Minggu, 13 Maret 2022

Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode beneran serta satu episode bonus, dan ini episode bonusnya)


Sang Fotografer dan Model
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Minggu, 13 Maret 2022

Nah, Sobat jepret semuanya, saya akan menepati janji yang saya tulis di artikel sebelumnya, saya akan sambung tulisan yang tempo hari sudah saya tayangkan, dan artikel ini adalah lanjutan tulisan dari artikel bagian ketiga (Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode, dan ini episode ketiga)), dan inilah artikel bonus seperti yang sudah saya janjikan:

Kami masih sambung obrolan semenit dua sambil merokok. Tak lama kemudian, dia pamit. Dia mau cari rompi dan topi mancing untuk memotret besok. Saya sempatkan merokok lagi satu batang sebelum saya juga ikutan berangkat pulang.

Kadang, satu nasehat ngasal itu jauh lebih dihargai orang ketimbang sejuta nasehat yang bijak!

Salam jepret ya Sobat! 

(Sebenarnya, saya merasa bersalah karena sudah kasih nasehat yang ngaco seperti itu. Saya yakin, si Panjul pasti kena malu kalau menerapkannya. Dan benar saja, esoknya saya dengar bahwa si Panjul kalang kabut plus lintang-pukang dikejar-kejar tamu kondangan yang rupanya terganggu dengan ulah si Panjul yang jepret sana sini tanpa aturan. Dan kabar terbarunya, si Panjul sudah dapat predikat baru sekarang. Si Panjul sekarang tenar sebagai; “Orang Gila!”!)

Memotret
trisoenoe.com

Catatan Sambil Lalu


Battery grip: 

Ini adalah aksesori berbentuk genggaman yang menyimpan beberapa baterai, menambah jumlah baterai yang dapat digunakan dalam kamera. Dengan ini, Sobat dapat meningkatkan masa pakai baterai kamera secara signifikan.

Rompi Fotografer: 

Seperti jaket tapi tanpa lengan, dan biasanya dari kain yang kuat. Rompi punya banyak kantong, dari kantong yang ukuran kecil sampai yang segede bagong. Fotografer yang hobby hunting street photography, atau urban photography biasanya suka pakai rompi model ini, karena kantongnya bisa muat banyak, seperti bermacam-macam lensa, baterai cadangan, memory card, flash, rokok, cemilan, es teh, dan lain-lain. Dan rompi ini juga membebaskan si fotografer dari keharusan membawa tas yang gede, karena hampir semua printilan yang dia butuhkan, bisa disimpan dalam kantong rompi ini.

Lensa tele zoom: 

Satu jenis lensa yang punya kemampuan untuk memotret obyek yang jauh dimata tapi dekat di hati. Semakin tinggi tingkat zoomnya, maka semakin besar pula ukuran lensanya. 

Kongkow: 

Kongkow berasal dari kata kongko yang artinya bercakap-cakap yang tidak ada artinya, atau bisa dikatakan obrolan kosong ketika kumpul dengan teman. Istilah ini saat ini jarang digunakan oleh kalangan anak muda, namun keberadaannya tentu masih dianggap ada.

Tripod atau kaki tiga dalam fotografi: 

Adalah alat stan untuk membantu agar badan kamera bisa berdiri dengan tegak dan tegar. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelelahan fotografer dalam mengambil gambar dan mengurangi derau yang ditimbulkan oleh guncangan tangan fotografer.
Tripod biasanya dipakai jika fotografer menggunakan kecepatan rana di angka 30 atau lebih lambat atau menggunakan lensa kamera dengan focal length lebih dari 200 mm.

Segede “Gaban”: 

Di dalam percakapan sehari-hari, kata 'Segede Gaban' memang sering digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang amat sangat besar (gede). Dalam contoh kalimat di atas, 'lensa tele yang Segede Gaban' berarti menunjukkan lensa kamera dengan ukuran yang amat sangat besar. Kata 'Gede' mungkin sudah menjadi kata yang sudah diketahui oleh orang banyak sebagai sinonim dari kata 'Besar'. Namun bagaimana dengan kata 'Gaban'? Apa sebetulnya arti kata 'Gaban'?

Sebelum memahami bagaimana kata segede Gaban berawal, kita kudu tahu dulu siapa sebenarnya si Gaban ini? 

Space Sheriff Gavan, atau dengan nama asli Uchuu Keiji Gyaban merupakan rekaan tokoh superhero yang dibuat oleh industri perfilman Jepang. Gyaban atau pengucapan bahasa Inggris Gavan ditayangkan di tahun 1982 oleh TV Asahi. Tokoh superhero yang memiliki warna dominan silver hitam ini begitu populer di tahun 80-an. Banyak anak-anak terinspirasi dengan tokoh superhero yang diimpor dari negeri matahari terbit tersebut.

Berselang dua tahun setelah kemunculannya di Asahi TV, Gyaban terpilih sebagai maskot Dunia Fantasi (Dufan) yang didirikan di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Dufan yang diresmikan pada 29 Agustus 1985 tersebut mendirikan sebuah patung Gyaban sebagai ikon untuk menarik anak-anak yang ingin pakansi di sana untuk menemani maskot Dufan, yakni Si Dufan itu sendiri. Patung Gyaban yang setinggi 11 meter tersebut tentu terlihat seperti raksasa. Patung besarnya Gyaban menarik perhatian pengunjung. Besar dan tinggi dan akhirnya dijadikan kata ganti untuk benda-benda besar dan tinggi lainnya.

Keterbatasan pelafalan alias dialek pengucapan tentu menjadi alasan utama mengapa nama Gyaban atau Gavan berubah menjadi Gaban. Gaban lebih mudah dilafalkan orang Betawi dan kemudian mulai populer di Indonesia setelah film-film bernuansa betawi biasa diperankan oleh Benyamin semakin meluas. Saat ini robotnya memang sudah tidak ada lagi, tapi kata gaban masih digunakan sampai sekarang (paling tidak oleh sebagian generasi yang mengalami masa remaja di tahun 70-80 an).

Demikianlah Sobat jepret semuanya, episode tiga artikel dan juga tambahan satu artikel bonus, yang bertutur tentang keinginan seseorang yang punya keinginan supaya terlihat seperti fotografer kawakan. Semoga Sobat Jepret dimanapun bisa terhibur dengan artikel-artikel tersebut.

Tetap sehat, tetap semangat!

Covid pasti berlalu!

Salam Jepret!

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Jumat, 11 Maret 2022

Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode, dan ini episode ketiga)


Sang Fotografer
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, banten, Jum'at, 11 Maret 2022

Apa kabar Sobat Jepret seantero jagat raya? Seperti yang sudah saya di artikel yang sebelumnya, saya akan sambung tulisan yang tempo hari sudah saya tayangkan, dan artikel ini adalah lanjutan tulisan dari artikel bagian kedua (Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode, dan ini episode kedua)), dan inilah artikelnya:

Tapi mungkin kawan saya ini ada pendapat lain. Mungkin kawan saya ini ingin tampil beda atau ingin dikenali sebagai fotografer jempolan level dewa, sehingga orang segan pada kawan ini, atau untuk mungkin kawan saya ini ingin menarik orang untuk menjadi korban jepretannya. Mungkin.

Dan karena saya tidak ingin mengecewakan sahabat baru saya ini (si Panjul ini sudah susah payah sowan ke “pertapaan” saya, sambil kasih sesajen kopi ditambah rokok tiga batang), akhirnya, saya kasihlah dia orang nasehat. Dan inilah nasehat saya kepadanya:

Cari kamera yang besar, semakin besar semakin baik, terus kasih pasang battery grip dibawahnya sehingga kameranya makin kelihatan bengkak. 

Kalau masih belum kelihatan mencolok, usahakan bawa dua kamera, tiga kamera, empat kamera atau lebih. Sebagian di selempangkan di leher, sebagian lagi dipegang, sebagian sisanya diselempang di pundak.

Jangan pakai lensa yang standar, pakai lensa telephoto zoom yang segede gaban, lalu sering keker-keker dan dan plintar-plintir untuk mainkan zoom atau fokusnya.

Pakai rompi khusus fotografer yang punya kantong empat belas biji, dan jangan lupa untuk diisi setiap kantong dengan batu bata, biar kelihatan penuh dan berat.

Sekalian pakai topi mancing atawe topi rimba, dan kalau sempat, topi rimbanya dikasih bordiran pakai benang merah dan tebal dengan tulisan “FOTOGRAFER”.

Bawa tripod yang paling gede dan paling panjang, sekalian bawa juga payung dan juga lampu blitz tambahan.

Bawa juga buku catatan yang tebel dan ballpoint, kemudian, saban habis jepret, langsung mencatat-catat sesuatu. 

Selalu bawa tas gembolan yang gede, dan isi tasnya dengan batako empat biji, biar kelihatan berat dan penuh banget.

Sering-seringlah menjepret apapun, dan selalu pasang mode blitz on, biar kelihatan kaya badai guntur karena lampu blitznya nggak putus seperti kilat susul-menyusul.
Nah, dengan cara ini, orang-orang di sekitar bakalan berpikir, “wah serius juga fotografernya, pasti kelas kakap nih”.

Dan yang paling nggak boleh ketinggalan, jangan pernah tangan lepas dari kamera, dalam kondisi apapun. Peduli setan belang mau dibilang gila atau sinting, yang penting, jangan sampai lepas itu kamera.

Memotret Model & Fotografer
trisoenoe.com

“Gimana Mas Bro? Ok nggak?” Tanya saya ke si Panjul. Tampak si panjul merenungi nasehat saya dalam-dalam. Tekun betul rupanya. Sejurus kemudian, dia tersenyum. 

Sontak, wajahnya bedul yang memang sudah menyalahi kaidah keindahan ini jadi makin kelihatan tidak tertata dan semrawut.

“Cocok Om, cakep!” Jawab si Panjul senang. Rupanya, nasehat saya sangat mengena buat dia.

Saya sudahi dulu untuk artikel yang sekarang, dan selanjutnya artikel ini akan disambung ke episode tambahan alias bonus, dengan judul: "Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode beneran serta satu episode bonus, dan ini episode bonusnya)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa terhibur.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Rabu, 09 Maret 2022

Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode, dan ini episode kedua)


Memotret Kebersamaan!
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Rabu, 9 Maret 2022

Salam jumpa Sobat Jepret semuanya. Seperti yang sudah saya di artikel yang sebelumnya, saya akan sambung tulisan yang tempo hari sudah saya upload, dan artikel ini adalah artikel lanjutan dari artikel bagian pertama (Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode, dan ini episode pertama)), dan inilah artikelnya:

“Terima kasih Sob! Tumben nih pake traktir-traktir segala. Lagi banyak uang rupanya.”

“Nggak om, Cuma lagi pengen ngobrol sama si om saja, sambil tanya-tanya sedikit. Kan si Om sering kongkow sama fotografer-fotografer, jadi si Om pasti punya banyak ngerti tentang fotografer.” Jawab si Panjul sambil menyalakan rokok.

Ya, si Panjul memang tak salah. Saya memang sering kongkow dengan banyak fotografer. Tapi rekan-rekan fotografer saya itu kebanyakan fotografer idealis (yang sayangnya, mereka juga seniman), yang memang memotret karena panggilan hati. Bukan fotografer selebritis yang serba mentereng dan neces!

Tapi saya juga tak enak hati kalau saya tak kasih jawaban kepada si Panjul ini. Dia sudah traktir saya rokok dan kopi, tak etis rasanya kalau saya tak kasih dia jawaban yang bikin hati dia senang.

“Kenapa kau mau kelihatan kaya fotografer profesional Sob?” Tanya saya.

“Begini Om, kemarin dulu, saya dapat hadiah kamera. Bukan kamera biasa Om, tapi kamera kelas jempol, kamera pro Om”. 

“Lantas?”

“Nah, orang yang kasih saya hadiah ini kasih pesan, supaya saya bisa jadi fotografer jempolan juga. Kan susah om, saya bukannya ga mau jadi fotografer yang bener, tapi saya ga mau kalau harus terus menerus belajar motret, atau jumpalitan dan sliwar-sliwer hunting foto seperti fotografer-fotografer pemula. Males om kalau harus kaya gitu.” Jawab si Panjul.

“Saya maunya yang instant aja Om. Yang langsung jadi lah, kalo cuma jeprat-jepret aja sih saya mampu om. Hasil foto Saya juga lumayan berkelas lah, soalnya saya jepret pakai kamera yang bagus punya, jadi dijamin hasilnya pasti bagus.” Sambungnya lagi sambil menyeruput kopi.

Jawaban si Panjul yang terakhir ini bikin saya mikir keras. Apa iya, bagus tidaknya hasil foto itu ditentukan oleh mahal-murahnya kamera? Aneh!

Terkadang saya suka tak habis pikir, mengapa banyak fotografer amatir atau bahkan pemula ingin kelihatan seperti fotografer kelas top markonyos. Saya sendiri lebih suka kelihatan “membumi” atau menyatu dengan sekitar supaya bisa menghasilkan foto candid yang benar-benar natural, misalnya kalau di acara kondangan, saya akan pakai batik dan celana bahan supaya menyatu dengan orang-orang yang lagi numpang makan....eh...maksud saya...dengan para undangan. Dan kalau memotret acara kampus, saya akan pakai kaos biasa seperti mahasiswa kebanyakan. Tujuannya biar tidak banyak mata menuju pada saya sehingga orang disekitar saya tidak melulu memperhatikan saya atau sebel karena kehadiran saya.

Cukup dulu untuk artikel saat ini, dan selanjutnya artikel ini akan disambung ke episode ketiga, dengan judul: "Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode beneran serta satu episode bonus, dan ini episode ketiga)", semoga Sobat Jepret dimanapun bisa terhibur.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA 

Sabtu, 05 Maret 2022

Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode, dan ini episode pertama)


Fotografer Sedang Memotret!
trisoenoe.com

Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Sabtu, 5 Maret 2022

Sialan banget!

Hari ini saya hampir saja keselek gelas kopi gara-gara kaget. Bukan kaget karena minyak goreng langka, atau karena saya positif kena covid varian minion...eh....maksud saya, Omicron. 

Bukan!

Ini semua karena ulah temen baru saya, si Panjul (bukan nama sebenarnya ya Sob, demi menjaga kerahasiaan identitas temen saya ini. Konon katanya, dia adalah mahluk paling low profile dan paling anti kalau punya banyak penggemar.....)

Ya! Si Panjul.

Entah ini pertanda apa, hari ini, tiada angin tiada hujan, disaat saya sedang asyik merenung di kursi panjang warung kopinya mas Bejo...tiba-tiba saja, muncul si Panjul di hadapan saya. Sebenarnya, bukan karena penampakan mukanya si Panjul ini yang bikin jantung saya mau putus. Sama sekali bukan! Kalau masalah mukanya yang memang “kurang tertata dan semrawut” itu, saya sudah tidak terlalu kaget. Tapi, apa yang dia tanyakan ke saya yang bikin saya hampir keselek gelas.

“Om, gimana caranya supaya Saya bisa kelihatan kaya tukang potret kelas kakap atawe profesional om?”

Buset dah! Pertanyaannya ga kira-kira. Apa maksudnya dengan “biar kelihatan kaya tukang potret profesional”? Apa dia kira saya ini tukang potret? Apa dia nggak paham, kalau saya sudah beralih profesi, dan menjadi tukang sulap. Iya Sob, saya sudah menjadi tukang sulap profesional, saya berhasil dengan sangat sukses, menyulap kamera saya menjadi rokok, gula dan kopi, dan terutama....beras. 

Sekelompok Fotografer sedang Memotret!
trisoenoe.com

Bikin emosi jiwa pertanyaan mahluk yang satu ini. Dia pikir, tukang potret alias fotografer itu cuma modal potongan alias tampang doang? Ga gitu juga konsepnya, Ferguso!

Fotografer itu baru bisa menyandang predikat profesional, kalau dia sudah mampu menghasilkan jepretan alias foto yang apik, yang orisinil, yang murni dari jiwa dan bukan mengekor pada tuntutan jaman alias trend. Fotografer profesional itu adalah fotografer yang memotret dengan hati, bukan dengan kamera!

Ampun dah! 

“Entah, Saya kan bukan fotografer,” jawab saya spontan karena rada kaget. Muka si Panjul jadi cemberut. Saya jadi sedikit menyesal, jawaban saya tadi pastinya kurang bisa dia terima.

“Saya tahu! Saya sedari awal sudah paham kalau si Om ini memang bukan fotografer. Saya hanya ingin si Om kasih Saya saran, kira-kira gimana caranya, supaya Saya bisa kelihatan seperti fotografer kawakan Om. Harus gimana?”

Semprul! Kok masih juga sempet-sempetnya mahluk satu ini menghina saya. 

“Kalau begitu, Kamu salah orang. Kalau sudah tahu Saya bukan fotografer, kenapa Kamu masih juga tanya?” Jawab saya dengan nada sedikit sewot.

“Maaf. Jangan marah om, saya tadi kan hanya becanda.” Ujar si Panjul sambil tersenyum. Sejurus kemudian, dia duduk di sebelah saya. Dia pesan dua gelas kopi hitam. Setelah kopi datang, satu gelas disodorkan kepada saya, dan juga tiga batang rokok.

Sekian dulu untuk kesempatan saat ini ya Sob, dan selanjutnya artikel ini akan disambung ke episode kedua, dengan judul: "Om, Gimana Caranya Biar Bisa Kelihatan Kaya Tukang Potret Kelas Kakap Alias Profesional? (Nasehat ngasal yang disajikan dalam cerita tiga episode beneran serta satu episode bonus, dan ini episode kedua)", semoga Sobat tidak bosan ya.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA