Selasa, 16 Mei 2023

Spot fotografi - Lawang Sewu, Spot Foto nan Klasik, Indah, dan Eksotis.


Lawang Sewu - Semarang
trisoenoe.com

Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jakarta, Selasa, 16 Mei 2023

(Artikel ini ditulis, saat Indonesia sedang panas-panasnya. Entah kenapa, sudah beberapa hari ini, tidak siang tidak malam, tetap terasa panas. Serasa berdiri di depan kompor tukang nasi goreng pas tukangnya lagi goreng 100 porsi sekaligus!)

Salam jumpa lagi sobat jepret seantero alam raya. Ijinkan saya untuk mengulas satu spot fotografi yang cukup terkenal di dunia per"jepretan". Spot fotografi ini memang terbilang unik, terletak di jantung kota Semarang, bangunan ini memancarkan aura klasik yang eksotis yang sangat khas, baik dari sisi interior maupun exteriornya yang ciamik.

Lawang Sewu - Semarang
trisoenoe.com

Nama bangunan ini adalah "Lawang Sewu", dan ini adalah sekelumit kisah tentang spot fotografi ini:

Secara etimologis, kata Lawang Sewu berasal dari bahasa jawa yang berarti “pintu seribu”. Penyebutan Lawang Sewu mungkin muncul karena banyaknya jendela dan pintu yang terdapat di bangunan ini, walaupun jumlahnya tidak persis seribu pintu. Pada era kolonialisme Belanda, gedung ini punya nama "Het administratiegebouw van de Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij", sebuah gedung perkantoran untuk mengurus perkereta apian milik Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Saat ini bangunan Lawang Sewu berada dibawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang kemudian difungsikan museum serta galeri tentang sejarah perkeretapian di Indonesia.

Lawang Sewu - Semarang
trisoenoe.com

Bangunan ini dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa elemen lengkung dan sederhana. Bangunan dirancang menyerupai huruf "L" serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak sebagai sistem sirkulasi udara (dan dari sinilah istilah "Lawang Sewu" berasal)

Selain desain bangunanya yang unik, Lawang Sewu memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Lourens Schouten. Kaca patri tersebut bercerita tentang kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia, kota maritim serta kejayaan kereta api. Ragam hias lainnya pada Lawang Sewu antara lain ornamen tembikar pada bidang lengkung di atas balkon, kubah kecil di puncak menara air yang dilapisi tembaga, dan puncak menara dengan hiasan perunggu.

Lawang Sewu - Semarang
trisoenoe.com

Lawang Sewu terletak di Jl. Pemuda, berada tepat di depan Tugu Muda dan Museum Mandala Bhakti. Gedung Lawang Sewu mulai dilakukan pembangunan melalui peletakan batu pertama pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1919. Namun, gedung ini sudah beroperasi sejak 1907. Secara umum, bangunan Lawang Sewu memiliki dua bangunan utama dimana setiap bangunan memiliki dua gedung A dan B, serta C dan D. Gedung A adalah gedung yang menghadap ke Tugu Muda serta memiliki dua menara kembar. Bangunan ini memiliki banyak kaca patri besar, memiliki tangga utama di bagian tengah serta jalur menuju lorong bawah tanah. Tepat di belakang gedung A, terdapat gedung B yang memiliki 3 lantai. Lantai 1 dan 2 pada gedung ini digunakan sebagai perkantoran sedangkan lantai 3 berfungsi sebagai loteng.

Sejarah Lawang Sewu

Pada tahun 1864 ketika Belanda melakukan pembangunan jalur kereta api di Indonesia, Belanda mulai merancang jalur kereta api Semarang-Solo-Yogyakarta dan Kedungjati-Ambarawa. NIS merupakan perusahaan yang bertanggungjawab dalam membangun jalur kereta api ini. Dimulai dari tahun 1864 hingga 1867, pada awalnya pembangunan jalur kereta api ini difungsikan sebagai penghubung antara Semarang sebagai bandar pelabuhan dan industri dengan wilayah pedalaman sebagai penghasil bahan mentah berupa hasil perkebunan dari Solo dan Yogyakarta. Dengan adanya perkembangan teknologi membuat NIS sukses besar dan mengharuskan memiliki kantor sendiri.

Lawang Sewu - Semarang
trisoenoe.com

Kantor yang akan mereka bangun adalah sebuah kantor urusan administrasi yang nantinya terletak di Jalan Pemuda. Pada tahun 1904 dimulailah proses pembangunan gedung administrasi perkantoran kereta api oleh J.F. Klinkhamer dan B.J. Queendag sebagai koordinator perencanaan, serta memilih Cosman Citroen sebagai arsitek untuk gedung tersebut. Pembangunan gedung ini berakhir pada tahun 1918.

Ketika memasuki masa penjajahan Jepang, bangunan Lawang Sewu berubah menjadi Kantor Ryuku Sokyoku (Jawatan Transportasi Jepang). Selain menggunakan kantor transportasi, Jepang juga menggunakan ruang bawah tanayh Lawang Sewu sebagai penjara dan tempat eksekusi mati. Kemudian pada Oktober 1945, Belanda ingin mengambil alih kembali wilayah Semarang sehingga menimbulkan perang dan memaksa Jepang mundur.

Setelah masa perang mempertahankan kemerdekaan gedung Lawang Sewu berubah menjadi kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia). Namun, memasuki tahun 1946 ketika Belanda mulai menancapkan kekuasaannya di Semarang, DKARI harus berpindah ke bekas kantor de Zustermaatschappijen karena gedung Lawang Sewu digunakan oleh Belanda untuk menjadi markas tentaranya.

Pada tahun 1994 dilakukan penyerahan ke PT. KAI dan dilakukan restorasi gedung Lawang Sewu pada tahun 2009. Pada tahun 2011, Ibu Negara Ani Yudhoyono meresmikan gedung Lawang Sewu yang kini menjadi salah satu tujuan wisata sejarah perkereta apian di Indonesia.

Lawang Sewu - Semarang
trisoenoe.com

Kisah Pilu Lawang Sewu

Berdasarkan sejarah, Bangunan Lawang Sewu ini pernah menjadi saksi bisu Pertempuran Lima Hari di Semarang, Jawa Tengah.

Selain itu, bangunan ini juga merupakan lokasi pertempuran antara AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kidobutai dan Kempetai Jepang.

Singkat cerita, pada 1945 yang merupakan tahun kemerdekaan Indonesia, terjadilah pertempuran yang melibatkan AMKA (Angkatan Pemuda Kereta Api) dengan prajurit Jepang. Pertempuran ini berlangsung selama lima hari tiada henti pada 15-19 Oktober.

Salah satu penyebabnya adalah tewasnya dr. Kariadi yang merupakan dokter paling andal kala itu. Prajurit Jepang berada di dalam kawasan Lawang Sewu, sementara AMKA berada di Wilhelminaplein tepat seberang Lawang Sewu. Wilhelminaplein inilah yang dikenal dengan Kawasan Taman Tugu Muda.

Dari segi jumlah dan senjata, pemuda AMKA dinilai memang sudah kalah. Prajurit Jepang berjumlah sekitar 500.000 orang dengan senjata bayonetnya, sementara pemuda AMKA hanya berjumlah 2000 dengan senjata bambu runcing. Namun dengan semangat yang menggelora dan pantang menyerah, pemuda AMKA tetap berusaha melawan, walau pada akhirnya harus gugur di medan perang.

"Kawasan Wilhelminaplein ini dulunya dijadikan kuburan massal bagi pemuda AMKA yang meninggal. Namun, kemudian jasad-jasadnya dipindahkan ke makam yang lebih layak, yakni Makam Giri Tunggal, makam pahlawan dari pejuang AMKA," ujar Aris.

Riwayat Lawang Sewu Semarang dimulai sejak tahun 1904, yang merupakan proses awal pembangunan gedung tersebut dan terselesaikan 3 tahun kemudian.

Ketenaran Lawang Sewu mulai berakhir saat Jepang menguasai Kota Semarang pada tahun 1940. Bangunan megah ini mulai dijadikan sebagai tempat istirahat tentara jepang.

Demikianlah penuturan saya tentang salah satu spot fotografi di Semarang, yaitu Lawang Sewu. Jika sobat-sobat ada sempat pakansi ke Semarang, tak ada salahnya jika sobat singgah ke tempat ini. Siapkan kamera, dan puaskan hasrat untuk berfoto di sana. 

Semoga artikel ini berkenan untuk sobat-sobat sekalian.

Akhir kata, Salam jepret selalu.

Artikel ini diadaptasi dan ditulis ulang oleh: Tuntas Trisunu

#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar