Kamis, 14 Desember 2023

Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Terakhir


Selasar di PIK 2 - Jakarta
trisoenoe.com

Kediri, Tabanan, Bali, Kamis, 14 Desember 2023

Selamat hari Kamis Sobat jepret semuanya (semoga Sobat membaca artikel ini pada hari Senin!). Perkenankan untuk menyambung penuturan saya yang terdahulu, yang berceloteh mengenai Cara Memotret dengan Style Vintage. Sekedar saran, supaya Sobat dapat paham artikel ini bulat-bulat, saya persilahkan Sobat untuk membaca ocehan saya pada artikel sebelumnya yang berjudul: "Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Kelima". Dan tulisan ini adalah cerita bagian keenam silahkan disimak:

(Artikel ini khusus menerangkan tentang "grain" dalam hasil foto)

(Apa itu Grain?: Efek grain adalah sebuah karakteristik visual dalam fotografi dan sinematografi yang menghasilkan tampilan butiran atau tekstur halus pada gambar atau film. Efek ini muncul sebagai kumpulan butiran kecil yang terlihat pada gambar, mirip dengan bintik-bintik kecil atau “serbuk” yang menciptakan tekstur pada foto atau film.

Efek grain seringkali terkait dengan tingkat sensitivitas ISO dalam kamera. Ketika ISO ditingkatkan, sensitivitas cahaya sensor kamera juga meningkat, yang dapat mengakibatkan peningkatan grain pada gambar. Ini terutama terlihat dalam kondisi pencahayaan yang rendah atau saat mengambil gambar dengan ISO tinggi. Gambar dengan tingkat grain yang tinggi akan terlihat kasar dan mungkin memiliki tampilan yang khas dari fotografi film klasik.

Pagoda di PIK 2 - Jakarta
trisoenoe.com

Sementara pada beberapa kasus, grain mungkin dianggap sebagai kekurangan dalam kualitas gambar, dalam banyak situasi, efek grain digunakan secara sengaja untuk mencapai tujuan artistik. Ini dapat memberikan nuansa klasik atau retro pada gambar, atau bahkan menciptakan suasana tertentu, seperti kesan kuno atau nostalgis. Efek grain juga dapat digunakan untuk memberikan tampilan yang lebih “hidup” atau alami pada gambar, terutama dalam kondisi pencahayaan rendah.

Dalam sinematografi, efek grain dapat digunakan dengan hati-hati oleh sutradara untuk mencapai estetika tertentu dalam film. Beberapa sutradara telah menggunakan grain dengan cermat dalam karyanya untuk menciptakan tampilan yang spesifik dan mempengaruhi suasana cerita.)

Nah Sobat, itulah cerita saya tentang sahabat saya si 'Bedul" (yang pasti itu bukanlah nama aslinya), yang sudah mencoba menerangkan tentang kesukaan barunya dalam dunia jepret-menjepret. Bedul ini bukanlah fotografer yang kaku ataupun yang terlalu idealis ketika dia menekuni hobby fotografi, dia hanya seorang fotografer yang kebetulan memang menggantungkan hidupnya lewat kamera.

Semoga cerita bersambung ini dapat menyenangkan Sobat yang membacanya.

Salam jepret selalu!

Artikel ini diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Senin, 11 Desember 2023

Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Kelima


Suasana Kota Tua
(Vintage Photography)

Kediri, Tabanan, Bali, Senin, 11 Desember 2023

Selamat hari Senin Sobat jepret semuanya (itupun kalau Sobat membaca artikel ini pada hari Senin!). Perkenankan untuk menyambung penuturan saya yang terdahulu, yang berceloteh mengenai Cara Memotret dengan Style Vintage. Sekedar saran, supaya Sobat dapat mengerti artikel ini seutuhnya, saya persilahkan Sobat untuk membaca corat-coret saya pada artikel sebelumnya yang berjudul: "Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Keempat". Dan tulisan ini adalah cerita bagian kelima silahkan disimak:

5. Mainkan tonal range

Tonal range mengacu pada distribusi terang dan gelap foto. Foto vintage biasanya memiliki tonal range yang tidak selebar foto digital sekarang. Bagian yang hitam/bayangan biasanya tidak pekat dan bagian yang terang tidak putih murni. Kita bisa mengatur tonal range di software pengolah foto seperti di menu Tone Curve di Photoshop atau Lightroom.

6. Perbaiki saturasi warna dan kontras

Awal-awalnya, warna foto tidak sepekat warna di fotografi digital. Dengan menurunkan saturasi warna dan kontras, kesan vintage lebih bisa terasa. Efek ini juga terkenal sebagai efek pastel yang memberikan kesan lembut sehingga populer untuk kalangan wanita.

Suasana Kota Tua
(Vintage Photography)

7. Jangan lupakan tekstur

Setelah puluhan tahun foto yang dicetak menjadi rusak, retak dan kasar karena kelembaban, cahaya matahari berlebihan dan sebagainya. Untuk membuat kesan tua, kita bisa menggabungkan foto tekstur (seperti kertas lama) di Photoshop.

Caranya sederhana yaitu membuat dua layer di Photoshop dan menggabungkan keduanya dengan mode Overlay, multiply, soft light, color burn dan lain lain. Selanjutnya kita bisa mengatur intensitas dengan mengatur slider Opacity dan Fill.

Setelah semua pesan itu, lalu si Bedul kirim lagi pesan tambahan lagi, kali ini tulisannya berkesan sedikit menggurui buat saya.

“Nah, itu om, beberapa tips atawe cara yang bisa Om pakai untuk bikin foto dengan aura vintage yang kental. Sebenarnya saya bukan bosan atau jenuh dengan foto hitam putih Om (walaupun saya akui, belakangan ini saya sedikit jenuh dengan hitam dan putih), tapi saya juga harus realistis. Terlalu idealis dengan satu aliran akan membuat jiwa kita terkungkung dan kerdil, dan seorang seniman yang tulen tak akan bisa hidup dengan jiwa yang kerdil!”

“Salam jepret selalu Om!”

Saya tersenyum saat membaca pesan dari Bedul. Tuhan rupanya punya rencana yang manis untuk saya. Memanglah saya memang tak dapat senang pada saat saya bertemu dengan sobat saya Bedul dua hari lalu, tapi akhirnya saya bisa juga tersenyum hari ini (walaupun sedikit).

Itulah Sobat, cerita tentang Cara Memotret dengan Style Vintage bagian kelima. Dan cerita ini akan saya sambung lagi ke bagian yang penghabisan, dengan judul: “Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Terakhir”, semoga Sobat bisa tertawa dan bahagia saat membacanya.

Tetap sehat, tetap semangat, dan seperti kata pepatah; "Hidup akan berakhir indah, dan kalau belum indah, itu artinya hidup belum berakhir!"

Salam jepret selalu.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Sabtu, 09 Desember 2023

Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Keempat


Stasiun Beos
(Vintage Photography)

Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu, 9 Desember 2023

Selamat pagi, siang, sore dan malam Sobat jepret semuanya. Mohon ijin untuk menyambung cerita saya sebelumnya, yang bertutur tentang Cara Memotret dengan Style Vintage. Dan supaya Sobat bisa menikmatinya, saya persilahkan Sobat membaca penuturan saya pada artikel sebelumnya yang berjudul: "Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Ketiga". Dan tulisan ini adalah cerita bagian keempat silahkan disimak:

Setelah saya habiskan kopi dan membayar semua kopi dan gorengan, saya langsung pulang. Saya tinggalkan si Bedul bangsat itu yang masih saja duduk di sana sambil merokok. Geram betul hati saya, pandai betul anak itu bikin orang penasaran. Gagal sudah rencana saya untuk ketawa dan bikin senang hati, yang ada malah tambah sumpek isi kepala ini.

Potret Perempuan
(Vintage Photography)

Dua hari kemudian, saya dapat kiriman pesan dari Bedul di HP saya.

"Coba disimak baik-baik ya Om, BEBERAPA CARA UNTUK MEMBUAT FOTO DENGAN NUANSA VINTAGE” 

1. Kombinasikan kamera digital dengan kamera analog

Cara paling mudah untuk mendapatkan efek vintage pada foto adalah menggunakan kamera roll film yang lama. Tapi jika Sobat tidak ingin berurusan dengan roll film yang memang njelimet serta tidak praktis dan juga mahal, Sobat bisa gunakan kamera tua itu sebagai “filter”. Arahkan objek yang ingin Sobat potret dengan kamera tua milik Sobat, lalu bidik kamera DSLR atau digital atau apapun itu ke bagian viewfinder kamera tua tersebut. Tapi untuk menggunakan teknik ini, sebaiknya Sobat mempunyai kamera tua dengan bagian viewfinder yang cukup besar, sehngga lebih mudah untuk dibidik.

2. Pergunakan pengaturan “grain” saat foto di edit

Salah satu fitur yang paling menonjol dari foto vintage adalah sifat grainy atau kekasaran fokus pada foto. Cara paling mudah untuk memberikan foto Sobat karakteristik vintage adalah memainkan pengaturan grain pada saat proses mengedit, baik itu pada aplikasi photoshop ataupun di Instagram.

3. Pilih obyek yang senada dengan tema

Selain warna dan efek yang digunakan, kunci dari sebuah foto adalah obyek. Jika Sobat ingin membuat sebuah foto dengan aura vintage, pastikan kalau obyek foto tersebut cocok dengan temanya. Contohnya seperti ini, jika Sobat memotret sebuah laptop, sedahsyat apapun Sobat edit foto tersebut, foto itu tidak akan sepenuhnya menjadi vintage karena obyek tersebut memanglah bukan obyek yang tepat untuk sesuatu yang vintage. Gunakan benda atau pakaian yang memang terlihat tua atau sedikit usang, agar foto tersebut akan menjadi lebih bisa se”irama” dengan tema vintage.

Sang Gadis
(Vintage Photography)

4. Atur toning warna

Toning warna adalah proses untuk memasukkan warna ke dalam foto. Untuk tema vintage, yang paling populer adalah dengan memasukkan warna orange atau coklat yang terkenal dengan nama sepia. Toning warna ini biasanya untuk memperkuat aura nostalgia dan romantisme.

Itulah Sobat, cerita tentang Cara Memotret dengan Style Vintage bagian keempat. Dan cerita ini akan saya sambung lagi ke bagian yang kelima, dengan judul: “Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Kelima”, semoga Sobat bisa dapat banyak senang dan sembuh dari kepala pusing saat membacanya.

Tetap sehat, tetap semangat, dan seperti kata pepatah; "Hidup akan berakhir indah, dan kalau belum indah, itu artinya hidup belum berakhir!"

Salam jepret selalu.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Sabtu, 02 Desember 2023

Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Ketiga



Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu, 2 Desember 2023

Selamat pagi, siang, sore dan malam Sobat jepret semuanya. Mohon ijin untuk menyambung cerita saya sebelumnya, yang bertutur tentang Cara Memotret dengan Style Vintage. Dan supaya Sobat bisa menikmatinya, sebaiknya Sobat membaca penuturan saya pada artikel sebelumnya yang berjudul: "Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Kedua". Tulisan ini adalah cerita bagian ketiga silahkan disimak:

Supaya hatinya enak lagi, saya terpaksa belikan gorengan sebagai pelengkap kopi yang dia minum. Saya kasih isyarat ke mas Bowo supaya dia siapkan gorengan dalam piring. Dengan sigap mas Bowo mulai memasukkan beberapa gorengan ke dalam piring dan langsung disodorkan ke depan kami. 

Dan benar saja, rupanya gorengan ini memang menjadi dewa penyelamat di suasana yang serba tak enak ini.

“Wah, makasih banyak ya om!”, sejurus kemudian bedul langsung mencomot satu gorengan, dan mengunyahnya dengan lahap. Solahnya seperti orang yang sudah berhari-hari tak ketemu makan.

Setelah dua gorengan selesai dieksekusinya, roman wajah bedul kelihatan lebih ceria ketimbang sebelumnya. Diseruputnya kopi yang sudah setengah habis, sambil matanya melirik saya. Saya paham maksudnya, kopinya hampir habis dan dia masih ingin minum kopi lagi.

“Memangnya foto vintage itu seperti apa sih Dul?” tanya saya sembari memberi isyarat kepada mas Bowo, minta secangkir kopi lagi.

“Walah si Om ini pura-pura bloon ya, aduuuuh. Bukan foto vintage Om, tapi foto dengan style vintage alias foto yang disajikan dengan tampilan atau nuansa rol film ala era jaman dulu.” Dia habiskan dulu kopinya sambil tangannya menyambut satu gelas kopi yang baru yang disodorkan mas Bowo. “Kalau mau jujur, sebenarnya foto style vintage itu nggak serumit yang disampaikan oleh fotografer-fotografer itu Om. Foto vintage itu sebenarnya hanya membutuhkan sedikit sentuhan editing, dan sisanya lebih ke feeling dari fotografernya pas jepret. Kebanyakan fotografer yang saya kenal cuma mengandalkan pada AI dan juga pada editan, tapi sama sekali tak pakai feeling. Akhirnya, foto-foto vintage yang mereka hasilkan itu sama seperti foto-foto yang nggak punya nyawa Om. Fotonya emang kelihatan seperti foto lawas alias vintage, tapi kalau diselami, foto-foto itu malah kelihatan kacau, karena antara efek vintage dengan apa-apa yang ada dalam frame itu sama sekali nggak nyambung.” Sebetulnya si Bedul mau nyerocos panjang lebar lagi, tetapi tertahan batuk-batuk kecil karena terlalu semangat bicara. Diseruputnya kopinya untuk melancarkan tenggorokan.

“Terus, foto vintage yang benar itu seperti apa?” Kejar saya. Gemas betul saya dengan mahluk satu ini, tingkahnya bikin penasaran. 


“Foto vintage itu bukan bukan hanya foto dengan tone dan grain vintage om. Foto vintage itu adalah cerita dalam frame yang visualisasinya bicara secara utuh, bukan hanya sebagian. Kalau fotografer memang benar-benar mau buat foto yang vintage dalam artian betul-betul vintage, maka fotografer itu harus ngerti seratus prosen (mungkin maksudnya persen) tentang vintage itu sendiri.”

“Terus?” sela saya sambil menyodorkan lagi rokok karena kulihat rokoknya sudah hampir habis. Sambil cengengesan dia cabut sebatang.

“Foto vintage itu harus punya tema yang selaras dan satu vibe dalam segala hal,” tuturnya dengan tenang, setelah ia menyedot rokoknya dalam-dalam. “Segala hal, termasuk obyek, warna, dan juga tetek-bengeknya.”

“maksudnya gimana?” Tanya saya.

“Maksudnya begini om, ada cara dan langkahnya untuk membuat suatu foto dengan ‘Aura” vintage.” 

“Lha iya, cara dan langkahnya itu gimana?” tanya saya dengan intonasi suara seperti orang yang sangat penasaran.

Dan bangsatnya, si Bedul sama sekali tak mau jawab. Dia cuma cengengesan sambil klepas-klepus rokok diselingi dengan seruputan kopi. Saya hapal betul gayanya yang satu ini. Biar disiksa sekalipun, kalau dia sudah tak mau menjawab, maka dia tak akan buka mulut. Dongkol betul hati saya.

Itulah Sobat, cerita tentang Cara Memotret dengan Style Vintage bagian ketiga. Dan cerita ini akan saya sambung lagi ke bagian yang keempat, dengan judul: “Cara Memotret dengan Style Vintage? (Jawaban Dari Fotografer Foto Hitam Putih yang Jenuh Memotret Hitam Putih dan Sekarang Hobby Motret dengan Style Vintage) - Bagian Keempat”, semoga Sobat bisa terhibur dan bisa bahagia saat membacanya.

Tetap sehat, tetap semangat, dan seperti kata pepatah; "Hidup akan berakhir indah, dan kalau belum indah, itu artinya hidup belum berakhir!"

Salam jepret selalu.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos