Senin, 28 Februari 2022

URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian yang Penghabisan


Pantulan Gedung
Urban Photography
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Senin, 28 Februari 2022

Apa kabar Sobat Jepret semuanya. Seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikel yang tempo hari sudah saya upload, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel bagian kelima (URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Kelima), dan inilah artikelnya:

Pada artikel sebelumnya, yang dikupas adalah pada penggunungan lensa kamera yang pas serta memotret pada jam-jam yang pas, maka pada artikel kali ini, yang akan kita bahas adalah:

Perkotaan
Urban Photography
trisoenoe.com

5. Jangan terpaku pada satu sudut pandang saja, ubahlah sudut pandang Sobat 

Menaikkan sudut pandang Sobat di atas ketinggian mata dapat menawarkan perspektif baru pada suatu pemandangan. Untuk sudut pandang yang lebih tinggi, carilah perbukitan, balkon, garasi parkir, dek observasi wisata, dan atap gedung tinggi. Sobat bakalan terkaget-kaget mengetahui bagaimana jalan-jalan kota dan arsitektur membentuk tampilan yang baru saat Sobat melihatnya dari atas. Sudut pandang yang rendah bisa menjadi cara yang bagus untuk bermain dengan skala dan menampilkan fitur perkotaan yang diabaikan.

Dua Sahabat
Urban Photography
trisoenoe.com

6. Bersikap ramah, hangat dan bersahabat   

Saat Sobat tidak memotret candid, memulai percakapan yang menyenangkan dan dengan sopan meminta izin serta doa restu untuk mengambil potret jalanan, akan sangat membantu. Subjek yang merasa tidak nyaman ketika mereka melihat orang asing mengambil foto mereka mungkin akan terbuka ketika pertama kali disambut dengan senyum hangat dan perkenalan singkat. Jika orang tersebut sepertinya tidak ingin berpartisipasi, hindari mendorongnya lebih jauh dan sebaliknya berterima kasih padanya dan pergi. Jika Sobat melihat rumah yang menarik sebagai obyek foto, mengobrol dengan pemiliknya bahkan dapat memberi Sobat wawasan tambahan tentang fitur struktur, membantu Sobat mengambil foto yang lebih baik.

Nah, Sobat, sudah enam artikel sambung menyambung saya upload dengan topik bahasan, tentang Urban Photography. Walaupun demikian, sebenarnya masih banyak yang harusnya bisa tertulis untuk melengkapi 6 episode tersebut. Mungkin lain kali akan saya teruskan.

Sekian dulu ya Sob, dan terima kasih banyak karena sudah membacanya.

Tetap sehat, tetap semangat, dan yakinlah, Covid pasti berlalu! 

Salam Jepret selalu!

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Jumat, 25 Februari 2022

URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Kelima


Pemandangan malam di depan Museum Fatahillah
Jakarta - Kota "Toea"
trisoenoe.com

Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jakarta, Jum'at, 25 Februari 2022

Salam jumpa Sobat Jepret semuanya. Seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikel yang tempo hari sudah saya upload, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel bagian keempat (URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Keempat), dan inilah artikelnya:

Kalau pada artikel sebelumnya, yang dibahas adalah pada setingan kamera serta "memainkan" cahaya yang meliputi obyek foto, maka pada artikel kali ini, yang akan kita bahas adalah:

5. Pakailah lensa yang tepat untuk situasi yang juga tepat. 

Gunakan lensa dengan sudut lebar (16mm hingga 28mm) untuk memotret landscape perkotaan, karena lensa sudut lebar memungkinkan Sobat menangkap lebih banyak pemandangan sekitar dalam frame Sobat dengan distorsi minimal, menjadikannya sempurna untuk memotret pemandangan kota dalam gambaran yang lebih luas. Lensa standar 35mm atau 50mm ideal untuk bidikan candid karena panjang fokus ini memberikan bidang pandang yang umumnya sama dengan mata telanjang (35mm untuk kamera bingkai yang dipangkas dan 50mm untuk kamera bingkai penuh). Meskipun lensa zoom lebih besar daripada lensa prime (lensa panjang fokus tetap) dan tidak selalu tajam, lensa zoom kit standar 18mm hingga 55mm adalah pilihan tepat bagi fotografer perkotaan pemula karena bisa diterapkan di hampir semua keadaan. Lensa telefoto, yang berguna untuk subjek yang jauh, kurang cocok untuk fotografi perkotaan karena ukurannya besar, berat, dan kelihatan sangat mencolok.

Jembatan Kahayan - Kalimantan Tengah
trisoenoe.com

6. Memotretlah di waktu yang terbaik (Golden Hour). 

Waktu yang paling pas (Golden Hour) adalah sebelum matahari terbenam atau setelah fajar, dan itu adalah waktu yang cocok untuk memotret pemandangan kota (Masih bisa diperdebatkan ya Sob….tergantung dari perspektif dan juga feel masing-masing fotografernya juga). Selama waktu ini, semburat hangat yang ciamik dapat mengubah pemandangan kota dengan baluran warna dan bayangan yang lembut. Golden hour adalah waktu yang sangat populer bagi para fotografer untuk men”jepret” gedung-gedung pencakar langit yang menjulang di atas landscape kota, ataupun obyek lain seperti jembatan, patung, dll. Karena pada waktu ini, sinar matahari yang berwarna kekuningan akan memberikan kharakter tersendiri pada saat sinarnya terpantul dari obyek foto tersebut.

Cukup sekian untuk artikel kali ini ya Sob, dan selanjutnya artikel ini akan disambung ke Bagian kelima, dengan judul: "URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian yang penghabisan", dan seperti biasa, ijinkan saya untuk berkata: "semoga Sobat tidak bosan ya!".

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Senin, 21 Februari 2022

URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Keempat


Sudut Kota "Toea"
Urban Photography
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Senin, 21 Februari 2022

Salam jepret duhai Sobat Jepret semuanya. Seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikel yang tempo hari sudah saya upload, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel bagian ketiga (URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Ketiga), dan inilah artikelnya:

Masih mengulik tentang 8 Tips untuk menghasilkan jepretan urban photography yang ciamik, kalau dalam artikel sebelumnya, tips yang dikupas adalah tentang pilihan kamera yang sesuai dan permainan "hingar-bingar" warna dalam frame, maka tips selanjutnya adalah:

Sudut Kota "Toea" di saat Malam
Urban Photography
trisoenoe.com

3. Gunakan cahaya alami untuk membantu mode bidikan Sobat 

Hari mendung yang tidak terlalu gelap memang sangat pas untuk bidikan potret perkotaan, karena cahayanya lembut dan menyebar secara merata ke subjek Anda. Di sisi lain, hari yang cerah akan menciptakan kondisi pencahayaan yang sangat terang, yang kurang cihuy untuk foto portrait tetapi sebaliknya, malah akan menghasilkan foto yang ciamik untuk fotografi perkotaan dan arsitektural. Hari-hari cerah menghasilkan kontras, sorotan terang, dan bayangan gelap yang memungkinkan Sobat menampilkan geometri perkotaan dengan cara yang kreatif. Saat memotret fotografi malam, salah satu cara terbaik untuk menangkap nyawa dan juga irama dari kota adalah dengan menggunakan sumber cahaya alami kota seperti lampu jalan atau lampu neon untuk menerangi subjek utama Sobat. Untuk fotografer perkotaan pemula, pengaturan keseimbangan putih otomatis kamera Sobat adalah cara mudah untuk menghasilkan foto yang bagus di sebagian besar kondisi pencahayaan dinamis kota.

Sepeda Motor
trisoenoe.com

4. Gunakan kecepatan rana lambat untuk menangkap gerakan 

Mengetahui pengaturan kamera yang tepat untuk menangkap hiruk-pikuk lingkungan kota secara efektif sangat penting untuk keberhasilan fotografi perkotaan. Untuk menambahkan gerakan kabur ke foto Sobat, untuk memotret sepeda motor yang sedang melaju di sudut jalan, misalnya, Sobat mungkin lebih enak kalau menggunakan mode long exposure. Untuk melakukan ini, atur kamera Sobat ke mode prioritas rana dan pilih kecepatan rana lambat. Semakin lambat kecepatan rana pada kamera Sobat, semakin banyak gerakan kabur yang akan tertangkap dalam frame.

Sekian dulu untuk kesempatan saat ini ya Sob, dan selanjutnya artikel ini akan disambung ke Bagian kelima, dengan judul: "URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Kelima", semoga Sobat tidak bosan ya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Sabtu, 19 Februari 2022

URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Ketiga


Keramaian di Kota "Toea"
Urban Photography
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Sabtu, 19 Februari 2022

Apa kabar Sobat Jepret semuanya. Seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikelnya, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel kedua (URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Kedua), dan inilah artikelnya:

8 Tips untuk menghasilkan jepretan urban photography yang ciamik


Sobat, kalau di kedua episode sebelumnya, yang dijabarkan adalah mengenai filosofi, sejarah, asal-usul, dan juga teknik dari fotografi urban, maka pada artikel kali ini yang akan dibahas adalah beberapa tips yang cocok dijadikan dasar untuk memulai fotografi urban. Nah, beberapa tips itu adalah:

Fotografer
Urban Photography
trisoenoe.com

1. Pilih kamera yang sesuai dengan panggilan jiwa Sobat 

Sampai sekarang, masih banyak perdebatan mengenai kamera yang pas untuk digunakan memotret dalam aliran ini. Apakah menggunakan kamera mirrorless, kamera DSLR, kamera saku, kamera HP, ataukah kamera analog untuk fotografi urban. Kamera saku mirrorless berukuran kecil dan ringan, yang berarti tidak terlalu membebani tubuh Sobat saat harus berjalan-jalan memotret untuk waktu yang lama. Kelebihan memotret dengan kamera DSLR adalah Sobat akan memiliki pilihan lensa yang lebih banyak, masa pakai baterai yang lebih lama, dan jendela bidik optik yang bekerja lebih baik dalam kondisi kurang cahaya. 

Baik kamera DSLR maupun mirrorless menghasilkan foto dengan kualitas yang sebanding. Untuk kamera yang di HP, malah lebih praktis lagi. Selain ringan dan juga simple, kamera yang ada di beberapa HP jama sekarang malah sudah punya kualitas yang ga main-main. Untuk kamera saku, juga mirip-mirip dengan kamera HP, tapi punya kualitas yang kurang lebih sama. 

Tapi, kalau mau kelihatan nyentrik serta berbeda, atau memang sesuai dengan getaran jiwa yang selaras dengan jeritan hati, tak ada salahnya kalau Sobat menggunakan kamera analog. Jadi, pertimbangkan matang-matang pentingnya serta cocoknya masing-masing tipe kamera dan putuskan mana yang bisa membuat Sobat menjadi maksimal dalam memotret dan sekaligus menjadi fotografer urban yang jempolan.

(Baca juga artikel yang sangat menarik yang berjudul: TIPS FOTOGRAFI - "KAMERA YANG TERBAIK ADALAH KAMERA YANG KAMU MILIKI !")

Menunggu di Keramaian
Urban Photography
trisoenoe.com

2. Jadikan warna sebagai pilihan kekuatan dalam frame

Manfaatkan “carut-marut” warna yang semarak di seluruh ekosistem urban di sekitar Sobat. Boleh itu pakaian warna-warni pejalan kaki di lautan warna netral, atau sepetak rumput hijau cerah yang tumbuh dari jalan berbatu, cari warna dan foto dengan niat. Atau, jika menurut Sobat menampilkan warna dapat mengalihkan perhatian dari cerita yang ingin Sobat ceritakan di foto Sobat. Tapi, tak ada salahnya juga kalau sobat mulai pertimbangkan untuk memotret dalam hitam dan putih untuk menghilangkan gangguan warna-warni dalam cerita di foto Sobat.

Intinya, bisa warna, bisa hitam dan putih, bisa juga warna lain yang Sobat suka. Semua kembali ke kesukaan Sobat saja.

Artikel ini bersambung ke Bagian keempat, dengan judul: "URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Keempat"

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Kamis, 17 Februari 2022

URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Kedua


Melintas - Menyeberang Jalan
Urban Photography
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Kamis, 17 Februari 2022

Selamat pagi, siang, sore, dan malam Sobat Jepret semuanya. Seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikelnya, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel pertama (URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Pertama), dan inilah artikelnya:

Sejarah Urban Photography


Setelah mengetahui pengertian urban photography, Sobat juga harus mengetahui bagaimana sejarah dari teknik aliran fotografi yang satu ini. Kehadiran urban fotografi ini berasal muasal alias "mbrojol" dari Eropa, ketika seorang "tukang jepret" alias fotografer Eugene Atget mulai menjepret foto yang menggambarkan jalanan kota Paris pada tahun 1890-1920 an.

Foto-foto yang diambil oleh abang ini merupakan objek yang terdiri dari berbagai macam objek dengan nilai artistik atau hanya sedikit adanya manusia. Hal ini tentu akan sangat berbeda dengan teknik fotografi urban photography dijaman sekarang ini. Aliran uban photography kontemporer seolah-olah lebih dari objek manusianya didalam foto. Objek manusia mulai dari ketika Henri Cartier Bresson mulai memotret objek manusia di sekitar tahun 1940 silam, hingga akhirnya aliran fotografi yang satu ini semakin terkenal dikalangan masyarakat. Aliran fotografi yang satu ini masih tergolong muda di Indonesia. Mulai berkembang di Indonesia sekitar tahun 1990-an dan saat ini juga semakin berkembang dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin meningkat.

Suasana Dalam Stasiun Beos
Urban Photography
trisoenoe.com

Teknik Menggunakan Urban Fotografi


Bagi Sobat yang masih seorang pemula yang ingin mendalami teknik ini maka Sobat perlu memperhatikan tips di bawah ini agar menghasilkan foto-foto perkotaan yang tampak nyata dan mengesankan. Teknik-teknik tersebut adalah:

Harus bisa pilih lensa yang pas

Hal utama agar Sobat bisa mendapatkan hasil foto yang memuaskan adalah dengan memilih lensa yang tepat. jangan sampai tergoda untuk memilih lensa zoom tele karena hasilnya akan terlihat aneh. Sobat bisa memilih lensa wide-angle. Untuk urusan kamera, Sobat bisa memilih kamera kompak dibandingkan DSLR.

Harus bisa pengaturan kamera

Sobat harus mengutak-atik kamera Sobat untuk beralih ke mode aperture priority atau pun shutter priority. Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena; biasanya mode manual hanya akan membuat Sobat lambat mendapatkan momen terbaik. Ataupun Sobat juga harus menghindari mode auto/program karena akan menghasilkan foto yang kurang ciamik.

Artikel ini bersambung ke Bagian ketiga, dengan judul: "URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Ketiga"

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Minggu, 13 Februari 2022

URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Pertama


Halaman Museum Fatahillah
Urban Photography
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Minggu, 13 Februari 2022

Sekilas Tentang Urban Photography

Fotografi memiliki berbagai macam aliran alias genre. Sebagian dari penikmat dan pelaku fotografi pastinya sudah tak asing dengan street photography atau fotografi jalanan (Baca juga artikel tentang street photography diblog ini ya Sob). Hampir sama dengan fotografi jalanan, urban photography memiliki tata cara alias teknik yang mirip-mirip dengan fotografi jalanan.

Sobat Jepret, sebagian dari Sobat mungkin pernah atau tertarik mengambil gambar tentang suasana perkotaan. Misalnya, foto-foto yang menampilkan objek hiruk-pikuk kota, kendaraan bermotor yang lalu lalang, maupun kinclang-kinclong lampu di jalanan perkotaan yang ditampilkan seperti jejak cahaya. Foto-foto inilah yang menggambarkan genre fotografi urban.

Fotografi urban bukan hanya menangkap objek manusia seperti yang dilakukan fotografi jalanan. Lebih dari itu, fotografi urban juga menangkap berbagai objek di perkotaan, baik surealis maupun tidak. Seperti dilansir dari salah satu situs, brighthub.com, fotografi urban juga disebut dengan cityscape photography atau fotografi lanskap perkotaan.

Fotografi urban pada prinsipnya merupakan bagian dari fotografi lanskap. Hanya, pemandangan yang ditangkap adalah objek-objek urban, di mana dibuat secara menyeluruh, baik itu objek gedung, ruang publik dan elemen-elemen lain yang memiliki estetika dan karakter sosial.Sobat Jepret, pada fotografi urban, objek yang dijebak lensa kamera merupakan refleksi dari gaya hidup perkotaan. Kesibukan perkotaan dengan hiruk-pikuk dan centang perenang kendaraan yang bersliweran, gedung-gedung tinggi dengan komposisi bentuk yang berbeda hingga berbagai objek unik yang bisa ditangkap oleh mata lensa.

Halaman Stasiun Beos
Urban Photography
trisoenoe.com

Apa Sebenarnya Urban Photography Itu?

Rasanya memang sudah menjadi kewajiban tersendiri bagi para pelaku dan penggila fotografi untuk mengenal lebih dekat dengan urban photography. Ya, pengertian urban photography sendiri merupakan sebuah aliran dalam dunia fotografi. Nah biasanya, objek yang diambil merupakan objek yang berada di ruang terbuka. Aliran fotografi ini juga dikenal sebagai aliran jalanan.

Biasanya objek yang diambil dilakukan dengan cara candid atau tanpa pengarahan alias dadakan terlebih dahulu (beda tipis dengan tahu bulat, sama-sama dibikin dadakan....biar anget). Biasanya dalam foto ini seolah-olah menggambarkan kondisi yang tidak ada tanpa adanya batasan objek. Kegiatan fotografi ini bisa dilakukan di jalanan, pasar, terminal, mall, stasiun atau tempat lainnya

Artikel ini bersambung ke Bagian kedua, dengan judul: "URBAN PHOTOGRAPHY (Eksplorasi Objek Perkotaan) Bagian Kedua"

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Kamis, 10 Februari 2022

Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Penghabisan


Pedagang Barang Loak
Pasar Kebayoran lama
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Selasa, 10 Februari 2022

Salam jumpa lagi Sobat? Apa kabar? Sama seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikel yang sudah saya posting sebelumnya, dan artikel ini adalah artikel penghabisan dari lima episode, dan merupakan sambungan dari artikel sebelumnya (Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Keempat), dan inilah artikelnya:

"Dan rencana Saudara bagaimana, Bung Petot?" tanyaku untuk mengalihkan suasana.

"Aku? Aku cuma butuh kamera sekarang. Kamera yang bagus kwalitetnya, des perlengkapannya. Itu harganya lima puluh juta lebih yang baru, yang bekas cuma empat puluh juta. Jadi masih ada lebihnya kira-kira seratus juta lebih. Itu akan aku sewa tempat dan belikan buku-buku serta printilan properti foto.

"Buku apa yang akan Bung beli dengan uang sebanyak itu?" tanyaku. Petot tersenyum sambil memandangi saya.

"Banyak sekali yang harus kubeli Om, barangkali delapan losbak pun belum cukup."

"O, Bung mau jualan buku?" tanyaku lagi. Petot mendelik.

"Untuk perpustakaan sendiri, Om!" dijelaskan Petot dengan jengkel. 

"Tapi mana ada waktu untuk membaca itu, kalau Bung kebanyakan ada di warung ini?" tanyaku lagi, langsung membayangkan bagaimana rupa tumpukan buku sebanyak delapan losbak itu.

"Buat apa aku duduk di rumah kalau tak ada buku yang bisa dibaca. Kan lebih baik duduk-duduk di sini?" kata Petot.

"O, jadi duduk di warung kopi sama dengan duduk di rumah sambil membaca buku?" tanyaku, dengan maksud main-main saja. Tapi Petot jadi marah.

Foto Siluet
trisoenoe.com

"Aku datang ke warung kopi untuk mencari inspirasi, bukan seperti si om, bocah tua yang isi kepalanya penuh dengan rutinitas buruh saja!" katanya agak keras. Aduh, bukan main tak enak rasanya di ulu-hati. Untunglah pada saat itu datang seorang kawan lain sehingga suasana mendadak jadi berubah. Kawan itu membawa sesuatu dari kawan lainnya untuk Bedul. Kami semua menanti apa yang dititipkan kawan tersebut untuk Bedul. Dan dengan berbareng mata kami semua melotot, karena kawan kami tadi meletakkan uang sebanyak 5 juta perak di atas meja. Itulah titipan untuk Bedul. Cepat tangan Bedul menyambar uang, langsung masuk ke dalam saku dan ia segera berdiri.

"Bedul, tolonglah aku. Perlu betul untuk tutup kasbon warung makan," kata Petot. Kontan Bedul menggeleng.

"Aku sajalah Bedul, ada perlu sedikit untuk...."

"Maaf kawan-kawan, uang ini sudah pas betul, tak boleh dikurangi lagi. Apa yang mau aku kasih tebus itu sudah pas benar sebegini," jawab Bedul.

"Minum kopi dan gorengan sajalah, Bedul!" Seru Mat Jidat dan Kuncung serempak.

"Maaf, aku tak bisa." sambung si Bedul lirih.

"Apa sih yang akan kau beli?" tanya Mas Keling.

"Bukan beli, aku mau bayar tunggakan cicilan motor!" jawab Bedul perlahan. Kami berpandang-pandangan semua.

"Bayar cicilan untuk tunggakan motor, Bedul?" tanyaku kemudian. Bedul tak menjawab, ia tetap di sana. Sesaat kemudian berlalulah ia.

Kemudian hari saya baru paham. Si Bedul rupanya ada ambil cicilan motor untuk dia kerja. 

Dia mau ambil kerja ojek online....."Untuk menyambung hidup" tuturnya di saat aku bertemu dengannya di warung kopi pengkolan.

Usai sudah kemerdekaannya sebagai seorang seniman.

Bunga!
Komposisi Segi Tiga
trisoenoe.com


Catatan:

Artikel lima episode ini saya tulis dalam kondisi yang serba tak pasti dan sulit. Sudah hampir dua tahun negeri ini dihantam oleh badai covid-19. Dampaknya luar biasa, bagi banyak orang, dan termasuk juga saya. Di masa pendemi ini saya mengalami banyak sekali cobaan. 

Di bulan Februari 2021, saya terkonfirmasi Covid-19, sehingga harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Pada saat isolasi itu juga, saya mendapat pemberitahuan bahwa kontrak kerja saya di-cut, alias diberhentikan dan resmi menjadi pengangguran pada Mei 2021.

Seakan masih belum cukup, saya harus mengalami cobaan selanjutnya. Pada pertengahan Juni 2021, saya kembali terpapar dan terkena Covid. Kali ini, yang menghantam adalah varian Delta. Saya terpapar pada saat saya sedang merawat ayah dan ibu yang pada saat itu juga sedang berjuang melawan covid. 

Tepat pada tanggal 8 Juli 2021, sekitar dzuhur, ayah saya meninggal dunia setelah 5 hari berjuang melawan sakit. 

Foto ayah saya
Alm. Soenarto bin Sukur

Dan cobaan yang harus saya pikul ternyata masih belum usai. 

Hingga saat ini, saya masih belum mendapat pekerjaan.

Foto ayah saya
Alm. Soenarto bin Sukur


Entah apa yang akan terjadi esok.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Selasa, 08 Februari 2022

Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Keempat


Street Photography - Ekspresi Wajah
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Selasa, 8 Februari 2022

Apa kabar Sobat? Sama seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikelnya, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel ketiga (Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Ketiga), dan inilah artikelnya:

"Dan si om sendiri gimana om?" tanya Mas Keling tiba-tiba kepadaku. Tentu saja kontan saya jadi kaget tak karuan. Mana saya bisa membuat rencana yang aneh-aneh, padahal saya bukanlah fotografer yang tulen, apalagi seniman.

"Awas jangan curang om! Om yang kasih kita orang soal hadiah tadi, sekarang om sendiri yang tak mau memberi rencana apa-apa!" Sindir Mas Keling sinis.

"Betul Saya tak punya rencana apa-apa," jawabku sedikit panik.

"Masak tak ada yang akan om lakukan kalau sekarang ini si om dapat uang sebanyak seratus enam puluh lima juta lebih?" Sahut Mas Keling lagi.

"Ya, tentu saja ada," jawabku kemudian.

"Apa?"

"Saya akan... kasih tutup cicilan motor, sisanya beli beras dan lain-lain untuk keperluan hidup." Jawabanku itu terputus di sana saja, karena semua kontan jadi terpingkal-pingkal. Kalau kita melucu dan orang yang mendengarnya tertawa, enak dan puaslah hati. Tapi kalau kita ngomong sungguh-sungguh dan orang menertawai, bukan main pedih rasanya. Mereka terus juga tertawa, sebentar-bentar berhenti, tapi kalau terpandang lagi saya, mereka mulai lagi terpingkal-pingkal. Aduh, panas betul hati saya dibikinnya.

"Saya kan sudah bilang bahwa saya tak punya rencana  apa-apa," jawabku.

"Tapi masih banyak kan yang bisa dibeli kecuali yang untuk bayar tunggakan cicilan, dan tetek-bengek itu?" kata Petot.

"Yang sedang saya butuhkan sekarang adalah bayar tunggakan cicilan, masak saya harus membeli gerobak mie ayam?" jawabku mulai dongkol.

"Si om rupanya terlalu banyak kena hutang cicilan ya om," kata Burhan.

"Bukan soal itu," sela Mas Keling. "Si om ini kurang bisa atur uang. Cobalah bayangkan, sudah setua ini masih juga beli barang pakai cicilan.

"Kondisi dompet lain orang tentu lain pula, dong," jawabku. "Kalau kalian suka jeprat-jepret dan hidup bohemian dan slebor tanpa kerja, itu tak aneh sama sekali. Kalau kalian cukup senang dengan hidup tanpa ada pemasukan yang pasti, dan saya tak merasa aneh. Mengapa aneh kalau saya ingin punya sesuatu dengan cara cicil? Saya sedari dulu ingin punya motor untuk bantu saya kerja. Kalau saya beli kontan, tentu tak akan kena, selalunya uang saya kurang. Beli motor bekas juga tak bisa, karena saya tak paham mesin, takut kena tipu. Jadi, apa salahnya kalau saya ada cicil motor untuk kerja," jawabku. 

Gelembung Sabun
(Komposisi Abstrak Hitam-Putih)
trisoenoe.com

"Betul juga," kata Petot.

"Tapi aku setuju menilai si om kurang bisa menikmati hidup, seperti kata Mas Keling. Soalnya, si om memang sedari lahir dilatih untuk jadi buruh sejati. Kasihan si Om," kata Bedul.

"Tak usah kasihan kepada saya!" kataku tegas.

"Bagaimana aku tak kan kasihan kalau si om, kawan kami, sudah setua ini masih saja hidup menghamba menjadi buruh, masih saja jadi bawahan majikan.....Tidak merdeka," jawab Bedul.

"Memang si om sangat menimbulkan kesedihan dan kasihan kami saja," sambung Panjul.

"Tapi si om masih bisa mengubah solah si om itu kalau si om mau. Seringlah ikuti gerak-gerik dan cara hidup kami," kata Mat Jidat pula.

"Baiklah, terimakasih," jawabku. Dan yang lain kulihat membuang muka, menyembunyikan senyumnya.

Kulit Pohon
(Komposisi Abstrak Hitam-Putih)
trisoenoe.com

Dalam hati, aku dongkol juga. Mereka bisa enteng berucap, karena memang mereka tak ada yang punya tanggung jawab seperti saya. Mereka hanya ada tanggungan hidup diri mereka sendiri alias bujangan, tanpa keluarga, tanpa anak istri. Wajar saja kalau mereka menganggap lucu dan juga remeh, kalau aku harus cicil motor untuk kerja. 

Sial betul saya hari ini...maki saya dalam hati.

Dan seperti yang sebelumnya, artikel ini bersambung ke episode keempat, dengan judul: "Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Kelima"

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Minggu, 06 Februari 2022

Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Ketiga


Sekumpulan Fotografer sedang memotret!
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Minggu, 6 Februari 2022

Apa kabar Sobat? Mohon maaf karena saya terlalu lama menyambung cerita ini. Seperti yang sudah saya janjikan tempo hari, saya akan sambung artikelnya, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel kedua (Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Kedua), dan inilah artikelnya:

"Itu mah ide gila namanya. Apakah kau kira orang orang kasih bikin galeri itu cuma asal-asalan saja? Pasti masing masing model galeri itu ada filosofinya, bukan seperti ide kau itu. Masak orang bikin pameran foto di dalam labirin?" bantah Kuncung, seorang fotografer muda.
    
"Masing-masing berhak punya ide sendiri-sendiri, kan?" kata Bedul yang tampak agak tersinggung mendengar ucapan Kuncung.
    
"Ya, tapi ide merdeka bukan berarti ide gila-gilaan," jawab Kuncung tenang pula. Bedul jadi melotot. Untunglah Petot cepat menengahi.
    
"Tentu saja kalian akan berlain-lainan pendapat tentang ide itu, karena kalian pun berlain-lainan pula lapangannya," kata Petot, fotografer muda yang punya idealisme dalam aliran fotografi analog. "Kalau aku umpamanya yang mendapat hadiah sebesar itu, lain pula yang akan kubikin. Lebih dulu akan kubeli ratusan rol film, bingkai-bingkai yang bagus, dan pernak-pernik, dan kucari sebuah kamar yang sederhana saja untuk dijadikan sebuah studio sekaligus galeri. Kalian boleh main-main ke studioku dan menikmati foto-foto dalam arti foto yang sebenarnya, yang pasti akan banyak bergantungan di sana. Aku punya banyak ide dan objek yang sangat ingin kuabadikan dalam potret dengan rol dan kertas foto, tapi aku tak berdaya karena tak ada alatnya dan tak ada uang."
    
"Dengan kamera digital lalu di print di atas kertas saja apa tak bisa?"
    
"Bukan tak bisa, tapi aku tak mau. Aku hanya mau memotret dalam rol film, dan mencetaknya di kertas foto," jawab Karman tegas. "Atau lebih baik aku diam saja...."
    
"Memang lebih baik kau diam saja," potong Panjul cepat.
    
"Kalau aku," kata Panjul kemudian, "kalau aku yang dapat hadiah itu... aku akan buat sesi foto dengan konsep yang aku rancang sendiri. Konsepnya akan aku buat dalam sesi foto kontemporer yang dikawinkan dengan filosofi abstrak, dengan berbagai properti yang kontemporer dan sekaligus abstrak. Aku rela mengorbankan uang itu seluruhnya untuk sesi foto tersebut. Dan kalau akhirnya ternyata aku berhasil dengan sesi foto itu, kau tahu apa yang bakal aku bikin? Satu tempat khusus untuk para penikmat fotografi yang sejalan! Dalam lapangan kesusastraan, orang sudah mengumpulkan arsip-arsip dengan lengkapnya. Tapi dalam lapangan fotografi, mana? Akulah orang yang akan berkorban untuk itu."

Dua seniman di selasar Blok-M
trisoenoe.com

Mas Keling tersenyum saja mendengar kata-kata Panjul yang sangat idealis itu. Panjul melirik ke arah Mas Keling dengan lirikan tak enak.
    
"Dan apa yang akan kau lakukan kalau dapat hadiah itu, Mas Keling?" tanya Panjul. Mas Keling adalah seorang fotografer (paling tidak, itu yang dia katakan kepada kami selama ini, walaupun dia sangat jarang sekali ikutan sesi potret, atau hunting foto, atau memamerkan hasil fotonya selama ini).
    
"Aku," jawabnya tenang pakai  gaya yang lucu, "yang paling pertama akan kulakukan dengan uang itu ialah... makan sepuas puasnya dan rokok ditambah kopi. Sudah terang seluruh lauk di warung nasi padang “Minang Sepakat” kuletakkan di atas meja dan kita makan bersama." Semua kawan kontan tertawa seperti mereka sudah mulai bisa merasakan sedapnya bermacam hidangan itu. Senang benar semuanya.
    
"Tentu aku boleh turut makan, Mas?" tanya Mat Jidat, seorang fotografer pemula juga.
    
"Tentu, tentu," jawab Mas Keling kontan, "kalau kurang makanannya kita tambah lagi. Makanlah sampai kenyang betul, atau jangan makan sama sekali. Sudah itu, kita hitung bersama-sama sisa uang itu. Aku hanya butuh uang untuk bayar kosan dan bayar bon warung rokok. Lebihnya, lebihnya kita pakai untuk senang-senang. Puaskan hidup ini...!!!" kata Mas Keling di dalam gaya seorang aktor tulen, dan sekalian kawan-kawan jadi segar sekali mendengar penjelasannya. Sementara kawan-kawan tertawa keenakan, kuingat-ingat tinggal Petot seorang saja yang belum mengemukakan rencananya kalau hadiah itu ia yang dapat.


Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA