Rabu, 30 Maret 2016

Face Photo Close Up

In Close.......


Lady in frame : Hafsah
FG : Gw la yauuuuuuuuuuuu......

Kali ini gw mo nyoba foto close up....tapi candid...
lumayan...dapet sisi yang bagusnya....
tapi tallentnya emang cantik sih....
dari angle manapun...tetep bisa dapet auranya!
So...cekidot ya sohib2....
Boleh jepret di kotu!


The Eyes

Postingan kali ini masih dari komunitas Banana's !


FG : Rendi Yunanda
Lady in frame: Fanny S.


Fotonya bagus banget, nonjolin kecantikan dari tallent nya dengan cara minimalis picture in frame...
Fokus ke mata simodel....
Kalo menurut gw...foto ini jempol banget dah!!!



Senin, 28 Maret 2016

Beauty Photography!!!!!!!



Karet, Jakarta, Senin, 28 Maret 2016

Salam jumpa Sobat semuanya. Masih bertutur pada topik bahasan yang sama, tentang fotografi, dan juga masih di pembahasan seputar tentang beauty photograpy. Kalau boleh bicara jujur, saya juga masih belum terlalu memahami aliran fotografi yang satu ini. Dalam benak saya (yang memang kapasitasnya tidak terlalu besar), saya menyederhanakan aliran yang satu ini ke dalam satu bahasa, yaitu "kecantikan". 

Memang, pemahaman saya di atas terlalu "naif" dan terdengar sangat polos serta sederhana. Apalagi kalau kita kaji lebih dalam tentang beauty photography ini, pastinya akan kita temui kenyataan, bahwa "beauty photography" ini ternyata jauh lebih rumit, jauh lebih kompleks, dan jauh lebih njelimet dibandingkan dengan pemahaman saya yang super naif di atas. 

Sobat, kalau memang sobat tertarik dengan genre fotografi ini, silahkan mampir di beberapa artikel saya dalam laman ini, supaya dapat penjelasan yang lebih detil dan lebih lugas serta lengkap.

Demikianlah Sob, sedikit ulasan mengenai beauty photography, semoga dapat menghibur Sobat semuanya.

Tetap sehat, tetap semangat!

Artikel diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Edisi Hitam-Putih



Karet, Jakarta, Senin, 28 Maret 2016

Salam jumpa Sobat jepret semuanya. Kali ini saya akan coba mengulas tentang satu jenis genre dalam fotografi yang kebetulan tengah saya coba untuk tekuni, yaitu foto hitam putih. 

Dan dibawah ini adalah satu foto hitam putih yang akan kita coba untuk "kuliti" dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Kalau kita lihat foto di atas, kita bisa melihat perspektif dari si fotografer yang mencoba untuk mendapatkan satu sudut yang berbeda dari si model. Foto itu mencoba memadukan antara foto close up dengan yang dikemas dengan hitam dan putih. Berfokus pada area mata si model, dimana ekspresi dari si model turut memperkuat aura dari keseluruhan foto. Seandainya foto tersebut tidak ditampilkan dalam komposisi hitam dan putih, dan tidak dikemas dalam perspektif close-up, tentunya "pesan" yang akan disampaikan oleh foto terebut akan sangat berbeda.

Kekuatan sebuah fotografi hitam putih terletak pada gradasi warna hitam putih itu sendiri. Fotografi hitam putih juga mengandalkan bentuk dan garis. Kombinasi bentuk, garis, dan gradasi warna hitam-putih membangun irama dalam sebuah karya fotografi hitam putih. Seringkali foto hitam putih terasa lebih dramatis dan lebih kuat pesannya daripada foto berwarnanya sendiri. 

kelebihan dari foto hitam putih adalah; mampu menyampaikan kesan murni serta emosi yang sangat kuat, dan hal inilah yang mendasari mengapa sampai saat ini sebagian fotografer tetap bertahan dengan idealisme hitam putihnya.  

Supaya Sobat bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas, ada baiknya Sobat juga membaca artikel yang berjudul: "Fotografi Hitam Putih - Kenikmatan Dalam Foto Hitam Putih", dan juga artikel yang berjudul: "FOTOGRAFI HITAM PUTIH - MEMOTRET "SEGALANYA"..........TANPA WARNA !". Dalam kedua artikel tersebut, ada penjelasan yang lebih rinci dan lebih mendalam mengenai foto hitam dan putih.

Demikianlah Sob, sedikit ulasan mengenai foto hitam putih, semoga dapat menghibur Sobat semuanya.

Tetap sehat, tetap semangat!

Artikel diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Light of Beauty!!!



Karet, Jakarta, Senin, 28 Maret 2016

Edisi tentang fotografi

Kali ini kita akan coba untuk membahas tentang satu foto,yang menurut saya, sangat unik. Foto ini mengusung beberapa genre atau beberapa aliran sekaligus. Yang paling utama adalah Beauty Photography (dan itu sangat jelas terlihat dalam frame). Model dalam foto tersebut sengaja mengambil pose (atau diatur untuk berpose) sedemikian rupa sehingga menonjolkan sisi sensualitas dalam batasan yang manis. Sisi sensualitas ini memang suatu sisi yang cukup "berbahaya", dimana kalau sensualitas ini ditonjolkan secara ngawur dan serampangan justru malah mengurangi nilai foto tersebut. 

Disini terlihat kepiawaian dari si fotografer maupun si model, yang dengan apik mampu memaksimalkan sisi sensualitas tersebut sehingga menjadi sajian yang sangat apik di frame.

Yang kedua adalah genre fotografi eksperimental yang cukup kental. Diwakili dengan sentuhan editing cahaya yang tegas, seakan memberikan sisi pencahayaan yang kuat terhadap si model. Ditambah lagi dengan pemilihan warna yang sangat kontras dan sangat kuat, semakin mempertegas si model dalam frame tersebut.

Secara singkat, foto diatas adalah manifestasi dari berbagai genre yang saling menguatkan dan harmonis, yang menjelma menjadi satu foto yang layak untuk diklasifikasikan sebagai...mahakarya!

Demikianlah Sob, edisi ulasan fotografi kali ini, semoga dapat menghibur Sobat-sobat semua. 

Tetap sehat, tetap semangat.

Artikel oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

SENJA DI KAIMANA!



Jakarta, Senin, 28 maret 2016

Edisi fotografi (Lagi…)!

Di postingan kali ini, ane persembahkan hasil jepretan kawan saya yang namanya Wendy L.W.

Suatu hari, kawan saya yang satu ini, tiba-tiba mengirim pesan tanpa kalimat yang panjang, yang di sela-sela pesannya, dia juga kirim dua foto. Beliau cuma bilang, kalau Kaimana itu ternyata sangat indah.

Buat saya yang memang jarang pergi kemane-mane (karena cupetnya dana dan waktu), pesan dari beliau ini bias punya dua makna. Makna yang pertama, si pengirim dengan sangat baik hati memberitahukan, bahwa ternyata, Indonesia itu super indah, dan banyak sekali bagian dari Indonesia yang punya panorama yang sangat “surgawi”. Dan makna yang kedua, kawan saya ini rupanya sedikit “menyindir” (paling tidak, itu yang saya rasakan…hehehehe). Pasti dalam hatinya dia bilang…”Ga tau kan loe kalo di sana itu indah! Makanya, piknik mas bro!”….(Becanda mas bro ! ...hehehehe)

Hadehhhhh…

Spot ini emang luar biasa indah. Rupanya, memang benar kata orang yang sudah pernah berkeliling Indonesia. Kata mereka (dan ijinkan saya untuk mengutip kata-kata mereka)…”Piece of heaven was fell in Indonesia!”, alias: serpihan dari surge jatuh di Indonesia!

Dan mahluk ini…yang namanya Wendy (hehehe…sorry my bro!)…termasuk satu dari segelintir orang yang amat sangat beruntung karena udah bisa wara-wiri keliling Indonesia!

So….ini sebagian karyanya…cekidot guys!

In Frame: Horizon Senja di Kaimana (Papua)
FG: Wendy L.W.



EDISI ULASAN FOTO!


Karet, Jakarta, Senin, 28 Maret 2016

Edisi kali ini masih tentang fotografi!

Dalam edisi ini, saya posting hasil jepretan temen-temen di komunitas fotografi Banana’s Photography, yang menurut saya, luar biasa.


In Frame: Siti Hafsah
FG: Arsya

Dalam foto di atas (dari perpektif saya tentunya), si fotografer(FG) berusaha untuk menangkap sisi roman sekaligus sudut feminim dari si model, lewat pengambilan potret dari sisi samping, yang mempertegas karakter si model. Fotografer seakan-akan berusaha untuk menggiring titik fokus siapa saja yang melihat foto ini ke dalam sudut pandang yang sama dengan fotografernya (dalam artian, perspektif subyektifnya FG lebih dominan!). Juga dari komposisi pemilihan warna, selain karakter feminim yang ditonjolkan, karakter “kuat” alias “strong!” juga dibalur disekitar aura roman yang mengalun tipis difoto ini!

Walaupun foto di atas boleh dibilang konservatif (mengusung tema portrait tentunya), tapi tetap ada yang unik dari atmosfernya. Pemilihan latar merah tentu saja semakin memperkuat point of interest dari si obyek foto. Dengan busana yang yang kontras dengan latarnya, si obyek semakin terlihat menonjol dan mampu "meredam" obyek lain di dalam frame. Efeknya dapat ditebak, si model dalam foto di atas menjadi central fokus bagi siapa saja yang melihat foto tersebut.

Penghargaan terbesar untuk fotografer dan juga model di foto itu.

Catatan:
Fotografi Portrait (Potret) adalah teknik fotografi yang menangkap image manusia atau model secara dekat atau dengan latar yang blur atau bisa juga dengan latar belakang yang sangat kontras. Tujuannya adalah menonjolkan si model dalam frame tersebut. Untuk saat ini, foto portrait ini semakin berkembang dengan memadukan berbagai teknik atau pendekatan teknik fotografi yang berbeda.

Supaya berimbang, silahkan baca juga artikel yang sangat menarik, yang mengulas tentang foto portrait dengan judul: "Apa Sih Bedanya Fotografi Model & Portrait?".

Demikianlah ulasan singkat kali ini, semoga Sobat dapat terhibur karenanya.

Akhir kata, tetap sehat, tetap semangat, dan jangan pernah berhenti memotret.

Artikel oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Kamis, 24 Maret 2016

Spot Fotografi - Toko Merah - Kota Tua - Jakarta



Ciledug, Tangerang, Banten, Sabtu, 24 Maret 2016

Artikel kali ini adalah tentang salah satu spot fotografi di Jakarta (tepatnya di daerah Kota Tua), yang juga sekaligus tempat yang sangat bersejarah....."Toko Merah".

Kalo sohib-sohib sering mampir pakansi atawe jalan-jalan ke daerah kota tua, udah pasti pernah ngeliat bangunan ini!
Yup, sebuah bangunan yang punya arsitektur lumayan unik, terletak di jalan Kali besar barat dan punya cat eksterior yang "ngejreng" alias menyala-nyala!

Dan bangunan ini sering banget dijadiin lokasi untuk foto, karena selain unik, juga tempatnya ga terlalu jauh dari pusat kota.

Tapi, siapa nyana, ternyata bangunan ini punya sejarah kelam di suatu masa di "Tempo Doeloe" (setidaknya menurut beberapa versi!), berikut beberapa versi sejarah bangunan toko merah menurut berbagai sumber:    


1. Versi dari Wikipedia (Untuk versi obyektif, yang mengesampingkan sisi kelam dari versi lain) 


Toko Merah dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaaf Willem baron van Imhoff diatas tanah seluas 2.471 meter persegi. Rumah tersebut dibangun sedemikian rupa, sehingga besar, megah dan nyaman. Nama "Toko Merah" berdasarkan salah satu fungsinya yakni sebagai sebuah toko milik warga Cina, Oey Liauw Kong sejak pertengahan abad ke-19 untuk jangka waktu yang cukup lama. Nama tersebut juga didasarkan pada warna tembok depan bangunan yang bercat merah hati langsung pada permukaan batu bata yang tidak diplester. Warna merah hati juga nampak pada interior dari bangunan tersebut yang sebagian besar berwarna merah dengan ukiran-ukirannya yang juga berwama merah. Di samping itu dalam akte tanah No. 957, No. 958 tanggal 13 Juli 1920 disebutkan bahwa persil-persil tersebut milik NV Bouwmaatschapij "Toko Merah".

Selain van Imhoff, bangunan ini juga menjadi kediaman beberapa Gubernur-Jenderal seperti Jacob Mossel (1750–1761), Petrus Albertus van der Parra (1761–1775), Reinier de Klerk (1777–1780), Nicolaas Hartingh, dan Baron von Hohendorff.

Pada tahun 1743-1755 dijadikan Kampus dan Asrama Académie de Marine (akademi angkatan laut), kemudian pada tahun 1786-1808 digunakan untuk Heerenlogement atau hotel para pejabat. Tahun 1809-1813 seluruh bangunan dijadikan rumah tinggal oleh Anthony Nacare. Kurun waktu 1813-1851 kepemilikan beberapa kali berganti hingga kemudian dimiliki oleh Oey Liauw Kong yang berfungsi sebagai taka, sehingga populer dengan sebutan "Taka Merah".

Tahun 1920 dibeli dan dipugar oleh NV Bouw Maatschappij "Toko Merah" yang menelan biaya satu juta gulden. Bangunan ini diperbaiki lagi oleh Bank Voor Indie yang kemudian berkantor di sini hingga tahun 1925. Kemudian ditempati oleh sejumlah Biro dan Kantor Dagang: Algemene Landbouws Syndicaat, De Semarangse Zee en Brandassuransi Mij, dan WM Muller. & Co. Tahun 1934-1942 menjadi Kantor Pusat N.V. Jacobson vanl den Berg salah satu perusahaan "The Big Five" milik Kolonial Belanda.


Pada masa pendudukan Jepang menjadi Gedung Dinas Kesehatan Tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, Toko Merah berubah melewati fase-fase perubahan pindah tangan pemilik kantor yang salah satunya adalah PT. Satya Niaga pada tahun 1964. Selanjutnya pada tahun 1977 berubah menjadi PT Dharma Niaga (Ltd) dan gedung tersebut tetap digunakan sebagai kantor. Pada tahun 1990an, Toko Merah dijadikan Bangunan Cagar Budaya berdasarkan UU No. 5 Tahun 1992 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tanggal 29 Maret Tahun 1993. Setelah sekian lama terabaikan, Akhirnya Toko Merah direstorasi pada tahun 2012 dan sekarang Toko Merah menjelma menjadi 'function hall' yang dapat dijadikan sebagai tempat konferensi dan pameran.              


2. Versi dari Alwi Shahab (Seorang wartawan senior, sekaligus pemerhati sejarah. Artikel ini dimuat di harian Republika, Minggu, 05 Maret 2006) 


Di Jl Kalibesar Barat, Jakarta Kota, yang di masa VOC merupakan pusat kota Batavia, terdapat sebuah gedung yang hampir seluruh bagian depannya berwarna merah. Toko Merah, nama gedung itu, terletak berdekatan dengan stadhuis (Balaikota Batavia), kini masih tetap berdiri kokoh meskipun telah berusia tiga abad. Sejumlah gubernur jenderal VOC pernah mendiami gedung ini, yang kala itu terletak di tengah kota Batavia berbenteng.

Gustaff Baron van Imhoff membangun gedung berlantai dua itu pada 1730, jauh sebelum ia diangkat menjadi gubernur jenderal di Srilangka, yang kala itu jajahan Belanda. Begitu bersejarahnya gedung tersebut, hingga ia banyak didatangi para wisatawan asing, maupun para pecinta gedung tua.


Gedung itu, dalam keberadaan yang cukup lama, telah menyaksikan berbagai peristiwa penting, yang dialami kota Batavia. Setidak-tidaknya di depan gedung yang mengalir sungai Groote Rivier (Kali Besar) itu pernah terjadi suatu kerusuhan besar ketika terjadi pembantaian terhadap orang-orang Tionghoa. Peristiwa itu terjadi 10 tahun setelah gedung tersebut berdiri (1740). Di muara Ciliwung ini, yang kala itu airnya jernih, pada pagi dan sore, menjadi tempat mandi para Indo-Belanda. Sementara di malam terang bulan, para muda-mudi, sambil main gitar, bernyanyi menumpahkan isi hati mereka.

Setelah peristiwa berdarah pembantaian warga Tionghoa, Van Imhoff yang kelahiran Jerman, kemudian diangkat sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda (1743-1750). Di gedung yang kini dikenal sebagai Toko Merah itu ia juga mendirikan Akademi Maritim (Academiede Marine). Akademi ini diresmikan 7 Desember 1743. Selain sebagai kampus, gedung itu juga menjadi asrama para kadet.

Untuk dapat diterima jadi kadet harus memenuhi persyaratan yang cukup ketat. Calon harus lahir dari hasil perkawinan yang sah. Maklum, kala itu, banyak warga Belanda yang mengawini para nyai, yang anak-anaknya disebut Indo-Belanda. Syarat lainnya ialah berumur 12-14 tahun, beragama Kristen Protestan (kala itu tempat peridabatan Katolik tidak dibenarkan di Batavia). Masa pendidikan 4 tahun dan tiap angkatan dibatasi 24 orang.


Seperti ditulis Thomas B Ataladjar dalam buku Toko Merah, selama pendidikan para kadet menjalani disiplin sangat ketat. Mereka yang melanggar disiplin mendapat hukuman di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Sedang kadet yang ketahuan membaca buku terlarang (porno), dan bermain kartu, dikurung selama empat hari dengan kaki terendam dalam air dan hanya boleh mendapatkan nasi tanpa sayur dan lauk pauk.

Van Imhoff tercatat sebagai gubernur jenderal pertama yang mengunjungi keraton Mataram di Kartasura. Campur tangan van Imhoff tidak hanya terhadap Mataram, tapi juga kesultanan Banten. Ketika Sultan Zaenul Arifin memerintah (1744-1747), ia diberitahu menderita gangguan jiwa. Van Imhoff kemudian mendukung salah seorang istri Sultan, Ratu Syarifah Fatimah, seorang wanita keturunan Arab. Atas dukungan Van Imhoff, Syarifah dapat menggeser Sultan dan menaikkan keponakannya (Syarif Abdullah) sebagai sultan Banten. Sedangkan Sultan Arifin dibuang ke Ambon. Politik divide et empera (pecah belah) van Imhoff, karuan saja menimbulkan kemarahan rakyat Banten. Dipimpin Kyai Tapa, mereka memberontak terhadap VOC.


Setelah van Imhoff meninggal (1750), penggantinya, Yacob Mossel, mengembalikan kekuasaan Sultan Arifin. Sedangkan Syarifah dan Syarif Abdullah ditangkap dan ditahan di Pulau Edam, Kepulauan Seribu. Menurut rencana, kedua keturunan Arab itu akan ditahan di Saparua (Maluku). Namun Syarifah lebih dulu meninggal dunia dan dimakamkan di Pulau Edam. Sedangkan ponakannya di buang ke Banda dan hidup mewah di sana atas biaya VOC selama 39 tahun. 

Hingga kini banyak orang mendatangi makamnya di kepulauan Seribu, terutama untuk meminta nomor buntut. Tempat pertemuan antara van Imhoff dan Syarifah Fatimah saat hendak menggulingkan suaminya, Sultan Banten, terletak di Tanjung Oost (kini Tanjung Timur), depan Markas Rindam Condet, Jakarta Timur. Kala itu, tempat tersebut merupakan rumah peristirahatan yang sangat mewah. Kini ditempati oleh keluarga kepolisian.

Selama pemerintahannya, van Imhoff juga membangun Istana Buitenzorg Lepas dari Kesibukan pada 1745 yang kini lebih dikenal dengan Istana Bogor. Istana ini kemudian dipugar oleh para gubernur penggantinya hingga bentuknya sekarang ini. Kala itu, van Imhoff sudah memelihara kijang di halaman istana. Presiden Soekarno termasuk Kepala Negara yang paling sering tinggal di Istana Bogor. Bahkan Surat Perintah 11 Maret 1966 dikeluarkan di sini. Dengan Supersemar itulah, Pak Harto kemudian membubarkan PKI dan ormas-ormas yang bernaung di bawahnya.


Toko Merah, menurut Thomas B Ataladjar, pernah digunakan sebagai kantor Jacobson van den Berg, sebuah perusahaan multinasional milik Belanda. Pada 1957, ketika hubungan RI-Belanda memburuk, Jacobsonvan den Berg dan semua perusahaan milik Belanda diambil alih. Sementara ribuan warga Belanda dan Indo Belanda meninggalkan Indonesia.

Toko Merah juga merupakan saksi sejarah betapa menyedihkan nasib para budak di Batavia kala itu. Mereka dijualbelikan dan diperlakukan seperti binatang. Di tempat ini pernah dilelang sebanyak 162 budak belian.

Demikian ya sob, Dua versi tentang sejarah Toko Merah, Semoga dapat bermanfaat....(semoga lho ya!, kalau nggak, ya udah...baca aja!)

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Selasa, 22 Maret 2016

Urban Street Warrior (Experiment Photography)



Ciledug, Tangerang, Banten, Selasa, 22 Maret 2016

Kali ini, yang akan kita ulas adalah satu genre foto yang bisa digolongkan ke dalam "experiment photography", alias fotografi eksperimen. 

Kenapa disebut sebagai fotografi eksperimen?

Disebut sebagai fotografi eksperimen karena memang foto-foto ini menerapkan beberapa teknik serta mengkombinasikan beberapa genre yang ada dalam fotografi. Belum lagi, baik FG maupun Tallent yang ada dalam frame ini seakan "All Out" untuk mewujudkan foto yang luar biasa.

Kalau boleh jujur, saya tak terlalu mengerti tentang genre yang satu ini (mungkin karena faktor usia yang menjadi penyebabnya), hehehehe......


Tapi, saya bisa menangkap keindahan dari foto-foto ini, keindahan yang dibalur semangat, serta refleksi dari jiwa muda yang terbungkus dalam kreativitas nyata.

Kumpulan para fotografer dan model yang mengusung photo/video dengan genre urban street..

With new ways of photo experiment......

Seluruh foto adalah kiriman dari Arieyadi Casual....(Member of Banana's Photography, Urban Street Warrior, Modeling Bekasi, Komjebar Fotografi)


Luar biasa!!!!

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Sabtu, 19 Maret 2016

Tips Fotografi - Bagaimana Membuat Foto Bokeh Yang Creamy!




Ciledug, Tangerang, Banten, Sabtu, 19 Maret 2016

Menyambung artikel postingan sebelumnya, yaitu tentang foto bokeh, ini adalah episode lanjutan untuk episode sebelumnya (sinetron kali….pake episode lanjutan!)



Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki Depth Of Field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer yang dulu-dulu (buset, kesannya lama bingitz!) berhasil memanfaatkan hal ini, menjadi aliran alias genre alias tipe alias jenis alias…..(lah….kaga kelar-kelar nih!) style foto yang disebut dengan “Bokeh”!



Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa tangerang….eits….salah ketik….bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing (cie….pake bahasa inggris cuy…). 



Dalam contoh foto cantik diatas adalah contoh foto bokeh yang nyam-nyam alias creamy, obyek utama muka model amatlah tajam, namun latar belakang menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:

1. Pilih mode manual atau Aperture Priority


2. Pilih setting Apertura atau aperture sebesar mungkin.


Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya

3. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.


Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.

4. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin.




Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)

Demikianlah sobat jepret, 4 Tips yang bisa diterapkan untuk dapat menghasilkan foto bokeh yang creamy! Untuk lebih lengkapnya, dapat sobat lihat di artikel saya yang lain, yaitu : "6 tips untuk menghasilkan foto bokeh"

Oh ya, untuk melengkapi artikel ini, di bawah ini saya akan sertakan beberapa foto bokeh hasil jepretan saya, cekidot ya sob!







#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Jumat, 18 Maret 2016

Asal mula nama "Glodok"


Berikut ini postingan edisi...."Djakarta Tempo Doeloe"

Asal kata nama daerah Glodok :

ada banyak sumber ya sob....berikut ini akan dijelaskan panjang kali lebar untuk beberapa versi (boleh petik dari net!)

1. Versi Wikipedia : 

Kata Glodok berasal dari Bahasa Sunda "Golodog". Golodog berarti pintu masuk rumah, karena Sunda Kalapa (Jakarta) merupakan pintu masuk ke kerajaan Sunda. Karena sebelum dikuasai Belanda yang membawa para pekerja dari berbagai daerah dan menjadi Betawi atau Batavia, Sunda Kelapa dihuni oleh orang Sunda. Perubahan 'G' jadi 'K' di belakang sering ditemukan pada kata-kata Sunda yg dieja oleh orang non-Sunda, terutama suku Jawa dan Melayu yang kemudian banyak menghuni Jakarta. Sampai saat ini di Jakarta masih banyak ditemui nama daerah yang berasal dari Bahasa Sunda meski dengan ejaan yang telah sedikit berubah.

Nama Glodok juga berasal dari suara air pancuran dari sebuah gedung kecil persegi delapan di tengah-tengah halaman gedung Balai Kota (Stadhuis) – pusat pemerintahan Kompeni (atawe Belande) di kota Batavia. 
Gedung persegi delapan ini, dibangun sekitar tahun 1743 dan sempat dirubuhkan sebelum dibangun kembali tahun 1972, banyak membantu serdadu Kumpeni Belanda karena di situlah mengalir air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. 



Tak cuma bagi serdadu Kumpeni Belanda tapi juga dimanfaatkan minum bagi kuda-kuda serdadu usai mengadakan perjalanan jauh. Bunyi air pancurannya grojok..grojok..grojok. Sehingga kemudian bunyi yang bersumber dari gedung kecil persegi delapan itu dieja penduduk pribumi sebagai Glodok.
Dari nama ”pancuran” akhirnya menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran atau orang di kawasan Jakarta Kota menyebutnya dengan istilah ”Glodok Pancoran”. Hingga kini kedua nama yakni Glodok dan Glodok Pancoran masih akrab di telinga orang Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta.

Glodok adalah salah satu bagian dari kota lama Jakarta. Sejak masa pemerintahan Hindie Belande, daerah ini juga dikenal sebagai Pecinan terbesar di Batavia. Mayoritas warga Glodok merupakan keturunan Tionghoa. Pada masa kini Glodok dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia. Secara administratif, daerah ini merupakan Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.   
   

2. Versi berbagai sumber : 

versi 1. 
Glodok yang berlokasi di Jakarta Barat misalnya, berasal dari kata gerojok yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Dahulu, di tempat itu ada semacam waduk penampungan air Sungai Ciliwung. 
Namun, orang Tionghoa dan keturunannya sulit menyebut kata gerojok. Mereka sering menyebutnya glodok hingga kawasan tersebut dikenal dengan sebutan glodok.



3. Versi Kompassiana : 

JAKARTA TEMPO DOELOE
Jejak masa lampau Jakarta sulit dilacak keberadaannya. Melalui beberapa situs sejarah yang lolos dari "kebiadaban" masa kini lah masa lampau itu dapat terungkap. 

Salah satu ciri khas yang umum terdapat di setiap sejarah suatu kota adalah terdapatnya pemukiman Tionghoa atau biasa disebut Pecinan (China Town) di kota itu. Kawasan Pecinan, dalam sejarahnya selalu menjadi penopang sekaligus jantung yang menggerakan detak perekonomian. Tak heran, jika Pecinan terdapat hampir di berbagai kota besar di Dunia, termasuk Jakarta. 

Kini, etnis Tionghoa telah menjadi ciri sekaligus jiwa yang mewarnai sejarah kebudayaan dari kota ini. PECINAN JAKARTA, Pusat Ekonomi dan Akulturasi Budaya Jauh sebelum Belanda membangun Batavia (kini Jakarta) tahun 1619, orang-orang Cina sudah tinggal di sebelah Timur muara Ciliwung tidak jauh dari pelabuhan itu. Mereka menjual arak, beras dan kebutuhan lainnya termasuk air minum bagi para pendatang yang singgah di pelabuhan. 



Namun, ketika Belanda membangun loji di tempat itu mereka pun diusir. Baru, setelah terjadinya Pembantaian Orang Tionghoa di Batavia (9 Oktober 1740), orang-orang Tionghoa ditempatkan di kawasan Glodok yang tidak jauh dari 'Stadhuis' (kini Museum Fatahillah) dengan maksud agar mudah diawasi. 

Di Pecinan Glodok dan sekitarnya tempo doeloe konglomerat Khouw pernah berjaya; ribuan orang China juga pernah dibantai; perayaan Imlek; semarak Cap Go Meh; nostalgia Peh Cun, panasnya perjudian dan madat, serta aktivitas perdagangan dan perekonomian yang terus bergelora. Jejak-jejak itu, kendati terus memudar, masih tetap terasa kental. Walau sempat di kekang puluhan tahun, kini etnis yang mendarah menjadi daging dari suku Betawi ini tengah merayakan Imlek dan Cap Go Meh. 

Aksara China, bahasa Mandarin, berbagai pertunjukan tradisi lama Tionghoa pun semakin semarak. Sejak dulu, kawasan Glodok memiliki potensi dan letak yang strategis, maka tak aneh jika mendorong banyak orang mengadu nasib. Tak hanya orang China, orang Eropa, dan kaum pribumi pun banyak tumpah ruah di Glodok. 

Saat ini, orang Betawi (dari kata Batavia) yang belakangan muncul pada abad ke-19 sebagai suku tersendiri merupakan akulturasi dari banyak budaya itu. Glodok kini, bukan hanya dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik. Wilayah perekonomian yang tak henti berdenyut ini bukan pula sekedar kawasan yang identik sebagai Pecinan saja. Karena dalam sejarah kontemporer Jakarta, glodok memiliki banyak arti: perjuangan kaum imigran, kejayaan, keterpurukan dan perlawanan terhadap nasib dan penindasan. Ini berlaku bagi siapa saja yang tinggal di Glodok dan sekitarnya. 



PECINAN TIDAK HANYA DI GLODOK Sesungguhnya, kawasan Pecinan di Jakarta tidak saja identik dengan Asemka, Glodok, Pancoran dan Petak Sembilan. Karena dalam sejarah Jakarta, kawasan lain sebagai Pecinan banyak bermuculan setelah pusat kota Batavia dipindahkan ke Weltevreden (kini Monas dan Lapangan Banteng) diawal abad ke-19. Kawasan -kawasan lain sebagai Pecinan itu misalnya terdapat di Passer Baroe, Meester Cornelis Senen (Jatinegara), Pasar Senen; Pasar Tanah Abang, dsb. 

Di setiap kawasan tersebut hingga saat ini masih dapat kita temui jejak sejarah Tionghoa yang unik dan menarik untuk ditelusuri. - Pancoran dan Glodok Nama 'pancoran' berasal dari pancuran air yang terbuat dari bambu. Dahulu, di Glodok memang terdapat sumber air yang mampu memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kota Batavia. Air dari Pancoran di alirkan ke taman Fatahillah menggunakan pipa tanah liat. Pipa ini sempat dipotong dan dihancurkan oleh Pemda DKI demi pembuatan Tunel yang menghubungkan Stasiun BeOS dan Museum Bank Mandiri pada tahun 2006 lalu. Di tengah taman Fatahillah kemudian dibuat tempat minum kuda dan masyarakat (1873). Alat itu menyerupai kubah Museum Fatahillah. 



Sedangkan nama 'glodok' berasal dari suara air yang berbunyi 'grojok-grojok' kemudian lidahnya kepleset menjadi 'glodok.' Versi lain menyebutkan bahwa glodok berasal dari grobak pengangkut air tersebut yang bernama "golodok." Sebagai kawasan pecinan, Pancoran -Glodok merupakan kawasan paling padat dan ramai. Beberapa bangunan bergaya Tionghoa masih terdapat di sini. Namun, jumlahnya sangat sedikit karena banyak yang dihancurkan oleh pemiliknya. 

Antara lain yang masih selamat: Kelenteng Jin de Juan; Gereja Santa Maria de Fatima; dan Kelenteng Toa Sai Bio. - Passer Pagi Lama -Asemka Pasar Pagi Lama terletak di Asemka, tepatnya di belakang Museum Bank Mandiri. Di sini lah pusat grosir terbesar Indonesia yang menjual berbagai jenis barang murah dari kelontong hingga asesoris. Sebagai Pecinan, di sini juga tentunya banyak terdapat rumah bergaya Tionghoa. Ciri umum rumah Tionghoa adalah di bawah toko, di atas sebagai tempat tinggal (ruko, rumah dan toko). Ada juga yang hanya satu lantai saja. 



Sayang, rumah-rumah itu kini banyak yang didiamkan, dihancurkan pemiliknya, ditiban dengan bangunan baru atau sama sekali dihancurkan. Para pedagang asongan kereta jalur Kota-Bogor, Kota-Cikampek, dan Kota-Merak biasanya berbelanja di sini. Pedagang asongan bis-bis antar kota juga demikian. 

Jika Anda tertarik untuk berjualan, tempat ini sangatlah tepat. Bayangkan saja harga 1 buah ballpoint yang dijual di bis/kereta dengan harga Rp. 1000,-/buah, di sini dibeli dengan harga bisa sampai Rp. 250/buah. Tentunya harus membeli dalam jumlah yang banyak. 



- Jl. Perniagaan dan Rumah Keluarga Souw Di sebelah Selatan Pasar Pagi Lama, terdapat Jl. Perniagaan, jalan ini dahulu disebut Jl. Patekoan. Konon, nama Patekoan berarti '8 buah teko/poci' (pat te-koan). Di daerah ini pernah tinggal seorang Kapiten Cina Gan Djie (1663-1675). Istrinya yang berjiwa sosial, setiap hari menyediakan 8 buah teko (poci) berisi air teh. Angka 8 sengaja dipilih sebab angka ini mempunyai konotasi baik atau 'hoki.' Dahulu belum banyak orang yang berjualan makanan dan minuman, jadi bagi pejalan kaki yang kelelahan/kehausan dipersilahkan minum air teh yang disediakan. Jl. Patekoan kini dinamankan Jl. Perniagaan yang sama sekali tidak mengandung makna apa-apa, selain bisnis. 

Masih dari jalan perniagaan, terdapat rumah tua milik keluarga Souw. Keluarga Tionghoa ini dahulu terkenal sangat kaya-raya. Salah satunya adalah kakak-beradik Souw Siauw Tjong dan Souw Siauw Keng. Souw Siauw Tjong selain orang kaya dia berjiwa sosial. Ia mendirikan sekolah-sekolah bagi anak-anak boemipoetra di tanah miliknya, membantu orang-orang miskin, menyumbangkan makanan dan bahan bangunan ketika terjadi kebakaran. Maka, Tjong diberikan gelar luitenant titulair (kehormatan) oleh pemerintah Hindia Belanda pada Mei 1877. Namanya juga tercantum sebagai donor pada pemugaran Kelenteng Boen Tek Bio Tanggeang 1875 dan Kelenteng Kim Tek Ie (kini Jin de Juan) Batavia tahun 1890. 



Sedangkan Souw Siauw Keng (1849-1917) diangkat menjadi luitenant der Chineezen di Tangerang tahun 1884. Beberapa meter dari rumah besar Keluarga Souw, terdapat bangunan yang kini menjadi sekolah SMAN 19 Jakarta. Di kalangan anak-anak Kota, sekolah ini sangat populer dengan sebutan cap-kau, artinya "sembilan belas". Gedungnya sangat bersejarah, sebab di tempat inilah pertama kali berdiri sebuah organisasi Tionghoa "modern" di kota Batavia, bahkan di Hindia Belanda. 

Pada 17 Maret 1900 berdiri perhimpunan Tiong Hoa Hwee Koan (THHK). Tahun berikutnya THHK mendirikan sekolah modern pertama yang disebut Tiong Hoa Hak Tong disusul pembukaan cabang-cabang lain di seluruh Hindia Belanda. Berdirinya sekolah-sekolah ini merupakan reaksi masyarakat Tionghoa terhadap pemerintah Belanda yang selama itu tidak pernah meberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. 

Akibat perkembangan yang sangat pesat, pemerintah kolonial Belanda, yang khawatir anak-anak Tionghoa akan "tersedot" semua ke sekolah yang dibentuk THHK itu, serta-merta Belanda mendirikan Hollandsch Chineesche School (HCS), yaitu sekolah berbahasa Belanda bagi anak-anak Tionghoa. Pada 1965, THHT yang di Jl. Patekoan itu di tutup oleh pemerintah Orde Baru dan bangunannya diambil alih menjadi sekolah pemerintah dengan nama SMAN 19 Jakarta. - 



Kawasan Elit Mangga Dua Wilayah Mangga Dua berada di luar benteng kota Batavia, merupakan wilayah penempatan bagi pemukiman pribumi kelompok etnis. Posisinya sebelah tenggara Kasteel Batavia. Wilayah ini menjadi lahan pertanian bagi keperluan Kasteel Batavia. Dalam perkembangan berikutnya, banyak pejabat VOC Belanda dan orang kaya Eropa yang memilih membangun bungalow di daerah ini. Salah satu yang terkenal adalah Pieter Erberveld yang memiliki tanah luas di Mangga Dua. 

Di pojok tenggara Kasteel Batavia terdapat tempat hiburan yang disebut dengan Macao Pho, di sini banyak wanita penghibur yang didatangkan dari Macao/ daratan Cina untuk menghibur para pelaut yang datang bersampan melewati Ciliwung yang menghubungkan Jassenberg (jembatan Jassen) dengan pelabuhan. 

Ada tempat hiburan ada juga tempat ibadah. Maka, di sini juga terdapat Gereja Sion bagi orang-orang Portugis tawanan VOC Belanda yang dimerdekakan karena pindah anutan dari Katholik menjadi Protestan (kaum mardijker).



Di Mangga Dua terdapat banyak peninggalan sejarah, yaitu: Mesjid Mangga Dua yang dibangun awal abad ke-20, di dalamnya terdapat makam keramat; Areal pemakaman orang-orang Tionghoa, termasuk makam Kapitein Cina pertama di Batavia, Souw Beng Kong. Ia adalah sahabat lama dari Jan Pieterzon Coen. Ketika JP. Coen menjadi Gubernur Jenderal VOC dan mulai membangun Kasteel Batavia, ia mengajak Souw Beng Kong yang berada di Banten untuk membawa masyarakat Cina bergabung di Batavia. Kemudian Souw Beng Kong datang ke Batavia dengan membawa 300 orang Cina. Maka, ia diberi pangkat Kapitein, sebuah pangkat tertinggi bagi kelompok etnis yang menjadi abdi VOC. Kelompok masyarakat lain juga diberi pangkat demikian Seperti Kapitein Arab; Kapitein Banda, Kapitein Bali; juga pangkat Mayor dan Liutenant.

Dikutp dari tulisan : ASEP KAMBALI KHI /asepkambali TERVERIFIKASI Guru sejarah keliling | Historian | Lecturer in history, museum, heritages, tourism & communication | Founder @IndoHistoria CP:081394207555 | Info lengkap id.wikipedia.org/wiki/Asep_Kambali Selengkapnya...

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asepkambali/menelusuri-jejak-tionghoa-di-jakarta_5500c432813311c91dfa7e9c

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA