Rabu, 20 September 2017

10 TIPS FOTOGRAFI JALANAN (STREET PHOTOGRAPHY)


Kemayoran, Rabu, 20 September 2017

Selamat pagi, siang, sore, malam, dan kapan saja, sobat jepret semuanya. 
Postingan kali ini, saya akan mengetengahkan tips yang berbeda dibandingkan dengan yang sudah-sudah. Kenapa beda? Karena tips ini bukanlah tips dari saya, tetapi tips dari masternya fotografi, yang setelah saya baca secara seksama dan dalam tempo yang selambat-lambatnya, dapatlah saya menangkap intisari dari tulisan-tulisan beliau tersebut (maklum, otak saya masih pentium 4, jadi agak lama untuk memproses sesuatu yang baru dan rumit!).

Inti dari tulisan beliau adalah, bagaimana cara menciptakan suatu karya foto bernilai dan bagus, dalam perspektif genre fotografi jalanan. 

Nah, supaya tidak lagi berpanjang dan berlebar, berikut ini akan saya ketengahkan tulisan-tulisan beliau, yang menurut saya pribadi, merupakan tambahan referensi yang sangat bagus untuk saya khususnya, dan para penikmat fotografi pada umumnya. Berikut adalah artikelnya (disadur dari www.kelasfotografi.com) :


Photo by Drew Hopper



Esensi fotografi jalanan (street photography) adalah tentang mendokumentasikan kehidupan sehari-hari dan masyarakat di jalanan. Anda dapat menemukan oportunitas dalam praktek fotografi jalanan di manapun juga dan Anda tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk menangkap gambar yang luar bisa.

Memang ini adalah sebuah genre fotografi yang biasanya dilakukan secara candid atau tanpa izin dan tanpa sepengetahuan subjek Anda. Namun, fotografi jalanan tidak mengesampingkan soal adegan yang disengaja atau direncanakan bersama subjek. Jika Anda menemukan tempat dengan interaksi karakter yang sesuai visi Anda, kemungkinan Anda terlihat sebagai orang asing, maka cobalah meminta izin mengambil gambar subjek di sekitar itu. Ini cara yang bagus untuk mendapat gambar portait yang lebih intim dari seseorang di lingkungannya. Namun yang paling penting dalam fotografi jalanan adalah bersenang-senang dan menikmati perjalanan dengan kamera Anda. Ingat, tujuan Anda adalah untuk menangkap emosi, hubungan kemanusiaan, dan menggambarkan karakter seseorang.


Photo by Drew Hopper

Memang tidak dipungkiri, dibutuhkan waktu untuk mendapatkan tembakan yang baik, tetapi dengan beberapa latihan dan kesabaran pasti akan berguna. Nah, inilah yang menjadi topik kali ini, yang merupakan tips dari fotografer berpengalaman Drew Hopper. Tips dari Drew ini akan mengajarkan Anda bagaimana cara untuk berhasil dalam fotografi jalanan (street photography). Beberapa ada tambahan dari saya sendiri untuk menjelaskan bagian yang kurang rinci. Silahkan simak 10 tips fotografi jalanan berikut ini:

1. Memilih Lensa Yang Tepat

Memutuskan lensa yang digunakan adalah salah satu faktor yang paling penting dalam fotografi jalanan. Anda mungkin akan tergoda untuk menggunakan lensa zoom tele, tapi itu lebih menjurus kepada kemungkinan yang "berbahaya" daripada kemungkinan "baik". Mengapa? Anda pasti tidak ingin terlihat aneh saat berdiri di seberang jalan dan mengarahkan lensa besar Anda pada orang asing. Jika Anda ingin merasa nyaman berada dikerumunan orang banyak, baiknya gunakan saja lensa wide-angle. 

Tips pertama ini sebenarnya berbicara soal pisikis lingkungan terhadap fotografer di tempat yang asing. Jika orang-orang terus melihat Anda penuh keheranan, akan mempengaruhi kenyamanan Anda. Jadi utamakan kenyamanan agar Anda bisa fokus mengambil gambar. 



Photo by Drew Hopper


Terkait hal di atas, banyak fotografer jalanan yang cenderung memilih kamera kompak ketimbang DSLR yang terlihat mencolok dengan ukurannya yang besar, apalagi jika ditambah lensa tele yang besar pula? Keuntungan lainnya bahwa kamera kompak lebih kecil, ringan, dan mudah di bawa kemana-mana. Beberapa fotografer NatGeo kadang hanya membawa iPhone mereka untuk mendokumentasikan apa yang mereka lihat sepanjang perjalanan.

2. Pengaturan Kamera

Cara tercepat dan termudah mengatur kamera Anda dalam fotografi jalanan adalah beralih ke mode Aperture Priority (A/Av) atau Shutter Priority (S/TV). Untuk tips yang kedua ini saya setuju dengan Drew Hopper, bahwa untuk fotorafi jalanan maupun jurnalis, sebaiknya menggunakan 2 mode eksposur di atas. Mode Manual (M)hanya akan memperlambat Anda sehingga besar kemungkinan Anda akan kehilangan banyak peristiwa penting. Begitupula dengan mode Auto / Program (P) yang dikira memudahkan, justru kadang menghasilkan kualitas gambar yang melenceng. Tapi jika tidak ada pilihan lain, maka mode Auto atau Program (P) masih lebih memudahkan ketimbang Manual (M). Kecuali Anda mendapat kelonggaran untuk menangkap adegan.



Photo by Drew Hopper

Sekali lagi rekomendasinya agar Anda menggunakan kedua mode di atas. Dengan mode Aperture Priority Anda hanya perlu mengatur aperture bila ingin memperluas ketajaman atau sebaliknya (baca di sini tentang DOF). Sedangkan mode shutter priority akan mempermudah Anda mengatur shutter speed yang sesuai untuk menangkap subjek bergerak. Jika Anda masih bingung dengan penjelasan di atas, sebaiknya baca artikel saya mengenai mode-mode kamera.



Kemudian, jika Anda menemukan penyimpangan eksposur akibat menggunakan mode Aperture atau Shutter priority, maka solusinya bisa di atasi dengan fitur AE-Lock (baca di sini) atau Exp. Compensation (baca di sini). Dan bila Anda masih baru di fotografi dan masih bergantung pada mode Auto / Program (P), maka gunakan fitur AF-Lock atau Exp. Compensation di atas untuk membantu Anda membentuk eksposur secara instan.

3. Lebih Dekat Dengan Subjek Anda

Menggunakan lensa wide-angle atau sudut lebar memungkinkan Anda untuk mendapatkan adegan yang bagus, lebih luas dan dekat dengan subjek Anda. Keuntungannya akan membuat orang yang melihat foto Anda merasa seolah berada di sana pada saat itu. Begitupula dengan Anda yang secara langsung akan berbaur dengan kerumunan sebagai bagian dari lingkungan mereka. Ini lebih baik daripada berdiri di seberang jalan dengan lensa panjang dan secara diam-diam (candid) mengambil gambar.



Photo by Drew Hopper

Banyak foto street yang sukses karena diambil dari jarak beberapa meter saja dari interaksi subjek, bahkan hanya beberapa senti untuk menangkap rincian interaksi subjek. Cobalah berkeliling melalui jalan yang sibuk, pasar atau taman dapat menghasilkan beberapa gambar yang berguna jika Anda jeli dan memfokuskan mata Anda pada interaksi subjek. Jika gambar Anda tidak dapat memvisualisasikan mereka, mungkin Anda perlu untuk lebih dekat lagi. Jadi jangan ragu untuk mendekat dan berbaur ke dalam lingkungan mereka.

4. Selalu Membawa Kamera

Fotografi jalanan ini boleh dikatakan selalu berhubungan dengan spontanitas dan menunggu siapa pun untuk dijadikan subjek. Ini adalah sebuah kedisiplinan yang membutuhkan latihan untuk membuat hasil yang sempurna. Oleh sebab itu Anda membutuhkan kamera, jangan sampai Anda melewatkan kesempatan foto menakjubkan hanya karena lupa membawa kamera. Jika Anda serius tentang fotografi jalan, pastinya Anda selalu membawa kamera Anda setiap saat. Jika menurut Anda DSLR terlalu besar untuk di bawa ke mana-mana, maka berdayakan smartphone Anda.



Photo by Drew Hopper

Alasannya sederhana, peristiwa dadakkan atau momen penting bisa saja tidak terulang lagi. Kaitannya dengan itu, ada situasi yang dikenal sebagai "Decisive Moment" yaitu kondisi di mana Anda hanya memiliki sepersekian detik untuk menangkap subjek Anda sebelum itu hilang selamanya. Anda akan jarang mendapatkan kesempatan kedua, jadi siagalah selalu dengan kamera dan pandangan Anda.

5. Jangan Skeptis dan Ragu Pada Subjek

Beberapa kekhawatiran mungkin muncul dipikiran Anda, seperti ketakutan kalu subjek marah karena Anda mengambil gambar mereka, atau barangkali Anda takut diancam dengan kekerasan fisik, atau bahkan lebih buruk seperti memanggil petugas. Itu semua adalah ketakutan yang umum dirasakan oleh fotografer jalanan maupun jurnalis. Buang jauh-jauh hal itu dari pikiran Anda, semangati diri Anda sendiri, dan lakukan pendekatan yang baik.



Photo by Drew Hopper

Pengalaman saya dalam situasi seperti itu, ketika sampai di lokasi cari tempat untuk duduk santai sambil meninjau settingan kamera Anda. Jangan lupa selalu menunduk dan tersenyum pada orang sekitar. Jangan langsung mengarahkan kamera pada orang-orang atau spot yang sensitif. Mulailah dulu dengan sekedar memotret hal-hal yang mungkin tidak penting, seperti kendaraan lewat, pepohonan atau apa saja untuk sekedar membuat Anda rileks. Biarkan orang-orang melihat Anda, dan mereka akan bertanya-tanya tentang siapa Anda, dan untuk apa Anda datang ke sana. Tahan diri Anda beberapa menit sampai mereka mulai terbiasa dengan kehadiran Anda. Selanjutnya, mulailah berkeliling dan menyapa orang-orang atau sekedar berbasa-basi, lalu mulailah mengambil beberapa gambar.

Ingat, jangan cuek, sesekali tertawa bersama subjek, buat mereka terhibur, perlihatkan bahwa mereka luar biasa dalam gambar. Anda akan mendapati mereka ketagihan untuk diambil gambarnya. Cara ini yang saya terapkan, sampai-sampai subjek saya menawarkan kendaraannya untuk mengelilingi area setempat.



6. Gunakan Paha Untuk Stand Kamera

Ini kuda-kuda andalan fotografer bila tak ada tripod. Anda hanya perlu menekuk 1 lutud di tanah, kemudian letakkan 1 siku tangan Anda dipaha sebagai stand saat memegang kamera. Ini cara untuk mengambil gambar stabil tanpa shake. Memotret dengan cara konvesional dengan hanya mengandalkan dua tangan saja kadang sulit pada situasi tertentu. Tips ini sangat berguna ketika menangkap Decisive Moment, untuk menghindari kemungkinan foto gagal.



Photo by Drew Hopper

Ketika pertama kali Drew mulai belajar menembak di jalanan, dia merasa sulit menangkap momen-momen penting dengan posisi biasa, jadi Drew mulai menggunakan paha sebagai stand saat memotret secara candid. Pada awalnya tidak berhasil, tapi lama-lama Drew terbiasa dan berhasil menangkap adegan candid yang hebat.

7. Memotret di Malam Hari

Fotografi jalanan di malam hari dalam area perkotaan adalah kesempatan besar untuk gambar yang unik. Ini tidak semudah menembak siang hari. Pada kondisi malam hari Anda perlu memperhatikan shutter speedlambat untuk menghindari terjadinya motion blur, dan maksimalkan ISO dan aperture untuk mengatasi cahaya rendah. Pada situasi seperti itu diperlukan pengetahuan dalam tentang eksposur. Sebaiknya gunakan saja mode Shutter Priority (S/Tv), dan tetapkan nilai shutter speed yang ideal untuk membekukan gerakan subjek sekaligus tidak menyebabkan eksposur berkurang (under).



Photo by Drew Hopper

Solusi lainnya Anda bisa membawa tripod tapi mungkin ini merepotkan. Dan yang sangat ideal gunakan lensa aperture cepat (aperture lebar) seperti f/1.4 atau f/1.8. Lalu ketika mulai memotret di malam hari coba temukan garis yang menarik, bayangan dan komposisi untuk memberikan gambar dengan pernyataan visual yang "berani".

8. Mencoba Tempatkan Subjek di Luar Frame

Ide dan emosi yang kuat biasanya dapat digambarkan melalui adegan sederhana. Kebanyakan orang salah mengasosiasikan fotografi jalanan dengan orang-orang di jalan. Anda tidak harus selalu memposisikan semua orang dalam frame. Sebagian dari mereka bisa juga Anda posisikan hanya sebagian tubuh yang terlihat atau terpotong oleh frame, ini penjajaran menarik, dan mungkin ini bertentangan dengan kaidah fotografi pada umumnya.



Photo by Drew Hopper

Terkait tips ini, Anda bisa melihat hasilnya pada gambar Drew Hopper di atas. Berdasarkan pengalaman Drew Hopper di Vietnam, dia menghabiskan waktu berkeliaran di jalan-jalan untuk memotret sepeda, yang kemudian itu menjadi koleksi kecilnya yang berjudul "Transportation". Tema transportasi telah cukup populer di kalangan komunitas fotografi. Coba lihat foto di atas, adegan bersepeda itu tidak disengaja, dan ada bagian kecil dari subjek yang terpotong frame. Meskipun demikin, foto tersebut jelas menceritakan apa, dengan adegan yang sangat erat dibingkai dalam frame.

9. Kualitas Foto Bukan Segalanya

Beberapa fotografer mungkin tidak setuju dengan pendapat ini, tapi dari pengalaman pribadi Drew saat memotret di jalan, dia belum begitu peduli dengan kualitas gambar seperti ketika memotret landscape atau photowork. Untuk mengambil gambar landscape, memang Anda harus berusaha menghasilkan kualitas gambar yang tinggi (jika mungkin), tetapi dengan fotografi jalanan itu tidak begitu penting. Menurut pendapat pribadi Drew bahwa komposisi, cahaya, drama dan cerita adalah jauh lebih penting yang harus Anda coba untuk sampaikan dalam gambar daripada kualitas gambar. Jika gambar Anda menangkap empat hal itu, maka Anda berada di jalan yang benar untuk menjadi fotografer street hebat.



Photo by Drew Hopper

Ketajaman yang baik, noise yang rendah dan kualitas gambar yang rapi, tidak akan berharga lagi jika Anda memiliki komposisi foto yang buruk, pencahayaan yang buruk dan tidak ada atmosfer untuk menceritakan sebuah kisah. Fokus pada apa yang penting, itu dasarnya yang membuat Anda sukses di fotografer jalanan.

10. Yang Paling Penting, Bersenang-Senang


Seperti semua genre fotografi, penting untuk menikmati apa yang Anda kerjakan dan melakukan apa yang Anda senangi. Jika Anda memaksakan diri atau menurut Anda fotografi jalanan tidak terdengar seperti hal yang menarik, maka kemungkinan Anda akan mengambil gambar yang biasa-biasa saja. Kreativitas terus mengalir sepanjang Anda memiliki passion di situ, sehingga lakukanlah apa yang Anda senangi, tidak apa jika orang lain mengharapkan sesuatu yang lain pada gambar Anda. Drew menyukai "street photography" karena membuat dia keluar dan berkeliling, bertemu orang-orang yang menarik, dan melihat kehidupan sehari-hari mereka dari perspektif yang segar. Itulah yang mengilhami Drew untuk konsisten dengan apa yang dia lakukan.



Photo by Drew Hopper

Kesimpulannya, fotografi jalanan (street photography) membutuhkan latihan, semakin sering Anda di luar sana, semakin banyak mata tertuju pada Anda, ini akan mengasah kepercayaan diri Anda. Pendekatan ini jauh lebih sederhana dari genre lainnya. Tahan diri Anda untuk lakukan manipulasi, dengan minimal tidak melakukan post-processing. Satu-satunya manipulasi oleh Drew Hopper dalam fotografi jalanan hanya dilakukan melalui viewfinder kamera.

Foto street yang kuat berasal dari ide-ide yang kuat pula dan bisa menangkap emosi dengan cara yang sederhana. 


Ide-ide itu datang dengan sendirinya ke persepsi Anda, lalu memaksa diri Anda untuk segera menangkap Decisive Moment yang terjadi di depan mata Anda.



Demikianlah, pencerahan dan ilmu yang saya rasa, mampu menambah khazanah saya terutama, dalam hal jepret menjepret dan poto memoto (suatu kegiatan yang menurut saya, menyenangkan dan......sangat menyenangkan) dari master fotografi yang bernama Drew Hopper, dirangkum atau ditulis  oleh M. Hajar AK. 





Mungkin ada sebagian dari pembaca yang merasa, tidak sependapat dengan beliau, boleh jadi dalam satu atau beberapa point, atau bahkan mungkin keseluruhan point. Dan itu adalah hal yang lumrah, hal yang sama sekali tidak terlarang alias sah-sah saja! Fotografi adalah seni, dan bahasa yang digunakan dalam komunikasi fotografi adalah bahasa seni! Artinya: Setiap pelaku dan penikmat seni, boleh memiliki pandangan berbeda dalam melihat dan menikmati satu karya, tidak harus "saklek", tidak harus sepakat satu suara semuanya....apapun pendapatnya...adalah benar dalam seni....dan fotografi adalah bagian dari seni itu sendiri....dimana hati, dan rasa, jauh lebih utama daripada logika!





Demikianlah postingan singkat ini, semoga sobat-sobit jepret sekalian berkenan adanya (baca juga tulisan saya tentang street photography).



6 komentar:

  1. Hasil karya yang sangat menarik serta menambah wawasan! Dan juga foto-foto yang luar biasa....Great Job!

    BalasHapus
  2. Lumayan bagus....mantab lah mas ! Ditunggu karya lainnya...4 Jempol!

    BalasHapus
  3. Karya yang menarik! Menambah wawasan serta memberikan sudut pandang yang berbeda!

    BalasHapus
  4. Artikel yang sangat menarik dan juga inspiratif! Layak untuk dibaca, dan juga mampu menambah wawasan serta referensi kita terhadap fotografi dan juga yang lain!

    BalasHapus
  5. Artikel yang menarik, menambah wawasan serta memberika bahan referensi baru
    #artikel bagus
    #fotografi
    #bagus

    BalasHapus