Senin, 30 Januari 2023

Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Renungan Bagian Keempat


Tersenyum !
Fotografi Seni - trisoenoe.com

Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kalimantan, Senin, 30 Januari 2023

Salam jumpa rekan-rekan Sobat jepret. Ijinkan saya untuk menyambung penuturan sebelumnya yang mengulas tentang fotografi seni. Dan supaya Sobat tidak hilang arah, silahkan Sobat simak tulisan saya pada postingan sebelumnya yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Ocehan Bagian Ketiga". Tulisan ini adalah penjabaran bagian keempat, silahkan disimak:

Dalam menciptakan karya seni, konsep utama yang harus dipersiapkan oleh fotografer adalah “identitas” pribadi sang fotografer itu sendiri. pengembangan konsep tersebut lalu disesuaikan dengan “tools” yang ada, pengaruh lingkungannya, kesulitan yang mungkin akan timbul, dan dukungan peralatan sebagai faktor teknis pendukung.

Senja dan Ranting
Fotografi seni - trisoenoe.com

Foto seni sama sekali berbeda dengan foto komersial yang dibuat untuk kepuasan konsumen. Foto seni lebih bertujuan untuk secara total “menterjemahkan” kreatifitas fotografer dalam mengambil gambar. Biasanya seorang fotografer membuat foto seni untuk kepuasan pribadi dan tidak memikirkan kompensasi dalam bentuk materi, oleh karena itu pekerjaan sebagai fotografer foto seni lebih dominan dilakukan sebagai “panggilan hati” ketimbang pekerjaan.

Dalam weekly phothography challenge, dapat ditarik kesimpulan bahwa Fine Art photography membutuhkan keterampilan komposisi yang ciamik, dimana fotografer memainkan elemen-elemen yang tersedia. Berbagai elemen dalam objek sperti garis, bidang  dan ruang biasanya akan dimanfaatkan secara maksimal oleh sang fotografer. Dan satu elemen pokok yang biasanya dipakai secara maksimal adalah “cahaya”, sebagai elemen utama.

Fotografi seni juga tidak dapat secara baku diklasifikasikan sebagai suatu aliran. Foto landscape, makro dan lain-lain dapat di”transformasi”kan menjadi foto seni dengan permainan sudut pengambilan gambar dan imajinasi sang fotografer, dengan memadukan unsur cahaya dan pencahayaan yang merupakan “jiwa” alias elemen utama dari fotografi.

Sang Pemancing !
Fotografi seni - trisoenoe.com

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil foto seni adalah; fotografi seni lebih menitikberatkan objek sebagai bidang dua dimensi. Sebagai contoh, jika mengambil foto seni mengenai manusia maka yang diperhatikan dalam foto seni adalah lekuk-lekuk anatomi, garis-garis rambut, alis dan pedar mata yang artistik. Sedangkan apa yang sedang di kerjakan oleh manusia  itu sendiri cenderung diabaikan. Dalam pengambilan fotografi seni bendapun yang diutamakan adalah nilai estetika, sedangkan nilai kegunaan dari benda tersebut tidak lagi menjadi point utama.

Demikianlah Sobat jepret dimanapun Sobat berada, renungan bagian keempat, dan saya akan menyambungnya lagi dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Kajian Bagian Penghabisan", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa ikut pening kepala bersama saya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Laman Fotografiana
Judul artikel: FOTO SENI ( FINE ART PHOTOGRAPHY )
Oleh: Greria Tensa. N dan Utari Ambarwaty

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Jumat, 27 Januari 2023

Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Ocehan Bagian Ketiga


Langit Senja Kalimantan Selatan
Fotografi Seni
trisoenoe.com

Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kalimantan, Jum'at, 27 Januari 2023

Salam jumpa rekan-rekan Sobat jepret. Ijinkan saya untuk menyambung coretan sebelumnya yang mengulas tentang fotografi seni. Dan supaya Sobat tidak pusing, silahkan Sobat simak tulisan saya pada postingan sebelumnya yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Coretan Bagian Kedua". Tulisan ini adalah penuturan bagian ketiga, silahkan disimak:

Jembatan Rumpiang Kalimantan Selatan
Fotografi Seni
trisoenoe.com

Definisi Foto Seni (Fine Art Photography)

Secara definisi, foto seni adalah suatu foto yang punya nilai seni, yaitu satu nilai estetik, baik yang bersifat universal ataupun tidak. hasil karya foto seni biasanya lebih “tahan lama” tanpa mengurangi nilai seninya. Foto seni cukup berpengaruh pada cabang fotografi lain semisal foto jurnalistik.

Sebuah karya atau foto dapat dikatakan sebagai benda seni,ketika bukan hanya merupakan hasil upaya proses reproduksi belaka. pemunculan ide atau gagasan dalam menciptakan foto seni tidaklah muncul begitu saja alias dadakan. foto seni  yang baik biasanya melalui suatu proses pengamatan secara total, perenungan, dan juga serangkaian mimpi-mimpi yang panjang dan lalu berakhir sebagai sebuah eksekusi: konsep dan visi dan misi yang transparan dan baru.

Penyempurnaan teknik dan kualitas gambar fotografi terjadi pada akhir abad ke-19, ketika pasar di Amerika dibanjiri oleh kamera kodak yang dipopulerkan oleh George  Eastmen. Namun perkembangan foto seni di Indonesia sebenarnya terjadi pada sekitar akhir abad delapan belas, ada warga indonesia yang telah mampu membuat foto-foto indah menawan baik di dalam studio maupun di luar studio, dan memiliki kadar seni yang sangat baik. Perhitungan matang mengenai objek, pencahayaan dan komposisinya jelas diatur dengan hati-hati dan cermat. 

Meskipun hasil cetak fotonya terhitung sangat baik, namun foto yang dihasilkan pada jaman itu masih terkesan kaku dan tidak natural, karena ketika memotret suatu objek semisal manusia, maka si model di haruskan diam untuk beberapa saat dikarenakan teknologi pada kamera saat itu masih sederhana.

Mendung !
Fotografi Seni
trisoenoe.com

Sang Maestro Foto Seni

Ansel  Adam adalah seorang fine art photographer Amerika terbesar di abad ke-20. Adam tidak hanya dikenal sebagai seorang fotografer seni tetapi juga berkan konstribusinya di dunia pendidikan fotografi dengan menemukan metode Zone System bersama  rekannya Fred Archer pada tahun 1940-an.

Metode zone system secara umum merupakan proses terencana dalam pembuatan foto mulai dari pra visulisasi, pengakumulasian cahaya, sampai memproses film cetakan foto yang berkualitas maksimal. Sehingga fotografer saat ini tidak lagi mengandalkan faktor untung-untungan dalam pencahayaan hasil karyanya.

foto seni adalah foto-foto piktorialisme yang menonjolkan estetika yang meniru pencitraan gambar atau lukisan. foto seni lebih memfokuskan pada keindahan atau artistik yang terkandung dalam sebuah foto dibandingkan kandungan makna foto itu sendiri. Elemen-elemen yang dieksploitasi oleh fotografer foto seni biasanya adalah komposisi, penyinaran yang dramatis, dan nada warna.

Langit Senja Kalimantan Tengah
Fotografi Seni
trisoenoe.com

Maka dapat disimpulkan bahwa foto seni merupakan proses yang berkelanjutan tanpa putus, mulai dari konsep perencanaan, pembuatan, penerapan teknis secara akurat termasuk pemrosesan film ataupun file digital. Menurut seorang fotografer ternama, hanya foto jurnalis yang harus apa adanya dan tidak boleh dimanipulasi, berbeda dengan fine art yang proses digitalnya hanya merupakan alat pembantu berkarya.

Demikianlah Sobat jepret dimanapun Sobat berada, ocehan bagian ketiga, dan saya akan menyambungnya lagi dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Renungan Bagian Keempat", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut bersedih bersama saya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Laman Fotografiana
Judul artikel: FOTO SENI ( FINE ART PHOTOGRAPHY )
Oleh: Greria Tensa. N dan Utari Ambarwaty

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Senin, 23 Januari 2023

Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Coretan Bagian Kedua


Pesona Siang Hari
Kalimantan Selatan
trisoenoe.com

Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kalimantan, Senin, 23 Januari 2023

Apa kabar rekan-rekan Sobat jepret. Mohon ijin untuk menyambung tulisan saya sebelumnya yang mengulas tentang fotografi seni. Dan supaya Sobat tidak bingung, silahkan Sobat simak tulisan saya pada postingan sebelumnya yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Tulisan Bagian Pertama". Tulisan ini adalah penuturan bagian kedua, silahkan disimak:

Setelah timbulnya keinginan, maka akan timbul pula sebuah tindakan (action) yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh seorang fotografer. Jika kesemua syarat ini terpenuhi, maka foto yang dihasilkan oleh seorang fotografer tersebut dapat dikatakan sukses sebagai media komunikasi.

Banyak buku dengan referensi berbeda menjelaskan mengenai fotografi seni ini. Diantaranya menuturkan bahwa Art photography yang menekankan kepada sebuah bidikan di dalam fotografi diakui sebagai sebuah seni. Yang akan memberikan sebuah persepsi dan emosi hati dari seorang fotografer dan dapat membagikan karya tersebut ke khalayak ramai. 

Pesona Senja Kalimantan Selatan
trisoenoe.com

Sejarah Fotografi Seni (History The Art of Photography)


Pada akhir abad ke-10 Masehi, Ibnu al-Haitham bersama dengan Kamaluddin al-Farisi berhasil menemukan prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera dan menerapkannya dalam sebuah kamera kotak yang bernama Obscura. Kemudian kamera Obscura ini pun mulai diperkenalkan secara luas di Barat oleh Cardano Geronimo pada abad ke-16 Masehi dengan mengganti lubang bidik pada kamera dengan lensa. Tahun 1665, disusunlah kamera berukuran kecil yang fungsinya hampir sama seperti kamera Obscura.

Pada masa ini, perkembangan fotografi hanya berpusat pada pengembangan sistem kamera itu sendiri. Sedangkan hasil dari kamera, yang berupa gambar foto, fungsinya sebagai perekam suatu benda atau peristiwa tanpa dianggap sebagai suatu karya seni visual layaknya lukisan ataupun arca pada masa itu. Artis-artis visual berpendapat bahwa gambar foto yang dihasilkan oleh kamera bukan dengan kemahiran tangan fotografer, melainkan karena kecanggihan dari kamera itu sendiri. Oleh karena itulah mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa gambar foto merupakan suatu karya seni.

Siang Hari - Kalimantan Selatan
trisoenoe.com

Namun, pada akhir tahun 1860an, muncul istilah aliran pictorialism yang diperkenalkan oleh Henry Peach Robinson, penulis asal Inggris, dalam bukunya yang berjudul Pictorial Effect in Pho
tography (1869). Dan Alfred Stieglitz adalah tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan aliran ini demi diakuinya fotografi sebagai karya seni pada abad ke-20. Aliran pictorialism merupakan aliran dalam fotografi yang menekankan keindahan dari subjek, nada, dan komposisi daripada dokumentasi suatu realitas. Teknik fotografi yang digunakan dalam aliran ini diantaranya sengaja mengkaburkan fokus, menggunakan filter untuk kesan tertentu, membuat cetakan nada warna sepia dan memanipulasi foto di dalam ruang gelap agar foto yang dihasilkan menyerupai karya lukisan.

Terdapat pro dan kontra atas munculnya genre pictorialism ini. Sebagai pihak yang kontra, Adams Ansel beserta beberapa fotografer lainnya, yaitu Mogen Cunningham, John Paul Edwards, Preston Holder, Consuelo Kanaga, Alma Lavenson, Sonya Noskowiak, Henry Swift, Willard Van Dyke, Brett Weston, and Edward Weston, kemudian mendirikan satu perkumpulan yang diberi nama "Group f/64" yang resmi diumumkan pada tanggal 15 November 1932 di depan museum peringatan M. H. de Young, San Fransisco. Nama unik perkumpulan ini diambil dari ukuran aperture yang dapat memberikan fokus pada gambar foto yang paling tajam, sesuai dengan unsur terpenting dalam pekerjaan anggota kelompok ini yaitu membuat gambar foto dengan kualitas ketajaman gambar yang terbaik. Perkumpulan ini mengatakan bahwa aliran pictorialism tidaklah menunjukkan identitas fotografi yang sesungguhnya. Maka dari itu, mereka terus memperjuangkan aliran straight photography yang mencoba untuk menggambarkan sebuah adegan secara lebih realistis dan objektif sesuai dengan yang ditampilkan oleh medium dan menolak adanya penggunaan manipulasi.

Demikianlah Sobat jepret dimanapun Sobat berada, ocehan bagian kedua, dan saya akan meneruskan penderitaan Sobat dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Ocehan Bagian Ketiga", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut bersedih bersama saya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Laman Fotografiana
Judul artikel: FOTO SENI ( FINE ART PHOTOGRAPHY )
Oleh: Greria Tensa. N dan Utari Ambarwaty

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Rabu, 18 Januari 2023

Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Tulisan Bagian Pertama


Bunga Liar
Fotografi Romantisme
trisoenoe.com

Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu, 18 Januari 2023

Menurut pemahaman banyak orang, dan juga menurut pendapat beberapa pakar, fotografi diartikan sebagai seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Karena hasilnya yang berupa benda visual, dapat dikatakan pula bahwa fotografi merupakan salah satu alat komunikasi efektif yang digunakan oleh seorang fotografer kepada para penikmatnya. Bagaimana dengan seni? 

Secara sederhana, seni adalah kegiatan manusia dalam memproyeksikan kenyataan ke dalam sebuah karya yang bentuk dan isinya memiliki daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu didalam rohani si penikmat seni itu. Selain itu, seni juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara dalam mengkomunikasikan sebuah pesan dari seniman kepada para penikmatnya dengan memfokuskan pada aspek keindahan.

Menatap...
Portrait dalam Hitam dan Putih
trisoenoe.com

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa fotografi seni adalah suatu bentuk “ocehan dan obrolan” secara visual, antara fotografer (yang juga seniman) kepada para penikmat hasil karyanya, melalui karya-karya yang terbentuk dari pengalaman serta penjiwaan si fotografer (astaga, penjelasannya kok njelimet amat sih!). 

Menonjolkan aspek keindahannya merupakan ciri khas dari cara penyampaian pesan melalui fotografi seni ini jika dibandingkan dengan cara atau media penyampaian pesan lainnya. Untuk mencapai tujuan dari komunikasi melalui fotografi seni ini, perlu dipenuhi beberapa syarat yang juga njelimet, yang disebut sebagai AIDA: Attention, Interest, Desire, and Action atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Perhatian, Ketertarikan, Keinginan, dan Tindakan.

Langit Senja
Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Syarat pertama dari fotografi seni adalah harus menarik perhatian (attention) orang yang melihat. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni lainnya mustahil tersampaikan. Syarat kedua, sebuah karya foto harus mampu memancing ketertarikan (interest) si penikmat terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari sana proses akan berlanjut menjadi timbulnya keinginan (desire) untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan.

Demikianlah Sobat jepret dimanapun kalian berada, penuturan bagian pertama, dan saya akan menyambung dengan artikel selanjutnya, yang berjudul: "Fotografi Seni (Fine Art Photography) – Sebuah Penjelasan yang Njelimet dan terbagi Menjadi Beberapa Tulisan – Coretan Bagian Kedua", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa turut menangis bersama saya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Sumber:

Laman Fotografiana
Judul artikel: FOTO SENI ( FINE ART PHOTOGRAPHY )
Oleh: Greria Tensa. N dan Utari Ambarwaty

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Selasa, 10 Januari 2023

Fotografi Dramatik (Cerita Tentang Satu Aliran Fotografi, yang Disajikan Dalam Dua Tulisan, Ditambah 4 Gelas Kopi Hitam dan Dua Bungkus Rokok) – Bagian Kedua


Mendung - Barito Kuala
Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kalimantan, Selasa, 9 Januari 2023

Selamat pagi, siang, sore, dan malam rekan-rekan Sobat jepret. Perkenankan saya untuk menyambung tulisan saya sebelumnya yang mengulas tentang fotografi dramatik. Dan supaya Sobat tidak bingung, silahkan Sobat simak tulisan saya pada postingan sebelumnya yang berjudul: "Fotografi Dramatik (Cerita Tentang Satu Aliran Fotografi, yang Disajikan Dalam Dua Tulisan, Ditambah 4 Gelas Kopi Hitam dan Dua Bungkus Rokok) – Bagian Pertama". Tulisan ini adalah penuturan bagian kedua, silahkan disimak:

Jembatan & Mimpi - Barito Kuala
Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Nyawa Dari Fotografi Dramatik

Ada tiga unsur utama dalam fotografi dramatik: bentuk, warna, dan cerita. Adalah penting bagi seorang fotografer yang mendalami fotografi dramatik untuk belajar berpikir tentang tiga unsur penting ini.

Bentuk: Berarti citra dimensi dari sebuah objek dalam foto. Bentuk berperan sebagai tempat dimana foto dramatik dibuat. Pada dasarnya, bentuk menciptakan pusat dari sebuah foto sementara warna dan cerita menjadi penguat dari pesan dalam foto itu. Karena itu, penting bagi sebuah foto dramatik untuk dimulai dengan bentuk yang berbeda atau mencolok. Ini bisa dilakukan dengan memilih objek yang punya ‘bentuk’ yang menarik, mencolok, atau dinamis.

Warna: Warna dapat menarik perhatian orang yang melihat dan menstimulasikan sistem persepsi mereka. Warna bukan hanya menarik, tapi juga bisa mengunci perhatian. Kalau mata orang yang melihat bergerak ke sekeliling frame, maka warnalah yang akan menariknya ke pusat. Cara lain dalam menggunakan warna adalah menghasilkan sebuah foto dalam warna yang benar-benar kontras.

Cerita: Cerita dalam suatu foto memiliki peran untuk menyampaikan pesan kepada para penikmatnya, tentang apa yang ada dalam foto itu sendiri.

Sore di Pantai - Carita, Banten
Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Selain dari tiga unsur di atas, ternyata fotografi dramatik juga mengalami nasib yang sama dengan "mazhab" fotografi lain, dimana biasanya "tunduk" (walaupun tidak harus juga, tergantung si fotografernya) pada aturan-aturan yang lumrah di dunia jeprat-jepret saat ini. Beberapa aturan itu adalah: 

Komposisi

Komposisi adalah bagaimana benda-benda dalam sebuah foto diatur untuk saling menguatkan satu sama lain. Ada banyak pendekatan untuk melakukan ini. Tapi ada dua yang cenderung digunakan dalam fotografi dramatik.

Rule-of-thirds 

Yaitu meletakkan point of interest di sepertiga bagian frame.

Tanpa aturan 

Inilah salah satu hal yang paling menarik tentang fotografi dramatic. Kita tidak perlu mengikuti aturan yang ada. Apapun komposisinya, apapun point of interestnya, semuanya dapat diterima oleh foto dramatik. Dan Ketika keindahan hadir tanpa adanya satu aturan, maka keindahan itu menjadi keindahan yang sejati.

Sobat, hanya sebatas itu yang dapat saya jabarkan mengani fotografi dramatik.

Hingga saat ini, saya masih mendalami aliran fotografi yang menarik ini. Mohon doanya agar saya benar-benar mampu memahami fotografi dramatik ini.

Akhir kata.....Salam Jepret Selalu

Artikel diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Selasa, 03 Januari 2023

Fotografi Dramatik (Cerita Tentang Satu Aliran Fotografi, yang Disajikan Dalam Dua Tulisan, Ditambah 4 Gelas Kopi Hitam dan Dua Bungkus Rokok) – Bagian Pertama


Mendung - Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
Selasa, 3 Januari 2023

Sobat, apakah sobat pernah mendengar tentang fotografi dramatik? Kalau sobat belum pernah mendengar atau mungkin pernah mendengar tapi tak memahami tentang aliran fotografi ini, maka itu artinya Sobat sama dengan saya, karena sayapun ternyata tak paham sepenuhnya dengan apa itu “fotografi dramatik".

Lalu, apa sebenarnya fotografi dramatik itu?

Nah, pemaparan dibawah ini merupakan hasil perenungan saya, ditambah dengan hasil pemikiran saya yang ala kadarnya. Silahkan dibaca;

Jembatan - Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Definisi Fotografi dramatik


Tidak ada definisi yang baku atau universal tentang aliran fotografi ini. Sebenarnya, tidak ada definisi yang jelas tentang konsep dramatik. Tapi, akan lebih mudah untuk menentukan apa yang masuk ke dalam batasan jenis fotografi ini. Secara sederhana, fotografi dramatik adalah satu aliran fotografi yang tidak berusaha untuk menampilkan suatu obyek foto dari sudut pandang keindahan semata, atau dari sisi realitas. Fotografi dramatik justru lebih memilih untuk “mendramakan” obyeknya melalui kekuatan bentuk, warna, dan cerita, dengan satu tujuan, untuk menenggelamkan "khayalan" dan "rasa" dari yang melihat foto ini ke dalam “nuansa” yang lebih mengharukan, atau bahkan mencekam.

Definisi yang sederhana ini kemudian melahirkan satu perspektif yang benar-benar berbeda. Karena detil dari sebuah objek terbuat dari bentuk, warna, dan cerita, maka otak secara logis akan mengolah dan menterjemahkan sesuatu yang berbeda ini dengan pendekatan “insting” ketimbang pendekatan logika. Alhasil, ketika manusia dihadapkan pada sesuatu yang “dramatik”, maka manusia akan cenderung untuk menggunakan perasaannya ketimbang menggunakan akal-fikirannya. 

Intinya, fotografi dramatik mengkomunikasikan kepada orang yang melihatnya melalui Bahasa emosi. Ini tentu menguntungkan fotografer, karena sistem emosi manusia lebih kuat dibandingkan sistem logikanya.

Jika dilaksanakan dengan baik, sebuah foto dramatik bisa sangat sejalan dengan persepsi, mental, dan alur emosi manusia. Hasil akhirnya bisa jadi sesuatu yang sangat kuat. Penting untuk dicatat bahwa dramatik tidak selalu berarti “mencekam”. Memang benar bahwa, pada beberapa foto dramatik, orang tidak bisa mengenali apa focus utama dari suatu foto. Bahkan, ada kalanya foto dramatik lebih menitikberatkan pada keseluruhan foto ketimbang pada satu atau dua point of interest di dalam frame.

Senja - Fotografi Dramatik
trisoenoe.com

Mengapa Fotografi Dramatik?


Beberapa orang mungkin tidak begitu menggemari genre ini karena ada lebih banyak genre fotografi lain yang lebih “jelas” dan lebih indah untuk dipilih. Ada beberapa alasan. Pertama, seperti yang sudah disebutkan, foto dramatik bisa jadi merupakan foto yang sangat kuat. Di dalamnya sudah ada semua yang dibutuhkan untuk memompa emosi pada diri manusia. Tapi, ada keuntungan berikutnya. Sebuah foto dramatik bisa dibuat dimana saja. Bahkan mulai dari sekeliling rumah. Ini kontras dengan jenis fotografi lain, seperti landscape, yang membutuhkan perjalanan ke suatu tempat untuk mendapatkan pemandangan yang benar-benar bagus.


Artikel diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA