yang saya sarankan untuk diikuti. Perbedaan website fotografi dengan blog pribadi adalah di masalah jangkauan. Ini artinya, dengan mengikuti website seperti ini, jangkauan kita akan menjadi luas. Karena khalayak ramai akan langsung dapat membagikan karya Sobat itu ke jaringan yang lebih luas. Konsepnya agak miri-mirip dengan konsep viral. Kita mengikuti dan berteman dengan orang lain, lalu kita berbagi tautan foto dan akhirnya Sobat akan mendapatkan publisitas dan juga jaringan melalui akun orang lain.

Tangga !
(dalam perspektif hitam putih)
trisoenoe.com

Uruslah akun website fotografi ini dengan baik, Sobat harus serius dalam menjalaninya, sering melakukan upload dan juga berinteraksi dengan orang lain, dengan begitu maka jaringan Sobat akan bertambah banyak. Selain itu, jangan lupa untuk “menghipnotis” teman-teman Sobat di Instagram atau Deviantart ke website pribadi atau blog yang Sobat punya, karena kembali lagi, yang paling penting dari semua ini adalah blog Sobat sendiri.

Demikianlah Sobat, cerita cerita bagian kelima, dan Sobat tak perlu khawatir atau bersedih hati, penderitaan Sobat akan terus bertambah, karena saya akan terus menyambung penderitaan yang Sobat rasakan dengan artikel selanjutnya dengan judul: "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Gibah Bagian Keenam)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut menderita karenanya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:
Kitab Fotografi, Edisi Praktis Untuk Pemula Orang Awam
Beberapa sumber lain yang tidak mau disebutkan namanya (bahkan mereka mengancam akan berbuat yang tidak-tidak kepada saya kalau saya sampai berani menulis identitas mereka!)

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Sabtu, 02 Juli 2022

Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Celoteh Bagian Keempat)


Penjual Mainan Tradisional
Street Photography
trisoenoe.com

Pantai Indah Kapuk, jakarta Utara, Jakarta, Sabtu, 2 Juli 2022

Selamat hari Sabtu Sobat jepret semuanya. Apa kabar Sobat hari ini? Semoga Sobat semua waras ya!

Artikel yang sekarang ini saya tulis untuk menyambung artikel yang sudah tayang sebelumnya. Supaya Sobat dapat mengerti alurnya, silahkan mampir dan baca cerita bagian ketiganya, dengan judul; "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Cerita Bagian Ketiga)". Dan sebagai kelanjutannya, inilah artikel bagian keempat:

Kalau pada tulisan-tulisan sebelumnya, yang diulas adalah bagaimana menyebar hasil karya Sobat melalui media dengan cara membuat blog pribadi, maka kali ini yang akan kita bahas adalah:

Menikmati Banjir!
Street Photography
trisoenoe.com

B. Gunakan Media Sosial Secara Baik

Selain blog, hal yang harus Sobat lakukan adalah "mempercantik" lagi media sosial yang Sobat miliki. Ini adalah investasi Sobat untuk mendapatkan publisitas lainnya. Media sosial bisa dijadikan salah satu pemicu bagi orang lain agar berkunjung ke blog milik Sobat. Semakin banyak jumlah kawan yang Sobat miliki, maka akan semakin besar kemungkinan orang yang berkunjung ke blog pribadi Sobat.

Kalau jaman dahulu, orang bertukar kartu nama, saat ini tampaknya sudah cukup dengan bertukar akun Facebook, Twitter atau Instagram, dan lain sebagainya. Media Sosial yang Sobat punya adalah gudang kartu nama calon klien dan klien potensial Sobat. Jadi, mulailah untuk menyortirnya dengan baik. Memanfaatkan media sosial itu kelihatannya mudah, tetapi sebenarnya cukup sulit. Bahkan beberapa perusahaan besar yang jor-joran anggaran dalam jumlah yang fantastis di sini hanya untuk menyuruh seseorang mengurus akun Twitter atau Facebook resminya.

Arahkan teman-teman Sobat di media sosial untuk berkunjung ke Blog Sobat, minimal beberapa kali. Tapi selalu posisikan mereka sebagai teman, bukan sebagai objek. Jangan main paksa mereka, lebih baik sugestikan saja bahwa mereka akan mendapatkan experience baru ketika membaca blog yang Sobat miliki. Perluas juga jaringan Anda dengan orang satu profesi, akan lebih baik jika Sobat mengenal lebih banyak fotografer lagi di dalam Facebok atau Instagram milik Sobat. Ini akan memberikan jaringan lain dan juga koneksi lain yang lebih luas.

Daun - Bunga !
Miksang Photography
trisoenoe.com

Yang perlu diingat, setiap media sosial memiliki karakter yang berbeda. Jadi, untuk mendapatkan jaringan di dalamnya, kita harus melakukan pendekatan dengan "bahasa" yang berbeda juga. Twitter misalnya, kita akan sulit untuk menjelaskan sesuatu dengan panjang kali lebar, karena "cuitan" di twitter dibatasi 140 kata (jadi, segala macam rayuan gombal dilaarang keras, karena terlalu panjang, wkwkwk). Ini membuat kita harus menyampaikan sesuatu dengan padat, tepat, dan juga mudah dimengerti. Berbeda dengan Facebook yang memungkinkan kita menulis hingga tiga paragraf dalam sebuah status. Bahkan, kita bisa berlama lama mengobrol dengan orang yang kita inginkan melalui menu chatting yang mereka miliki.

Media sosial adalah kekuatan yang tidak dapat dipungkiri saat ini memegang kendali atas banyak hal di dunia. Banyak hal yang bisa Sobat lakukan lewat media sosial. Jika sekelas revolusi di Mesir saja bisa dilakukan dan disebar-luaskan lewat Twitter, mengapa blog Sobat tidak?

Sobat, cerita di atas adalah cerita bagian empat, dan supaya Sobat bisa lebih pusing lagi, cerita tersebut akan disambung ke bagian kelima, dengan judul: "Internet, Dunia Lain yang Ajaib untuk Seorang Fotografer (Potongan Bagian Kelima)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa terhibur.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Kitab Fotografi, Edisi Praktis Untuk Pemula Orang Awam
Beberapa sumber lain yang malu-malu dan tidak ingin disebutkan namanya!

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos