Rabu, 20 Agustus 2025

Fotografi Dengan Fokus Lembut: Tampilan Efek Foto Nuansa Mimpi (Tulisan Bagian Kedua)



Beraban, Tabanan, Bali, Rabu, 20 Agustus 2025

(Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan bagian Pertama, silahkan disimak dan dinikmati)

Alam dan lanskap. 
Untuk memberikan nuansa halus atau tenang pada suatu pemandangan, gunakan fokus ini untuk melembutkan tepian elemen alami seperti bunga, pepohonan, dan perairan.

Fotografi makro. 
Fokus ini akan meningkatkan keindahannya yang rapuh saat mengambil gambar close-up subjek halus seperti bunga.

Adegan seperti mimpi atau fantasi
Jika Sobat ingin menciptakan citra dunia lain atau surealis, fokus seperti itu akan membantu meningkatkan kualitas imajinatif. Walaupun sangat menantang sekaligus sangat menarik, teknik ini harus diterapkan secara hati-hati dan juga bijaksana untuk menghindari penggunaan berlebihan, yang dapat mengakibatkan hilangnya detail dan kejelasan yang tidak diinginkan.


Cara Mendapatkan Efek Fokus Lembut

Fokus lembut dapat dicapai dengan menggunakan berbagai teknik dan bahan, yang masing-masing dengan caranya sendiri mampu memberikan kualitas foto yang indah dan lembut.

1. Cobalah Lensa Soft-Focus Khusus
Lensa fokus lembut khusus menciptakan tampilan alami dan melabur dengan sedikit mengaburkan gambar, sekaligus menjaga ketajamannya secara keseluruhan. Banyak dari lensa tipe ini menawarkan pengaturan yang dapat disesuaikan sehingga fotografer dapat langsung mengontrol tingkat kelembutannya. Lensa ini sangat cocok untuk fotografi potret karena biasanya menyamarkan warna kulit dan noda tanpa proses pasca-pemrosesan yang ekstensif alias berlebihan (dan juga bikin pusing). Model dari Canon, Nikon, dan Lensbaby adalah beberapa di antara banyak yang tersedia.

2. Gunakan Filter Fokus Lembut
Filter fokus lembut adalah cara efisien lainnya untuk membuat foto tampak seperti mimpi. Filter ini terpasang di bagian depan lensa dan menyebarkan cahaya yang masuk ke kamera. Filter ini tersedia dalam berbagai tingkat kekuatan. Salah satu kehebatan dari filter ini adalah, dapat menghasilkan efek yang halus dan nyata namun juga kuat dari sisi pencahayaan. Filter ini mampu “menenangkan” gambar dan memberikan filter estetika yang lembut bagi mereka yang suka beralih antara fokus yang tajam dan halus selama pemotretan.

3. Oleskan Vaseline pada Lensa Kamera
Versi yang lebih praktis (tetapi cara ini termasuk cara yang biadab alias bar-bar maksimal) adalah mengoleskan lapisan tipis Vaseline di sekitar tepi filter bening pada lensa kamera Sobat. Lapisan ini akan membiaskan dan menyebarkan cahaya hingga memberikan efek fokus yang lembut, meskipun bagian tengah foto tetap tajam. Vaseline sebaiknya dioleskan secukupnya, hanya pada filter, dan jangan langsung pada lensa, karena dapat menyebabkan kerusakan (ya! Saya bisa memastikan itu karena saya pernah menerapkannya. Alhasil, beli lensa lagi sebagai gantinya!). Metode murah ini memungkinkan Sobat untuk mengontrol tingkat kelembutan secara kreatif.

Artikel ini akan saya sambung ke coretan berikutnya yang akan saya beri judul: “Fotografi Dengan Fokus Lembut: Tampilan Efek Foto Nuansa Mimpi (Tulisan Bagian Ketiga)”, semoga artikel ini bisa kasih kebahagiaan buat Sobat yang membacanya. 

Rabu, 06 Agustus 2025

Fotografi Dengan Fokus Lembut: Tampilan Efek Foto Nuansa Mimpi (Tulisan Bagian Pertama)



Beraban, Tabanan, Bali, Rabu, 6 Agustus 2025

(Penuturan mengenai salah satu gaya alias style dalam fotografi, dimana subyek dalam foto tersebut dipersembahkan dalam konteks bernuansa mimpi)

Fotografi dengan fokus nan lembut adalah satu teknik atau aliran dalam fotografi yang mencoba untuk mengharmonikan foto, dimana realitas bersinergi dengan imajinasi melalui bidikan fokus lembut. Teknik ini akan membangkitkan visual dimana foto akan bernuansa mimpi, dengan selubung cahaya dan blur halus menyelimuti subjek. Fotografi dengan gaya ini menangkap nuansa misteri yang ideal untuk potret halus atau lanskap mistis. Fotografi lensa lembut dapat membantu menciptakan efek magis yang memukau. Bawa foto Sobat bertutur dalam maha karya puitis dan bawa ke dimensi lain dengan fokus lembut yang selalu menawan.


Apa Itu Soft Focus Dalam Fotografi

Fokus lembut dalam fotografi adalah teknik yang sengaja mengaburkan gambar untuk menciptakan efek halus bak mimpi. Teknik ini berhasil hanya dengan menyebarkan cahaya yang masuk ke lensa melalui beberapa lensa fokus lembut, filter, atau selama proses pasca pemrosesan (baca: proses editing). Gambar selanjutnya biasanya menampilkan tepi dan detail yang halus dengan sorotan yang sedikit berkabut dan juga berkilau. Sentuhan ini dapat memberikan “nafas” romantis, nostalgia, atau bahkan misteri pada foto yang dapat secara efektif menggambarkan subjek dan pemandangan tertentu.

Fokus lembut juga bisa menjadi salah satu keunggulan dalam pembuatan rangkaian foto, karena menghasilkan satu cerita estetika yang tersaji dalam beberapa foto. Menerapkan teknik ini pada beberapa foto berarti fotografer dapat menyatukan koleksi foto melalui kualitas yang menyatu dan lembut, yang akan memberikan intensionalitas dan kohesi artistik yang lebih kuat pada seri tersebut. Selain itu, fokus semacam itu membantu menarik perhatian penikmat foto pada suasana dan atmosfer keseluruhan gambar, alih-alih pada detail halusnya, sehingga dampak emosional foto tersebut dapat terlihat lebih menonjol.

Fokus semacam itu paling baik digunakan untuk membangkitkan perasaan emosional atau menciptakan suasana tertentu (seperti romantic atau atmosfer melankolis). Berikut beberapa skenario ideal (alias beberapa aliran fotografi) yang bisa menerapkan Teknik soft focust dengan hasil yang ciamik:


Foto Potret (Portrait) 

Fokus lembut dapat menghaluskan warna kulit dan menciptakan tampilan yang menawan serta halus, menjadikan ssubyek dalam foto akan terlihat begitu sempurna. Soft focus untuk foto potrait sangat tepat untuk fotografi potret yang bertema romantic, monochrome atau vintage. Terkadang pada tampilan monochrome, soft focus bisa membuat si subject tampil dalam citra yang sama sekali berbeda, bahkan berkesan magis dan dengan tampilan sedikit “bercahaya” seperti peri.

Artikel ini akan saya sambung ke guratan selanjutnya yang punya judul: “Fotografi Dengan Fokus Lembut: Tampilan Efek Foto Nuansa Mimpi (Tulisan Bagian Kedua)”, besar harapan saya Sobat bisa dapat senang pada saat membaca artikel ini. 

Jumat, 25 Juli 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian penghabisan)



Beraban, Tabanan, Bali, Jum'at, 25 Juli 2025

(Ditulis sekitar Pk. 15.00 WITA disiang hari dan juga di jam kerja....bisa jadi ini bentuk korupsi dalam bahasa tidak resmi) 

Artikel ini adalah kelanjutan alias sambungan dari tulisan yang sudah tayang bulan lalu, dimana tayangan itu saya beri judul : “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Ketiga)”, silahkan dibaca dengan rasa bahagia serta canda tawa dan juga.


Sesuaikan Kontras

Menselaraskan kontras baru akan berguna saat keseimbangan asimetris yang akan Sobat sajikan bergantung pada kecerahan yang dipadankan dengan kegelapan. Jika tampilan gelap terlalu dominan dan menenggelamkan sisi terang, menggunakan bantuan Kurva untuk menambah sorotan akan sangat membantu menyeimbangkan foto Sobat. Sebaliknya, jika Sobat membutuhkan lebih banyak ruang negatif untuk mengimbangi subjek yang kuat secara visual, latar belakang yang lebih gelap akan lebih sesuai.


Gradasi Warna

Jika Sobat ingin menciptakan keseimbangan melalui warna, gradasi warna bisa jadi jawaban yang pas untuk itu. Dengan menyesuaikan rona, saturasi, kontras, dan kecerahan, gradasi warna menciptakan tampilan atau efek yang mengubah suasana dalam foto secara keseluruhan. Gradasi warna dapat menciptakan tampilan sinematik, memengaruhi suhu warna, memengaruhi kontras, atau mengutamakan warna tertentu. Gradasi warna mengubah kesan foto dan, sebagai hasilnya, memengaruhi hubungan antar elemen di dalam frame.

Ada juga cara yang tidak terlalu halus namun elegan untuk menciptakan keseimbangan asimetris. Sobat dapat menghapus objek yang tidak Sobat inginkan dari bingkai, mengubah latar belakang, memberi warna yang baru pada objek yang Sobat tuju  mengubahnya menjadi hitam putih, menambahkan sketsa, atau menambahkan sumber cahaya. Namun, dalam banyak kasus, hasilnya tidak akan terlihat alami atau memiliki estetika asli. Terserah Sobat untuk menggiring dan mengarahkan kemana foto yang akan Sobat hasilkan.

Kesimpulan

Keseimbangan simetris adalah sesuatu yang pantas untuk Sobat cari, berusahalah dengan keras untuk menemukan simetri dan refleksi yang akan meningkatkan komposisi dari foto yang akan Sobat hasilkan. Keseimbangan asimetris adalah sesuatu yang harus Sobat latih secara teratur. Sebagian besar gambar Sobat akan asimetris, menggabungkan elemen dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Oleh karena itu, menghitung bobot visual masing-masing gambar dan menemukan sudut kamera dan perspektif terbaik untuk menciptakan hubungan yang Sobat butuhkan di antara elemen-elemen tersebut harus terus diasah. Meskipun pasca-pemrosesan dapat memperbaiki beberapa kesalahan, cobalah untuk memiliki disiplin dalam mendapatkan komposisi yang tepat di kamera dan latih mata Sobat untuk 'merasakan' keseimbangan.

Catatan tambahan:


prinsip psikologi dari Gestalt
Psikologi Gestalt, adalah satu aliran psikologi yang muncul pada abad ke-20 yang memberikan pondasi yang sangat penting bagi pemahaman persepsi modern. Teori Gestalt menekankan bahwa keseluruhan (keutuhan dari) ”sesuatu” merupakan bagian yang lebih hakiki ketimbang bagian-bagiannya. Artinya, atribut-atribut keseluruhan tidak dapat disimpulkan dari analisis bagian-bagian secara terpisah. Kata Gestalt digunakan dalam bahasa Jerman modern untuk berarti cara suatu hal "ditempatkan" atau "disatukan". Tidak ada padanan yang tepat dalam bahasa Inggris. "Form" dan "shape" adalah terjemahan yang umum; dalam psikologi, kata ini sering diartikan sebagai "pola" atau "konfigurasi".

Demikianlah artikel empat babak (dari bagian pertama hingga ke bagian penghabisan) yang mengulas mengenai keseimbangan asimetris dalam fotografi dan langkah-langkah yang harus diterapkan untuk mewujudkannya secara ciamik dan mulus ke dalam frame.....(alia bagaimana meneraspkannya ke dalam foto yang Sobat hasilkan).

Alhasil, demikianlah tadi penjabaran saya yang super singkat dan juga super tak lengkap, semoga Sobat bisa menangkap apa yang saya sampaikan.

Tetap sehat, tetap semangat.

Salam jepret selalu.

Minggu, 29 Juni 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Ketiga)



Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 29 Juni 2025

(Ditulis tepat Pk. 02.00 WITA alias dini hari di Bali, dan masih dengan segelas kopi hitam serta asap rokok) 

Artikel ini adalah kelanjutan alias sambungan dari tulisan sebelumnya yang diberi judul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Kedua)”, silahkan dibaca dengan hati yang damai.


Ruang Negatif


Salah satu cara untuk menyeimbangkan bagian bingkai yang berat secara visual adalah dengan menerapkan ruang negatif ke dalam frame. Ruang negatif adalah ruang tanpa fitur alias tanpa obyek yang berarti yang mengelilingi subjek. Ruang negatif tidak memiliki warna cerah atau tekstur yang mengganggu dan tidak mengalihkan perhatian dari subjek. Sebaliknya, ruang negatif membumikan sekaligus menonjolkan subjek namun tetap menyeimbangkan komposisi. Misalnya, objek bertekstur berat dengan banyak pola mencolok seperti sebuah perahu kecil akan terlihat jauh lebih menyentuh pada ruang latar yang kosong atau perairan yang luas. Jika Sobat tidak memiliki latar belakang polos, Sobat dapat mengurangi “kekuatan” dari latar dengan menggunakan kedalaman bidang yang dangkal dan mengaburkannya.

Bila Sobat ingin menciptakan keseimbangan asimetris, tanyakan pada diri Sobat, "Apa elemen visual kedua yang menarik perhatian saya setelah subjek utama?" Jika jawabannya tidak ada, berarti Sobat telah melewatkan sesuatu (atau jangan-jangan Sobat belum memotret sama sekali!).


Cara Menciptakan Keseimbangan Asimetris Setelah Foto Diambil


Jika Sobat tidak mendapatkan keseimbangan asimetris yang tepat saat mengambil foto, Sobat masih memiliki kesempatan dalam pasca-pemrosesan. Meskipun pembingkaian penting, pembingkaian dapat disesuaikan menggunakan editor foto. Berhati-hatilah agar tidak mengorbankan kualitas gambar saat mencari keseimbangan terbaik.
Pemotongan

Hal pertama yang dapat Sobat lakukan untuk menciptakan keseimbangan adalah dengan memotong elemen dalam frame yang mengganggu. Pemotongan memungkinkan Sobat untuk menghilangkan objek yang dibingkai secara tidak wajar dan membersihkan komposisi. Pemotongan juga memungkinkan Sobat untuk tetap berada dalam koridor aturan sepertiga meskipun Sobat tidak melakukannya pada awalnya. Merupakan praktik yang baik untuk mempertahankan rasio aspek foto yang Sobat hasilkan. Namun, jika Sobat ternyata harus (alias terpaksa) mengubah rasio aspek, misalnya, untuk memotong komposisi berorientasi lanskap dari foto berorientasi potret, memiliki berkas RAW akan sangat membantu Sobat untuk mendapatkan resolusi foto yang cukup baik.

Pemotongan menghilangkan elemen yang mengganggu di tepi bingkai dan dapat mengubah rasio antara bagian gambar (misalnya, langit dan tanah). Namun, pemotongan tidak mengubah hubungan antara elemen yang tersisa. Sobat tetap memerlukan pengeditan yang lebih halus untuk melakukan ini, seperti menyesuaikan warna, kecerahan, atau kejelasan bagian tertentu dari gambar.

Misalnya, jika Sobat perlu mengurangi bobot visual suatu objek, Sobat dapat mengurangi saturasi warnanya atau meningkatkan kecerahannya menggunakan kuas atau mengerjakan seleksi. Jika Sobat perlu mengurangi sebagian besar gambar (misalnya, latar belakang), sentuhan blur adalah pilihan yang lebih baik. Memburamkan juga membantu saat Sobat memiliki elemen bertekstur yang membutuhkan permukaan halus di sekitarnya untuk penyeimbang.

Artikel ini masih disambung ke coretan berikutnya yang berjudul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Penghabisan)”, mudah-mudahan Sobat ada dapat bahagia saat membacanya. 

Minggu, 08 Juni 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Kedua)


Mengabadikan Cinta
Fotografi Siluet - trisoenoe.com

Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 8 Juni 2025

Artikel ini adalah kelanjutan alias sambungan dari tulisan sebelumnya yang punya judul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Pertama)”, silahkan disimak dan diresapi.

Nelayan dan Jala
Fotografi Siluet - trisoenoe.com

Aturan sepertiga

Aturan sepertiga kerap diaplikasikan untuk menciptakan keseimbangan asimetris. Contohnya, aturan ini membantu menyeimbangkan latar belakang yang bertekstur dan sangat detail dengan langit biru yang tenang. Untuk mengimbangi latar belakang yang lebih berat, Sobat cukup menggunakan sepertiga bingkai untuk latar belakang tersebut dan menyisakan dua pertiga untuk langit. Contoh lain adalah menempatkan subjek kecil pada kisi aturan sepertiga untuk menambah bobotnya dan mengimbangi ruang yang luas di sekitarnya.

Jika Sobat memiliki beberapa subjek pada bagian frame yang sama, bobotnya akan bertambah dan menciptakan titik fokus yang berat. Sobat perlu menyeimbangkan bagian frame lainnya, baik dengan sesuatu yang lebih besar, lebih bertekstur, atau lebih berwarna. Jika subjek tersebar di seluruh frame, sisi dengan subjek yang lebih terang memerlukan sentuhan untuk “memperlunak” (misalnya, latar belakang yang lebih menarik, beberapa tekstur, lebih banyak warna, kegelapan, dan lain-lain). Prinsip -prinsip psikologi dari Gestalt (bisa dibaca di keterangan tambahan mengenai si manusia ini) bisa menolong Sobat untuk lebih memahami hubungan antara penempatan subjek dan dampaknya pada pemirsa.

Laut dan Senja
Fotografi Siluet - trisoenoe.com

Kontras

Elemen yang mengandung kontras yang jelas bisa menjadi sangat berbobot pada suatu foto. Elemen ini menarik perhatian pemirsa dan jadi sangat sulit diimbangi oleh unsur lain. Kontras memiliki banyak bentuk, mulai dari sorotan dan bayangan, hingga bertekstur dan halus, hingga detail dan polos, hingga kontras warna. Jika Sobat memiliki dua elemen yang kontras di bagian frame yang berbeda, keduanya akan saling menyeimbangkan. Namun, jika Sobat memiliki elemen yang kontras yang nilainya setara di satu sisi frame, Sobat perlu menemukan bingkai yang menambahkan bobot yang cukup di sisi yang berlawanan sehingga akan ternetralkan. Oleh karena itu, evaluasi tidak hanya karakteristik individual tetapi juga hubungan di antara keduanya.

Gadis dalam bingkai kelam
trisoenoe.com

Makna Konseptual

Terkadang bobot suatu elemen tidak berasal dari karakteristik yang sifatnya kasat mata, melainkan dari makna konseptualnya. Misalnya, warna dapat menyampaikan perasaan, menebarkan kehangatan atau justru malah meniupkan efek dingin pada jiwa, atau menambahkan dimensi yang sifatnya temporal (misalnya, dedaunan yang menguning, matahari terbenam dan lainnya). Warna hangat seperti merah, jingga, dan kuning memiliki bobot lebih besar daripada warna yang dingin. Bentuk dan elemen yang bermuatan emosi juga lebih berbobot.

Artikel ini masih dilanjutkan ke tulisan selanjutnya yang berjudul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Ketiga)”, moga-moga bisa bikin Sobat banyak senang saat membacanya. 

Sabtu, 24 Mei 2025

Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Pertama)


Batas & Senja
Slihouette Photography (Asimetris)
trisoenoe.com

Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu, 24 Mei 2025

Keseimbangan adalah kata yang biasanya kita kaitkan dengan komposisi fotografi yang baik. Fotografer (umumnya) membingkai hanya elemen visual yang menambah nilai cerita dan menciptakan hubungan yang bermakna di antara elemen-elemen tersebut. Dalam kasus ini, elemen keseimbangan menjadi faktor yang sangat penting. Akan tetapi, keseimbangan tidak selalu berarti memasangkan elemen yang identik secara simetris. Keseimbangan juga bisa ditafsirkan dengan memadankan elemen yang berbeda, bahkan berlawanan ke dalam satu frame, seperti yang sering terjadi dalam fotografi. Dinamika komposisi seharusnya mampu menggiring alam imajinasi pemirsa untuk secara harmonis beranjak dari satu elemen ke elemen lainnya. Karena elemen visual jarang memiliki bobot yang sama, disanalah elemen keseimbangan asimetris berperan. Nah, apa yang akan saya paparkan berikut adalah hal-hal yang perlu Sobat pahami untuk mengenalinya dalam obyek yang akan Sobat jepret dan memanfaatkan secara habis-habisan.

Penuturan Sekilas Mengenai Keseimbangan Asimetris


Keseimbangan asimetris bisa diartikan sebagai pencapaian keseimbangan menggunakan elemen visual dengan properti yang berbeda. Misalnya, separuh obyek dalam frame mungkin berisi bentuk yang tajam dan gelap. Sementara itu, separuh lainnya memiliki bercak warna halus atau corak netral. Meskipun kedua bagian memiliki elemen yang sepintas terlihat berbeda, tidak ada satu elemen yang dominan mengalahkan yang lain. Kedua elemen tersebut akan memberi kesan saling melengkapi.

Tidak seperti keseimbangan simetris, di mana komposisi harus mencakup dua area yang sama dengan elemen visual yang identik, keseimbangan asimetris berkembang pesat karena perbedaan. Semakin tinggi kontras antara elemen, semakin banyak perhatian yang perlu diberikan fotografer untuk menciptakan kecocokan yang sempurna. Elemen besar yang menempati sebagian besar frame perlu mengimbangi elemen kecil tetapi mencolok secara visual (misalnya, warna yang hidup atau bentuk yang dapat dikenali, dan lain sebagainya). Sementara keseimbangan simetris memberikan keseragaman dan ritme, keseimbangan asimetris memberikan keragaman dan harmoni.

Daun
Fotografi Abstrak (Asimetris)
trisoenoe.com

Bagaimana Cara Menciptakan Keseimbangan Asimetris?


Ada beberapa cara yang sekiranya pas untuk menciptakan keseimbangan asimetris dalam satu frame, dan ini adalah penjabaran beberapa diantaranya:

Pembingkaian
Keragaman mudah ditemukan dalam subjek atau aliran fotografi apa pun yang Sobat geluti. Dunia menyediakan berbagai objek dengan bentuk, ukuran, dan tekstur yang berbeda. Yang harus Sobat lakukan adalah menyesuaikan posisi dan sudut kamera hingga Sobat bisa mendapatkan komposisi yang Sobat inginkan. Pembingkaian adalah langkah pertama menuju keseimbangan, apakah simetris atau asimetris.

Pertama, uraikan adegan menjadi elemen visual dasar dan pilih yang Sobat inginkan dalam bingkai. Kemudian, evaluasi bobot visual setiap elemen. Elemen besar, warna jenuh, area gelap, bentuk yang dapat dikenali, dan area bertekstur memiliki bobot lebih. Elemen kecil, warna netral, sorotan, bentuk acak, dan area halus memiliki bobot lebih sedikit. Lebih jauh, posisi subyek dalam frame akan sangat memengaruhi bobot. Elemen yang ditempatkan di latar depan atau menurut aturan komposisi menjadi lebih berat. Dengan berpegang pada hal ini, Sobat dapat menghitung bobot visual setiap bagian bingkai dan menyesuaikan pembingkaian hingga mencapai keseimbangan.

Artikel ini masih dilanjutkan ke tulisan berikutnya yang punya judul: “Keseimbangan Asimetris dalam Fotografi dan Cara Menggunakannya (Bagian Kedua)”, moga-moga bisa menghibur Sobat yang membacanya. 

Kamis, 01 Mei 2025

7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Postingan Hadiah Tambahan alias Bonus)



Kediri, Tabanan, Bali, Kamis, 1 Mei 2025

Seperi yang sudah saya janjikan pada artikel sebelumnya, kali ini saya akan berikan bonus artikel alias artikel tambahan mengenai foto kelana. Artikel bonus ini berisi tentang tips dan juga kesimpulan. Supaya Sobat Jepret bisa mudah mencerna artikel ini, sangat disarankan untuk membaca artikel sebelumnya yang berjudul: "7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Ketiga)". Sedikit saran, artikel ini akan jauh lebih sedap dibaca sambil menyantap sarapan sepiring nasi uduk atau semangkok bubur kacang hijau hangat. Tak lupa segelas kopi panas sebagai penutupnya. Nah, tanpa bertele-tele lagi, inilah artikel bonusnya:


Tips Agar Jalan-Jalan Sambil Berfoto Bisa Dapat Banyak Senang


1. Persiapkan semua peralatan yang Sobat perlukan
Sebelum memulai perjalanan foto, pastikan Sobat memiliki semua peralatan yang mungkin diperlukan untuk mengambil foto. Ini mungkin termasuk peralatan kamera, baterai cadangan, tripod, filter, dan lensa. Jangan lupa membawa kartu penyimpanan tambahan juga. Sobat sebaiknya melupakan untuk membawa panci, wajan, cobek, setrika, dispenser, kulkas, dan lain sebagainya, karena hingga saat ini belum ada satu orangpun fotografer yang waras yang menggunakan panci atau setrika untuk memotret.


2. Periksa kondisi alias prakiraan cuaca
Cuaca buruk dan hujan dapat langsung merusak rencana Sobat. Sobat dapat dengan mudah menghindari gagalnya acara jepret-menjepret dengan memeriksa cuaca sebelum mengatur perjalanan foto dan mempersiapkannya dengan tepat. Mengetahui apakah cuaca akan cerah dan lancer jaya atau buruk dapat membantu mengatur pengalaman perjalanan foto yang luar biasa. Atau ad acara lain yang lebih sederhana dan dijamin lebih cespleng, yaitu mengajak Avatar untuk menemani Sobat jalan-jalan sambil memotret.

3. Rencanakan jalan-jalan untuk berfoto Jauh-jauh hari
Baik Sobat pergi pakansi sendiri atau jalan-jalan dengan rombongan, Sobat harus merencanakan dan meneliti rute jalan-jalan tersebut jauh-jauh hari. Ini akan membantu Sobat menghemat waktu, tenaga, dan kondisi dompet selama jalan-jalan untuk berfoto. Jangan memilih rute yang sekiranya akan membahayakan jiwa (dan juga dompet) Sobat. 


4. Kenakan pakaian yang nyaman
Ada banyak hal yang harus dilakukan saat berjalan-jalan untuk mengambil foto; ini seperti petualangan luar ruangan dimana Sobat menjelajah ke alam liar. Sebaiknya kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang kuat dan enak dipakai sehingga Sobat dapat menikmati jalan-jalan untuk mengambil foto dan berkonsentrasi untuk mengambil foto-foto yang berkesan. Hindari Sepatu seperti hak tinggi atau Sepatu safety yang berat (Sobat seharusnya pergi jalan-jalan sambil berfoto, bukan pergi untuk bekerja atau fashion show!) 

5. Jadilah pengamat yang cermat dan teliti 
Inti dari fotografi jalan-jalan adalah untuk terlibat secara mendalam dengan lingkungan sekitar saat mengambil foto. Oleh karena itu, Sobat perlu mengamati lingkungan sekitar untuk menikmati manfaat jalan-jalan foto sepenuhnya.


Kesimpulan


Foto sambil Jalan-jalan (alias foto Kelana) pada dasarnya adalah kegiatan kreatif yang menyenangkan (bisa sendirian atau berkelompok). Gunakan kegiatan foto kelana sebagai kesempatan untuk berinteraksi dengan penggemar fotografi lainnya dan terlibat secara kolektif dalam proses kreatif membuat karya seni visual yang ciamik.

Demikianlah artikel yang mengupas secara singkat mengenai foto sambil jalan-jalan, atau akan lebih enak kalau dibaca sebagai "Fotografi Kelana". Semoga artikel yang sambung-menyambung ini bisa bikin Sobat bahagia dan senang di hati.

Akhir kata, tetap sehat, tetap semangat, dan jangan pernah bosan untuk memotret.

Salam jepret selalu.

Minggu, 20 April 2025

7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Ketiga)



Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 20 April 2025

Tulisan saya pada postingan kali ini tak lain dan tak bukan adalah sambungan dari coretan yang telah saya upload di bulan kemarin, yang mana isinya adalah sekedar coba-coba untuk kasih tips singkat dan padat mengenai foto kelana. Pada artikel sebelumnya, saya sudah bagi 3 (tiga) tips, yaitu Mengajak orang lain, Membuat proyek yang spesifik mengenai kegiatan ini , dan juga Mengubah perspektif (alias sudut pandang). Agar artikel saya yang sekarang ini bisa dimengerti dengan mudah tanpa drama sakit kepala, ada baiknya kalau Sobat membaca tulisan terdahulu yang berjudul: "7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Kedua)". Dan ini adalah tulisan sambungannya, silahkan disimak dan diresapi secara perlahan. Ada baiknya kalau dengan secangkir kopi hitam hangat ditemani rebusan singkong dan ubi (supaya lebih nikmat):

7. Tips Foto Musim Hujan

Terkadang hujan bisa kasih sentuhan yang unik dan artistic pada foto yang Sobat hasilkan. Jangan pernah takut atau ragu untuk mencoba berbagai hal baru dalam fotografi!

Nasehat terakhir: Sisihkan waktu sejenak untuk meletakkan kamera Sobat dan NIKMATI lingkungan sekitar yang indah dari waktu ke waktu. Walaupun Sobat sangat menyukai fotografi, tetapi Sobat harus mahfum bahwa hidup selalu lebih baik apabila dijalani dalam “rupa” yang sebenarnya, bukan tersembunyi di balik lensa.


Tambahan coretan:

Foto Kelana tak lain dan tak bukan adalah kegiatan sosial terorganisasi di mana para fotografer mengambil foto lingkungan sekitar dan membuat koleksi gambar yang menarik. Para fotografer sering kali membawa model atau subjek mereka di sepanjang rute jalan-jalan untuk mendapatkan perpaduan foto yang unik.


Apa Itu Photo Walk (Foto Kelana)?

Di era Instagram dan Pinterest, di mana gambar (foto atau potret) telah mendominasi cara kita berinteraksi dengan dunia, fotografi telah menjadi salah satu gaya hidup yang kuat. Para penggemar fotografi telah beralih ke aktivitas sosial seperti photo walking untuk menemukan cara baru berinteraksi dengan dunia.

Photo walking telah menjadi salah satu cara paling populer bagi para fotografer untuk berinteraksi dan membuat konten untuk bisnis dan portofolio mereka. Selama photo walk, para fotografer umumnya tertarik untuk menangkap area di sekitar mereka dengan lensa mereka.

Foto sambil jalan-jalan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai estetika dan pemandangan daerah tersebut. Foto sambil jalan-jalan (selanjutnya akan kita sebut sebagai foto Kelana) umumnya digelar di spot atawe daerah yang terkenal dengan arsitektur, sejarah, lanskap perkotaan atau pedesaannya. Setiap daerah yang menarik mata kreatif berpotensi menjadi subjek foto kelana.

Foto kelana juga memungkinkan fotografer untuk terlibat secara intens dengan dunia luar dan menggunakan kebebasan kreatif mereka untuk mengabadikan dunia bersama-sama. Jalan-jalan foto bermuara pada penciptaan foto-foto nan indah yang menjebak kompleksitas, kesedrhanaan yang dibungkus dalam detil-detil yang berlimpah atau mengabadikan sifat kehidupan manusia sehari-hari. Foto kelana tidak hanya dilakukan oleh fotografer professional, kegiatan ini juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi siapa saja yang gemar memotret dan berada di luar ruangan.

Sengaja disambung ke bagian selanjutnya yang berjudul: “7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Postingan Hadiah Tambahan alias Bonus)”, saya berharap semoga Sobat bisa dapat senang saat membaca tulisan-tulisan saya. 

Minggu, 23 Maret 2025

7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Kedua)



Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 23 Maret 2025

Coretan saya kali ini sebagai penerus dari tulisan yang telah saya unggah tempo hari, yang berusaha untuk memberikan tips secara singkat mengenai memotret sambil jalan-jalan. Pada tulisan sebelumnya, saya menjabarkan 3 (tiga) tips, yaitu Tema, Variasi waktu memotret, dan juga Peralatan memotret. Agar tulisan saya yang sekarang ini bisa dibaca dengan enak, lebih baik kalau Sobat membaca artikel sebelumnya yang berjudul: "7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Pertama)". Dan ini adalah goresan kelanjutannya, silahkan dibaca dan dinikmati dengan jiwa yang nyaman serta riang gembira:


4. Ajaklah teman, pacar, istri, suami, selingkuhan, gebetan, selir, dan sebagainya pada saat memotret


Perspektif orang lain secara harfiah dan kiasan menantang kita untuk melihat dunia dalam sudut pandang yang berbeda. Sebagian orang menyukai fotografi makro, yang berfokus pada kuncup bunga atau tetesan air hujan atau hal-hal lain yang kecil dan detil. Sebagian lainnya melihat pemandangan sebagai cerita dokumenter dan lebih menyukai gambar yang lebih lebar dan tajam. Dengan mengajak teman jalan-jalan untuk memotret, Sobat akan mulai menghargai apa yang dilihat orang lain melalui lensa mereka, dan paling tidak akan memberikan tambahan variasi pemahaman memotret kepada Sobat. Selain itu, kalau ada teman, maka akan lebih murah juga pengeluaran kita untuk jajan, kopi dan rokok (dengan catatan, selama mereka mau dan bersedia diajak kongsi).

5. Buat Proyek Foto dan Bagikan ke Dunia Luas


Secara kodrat, foto-foto pada dasarnya diciptakan dengan tujuan untuk dilihat dan dibagikan. Jangan khawatir jika foto-foto itu menurut orang tidak bagus alias tidak layak. Semua fotografer kelas wahid selalu memulai dengan awal yang sederhana. Pilih karya yang selaras dengan jiwa dan kesukaan hati Sobat. Misalnya Sobat suka dengan fotografi jalanan alias street photography, buatlah blog atau akun Instagram gratisan (atawe zonder bayar) atau buatlah laman yang "agak-agak" profesional dengan ongkos yang murah (seperti laman saya ini, ongkosnya tak terlalu mahal per tahunnya) kemudian unggah foto-foto yang Sobat hasilkan. Buatlah jurnal alias dokumentasi pertama Sobat yang layak dibanggakan.


6. Ubah Sudut Pandang (perspektif) Sobat


Mungkin selama ini Sobat punya style alias gaya memotret dengan cara konservatif, yaitu berdiri dan memotret objek secara langsung, nah, sekaranglah saatnya untuk memulai gaya memotret yang baru. Mungkin Sobat bisa mencoba untuk mengambil foto dengan berjongkok agar dapat sudut pemotretan yang rendah, meletakkan kamera sedekat mungkin dengan permukaan tanah atau air untuk mendapatkan sudut pemotretan yang ekstrem, atau jungkir balik, atau salto, atau sambil meloncat…ya silahkan saja, selama Sobat bisa tetap hidup dan tanpa perlu mampir berobat ke rumah sakit, maka hal-hal itu boleh untuk dicoba.

Mendekatlah
Perkecil
Ubah sudut memotret (angle)
Bereksperimenlah dengan ruang negatif
Coba gerakan atau gerakan kabur

Berbagai manuver memotret seperti yang dijabarkan di atas bakalan bikin foto Sobat akan terlihat berbeda dibandingkan dengan foto-foto yang diambil secara konservatif (alias pakai gaya yang umum dan biasa-biasa).

Sobat, seperti yang sudah-sudah, goresan di atas akan dilanjutkan dengan penjabaran selanjutnya yang berjudul: “7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Ketiga)”, saya berharap semoga Sobat bisa dapat senang saat membaca tulisan-tulisan saya. 

Senin, 17 Maret 2025

7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Pertama)



Kediri, Tabanan, Bali, Senin, 17 Maret 2025

Musim penghujan akan segera berakhir dan kemarau telah siap menerjang cakrawala Nusantara. Sudah tiba saatnya untuk menikmati alam nan indah yang bermandikan cahaya sang surya di awal musim kemarau. Di postingan-postingan sebelumnya, sedikit banyak sudah disampaikan mengenai banyaknya faedah yang akan kita dapat seandainya kita beraktifitas di luar ruangan, dan jika Sobat ingin mengasah alias mempertajam kemampuan jepret menjepret yang Sobat miliki, saya memiliki beberapa saran alias ide (yang moga-moga bisa…) menyenangkan untuk menggabungkan antara olah raga dan kesenangan dengan jalan-jalan untuk berfoto.


1. Pilihlah Tema 


Jalan-jalan sambil memotret. Sesuai dengan namanya, kegiatan ini adalah memotret berbagai obyek menarik menggunakan kamera pada saat Sobat sedang berpakansi. Nah, kalau Sobat tidak terlalu yakin mengenai apa yang akan difoto saat jalan-jalan, berikut ini beberapa ide kira-kira cukup bisa diterapkan dan bakal kasih hasil yang ciamik, yaitu:

Fotografi Arsitektur
Fotografi jalanan
Dokumenter alias fotografi cerita
Pemandangan (alam)
Potret (Portrait photography)
Makro

Jika Sobat kesulitan memilih salah satu, cobalah beberapa di antaranya dan lihat mana yang kira-kira bisa bikin senang hati Sobat. Untuk bisa mengenali masing-masing genre photography di atas, silahkan disimak dalam artikel-artikel di blog ini yang sudah tayang sebelumnya (ada lumayan lengkap kok, tinggal dikulik saja satu-persatu)

2. Variasikan Waktu Jalan-Jalan untuk Mengambil Foto


Sementara kebanyakan orang yang bekerja di kantor akan meregangkan kaki mereka sambil leha-leha saat istirahat makan siang (dan biasanya ngbrol ngalor-ngidul dan biasanya juga delapan puluh persen obrolan akan berisi gibah), paksalah diri Sobat untuk mengubah rutinitas yang selama ini membelenggu jiwa Sobat. Waktu emas adalah sahabat terbaik untuk seorang fotografer (waktu emas adalah tepat setelah matahari terbit atau sebelum matahari terbenam, silahkan baca di sini untuk keterangan yang lebih panjang dan lebih lebar dan juga lebih bikin pusing). Cahaya mentari yang berwarna keemasan dan lembut akan menciptakan kilauan indah pada rambut, menembus pepohonan dan membiaskan pantulan serta bayangan yang sejuk pada obyek yang akan dijepret.

Fotografi malam juga tak kalah ciamik, tentu saja harus didukung dengan cahaya alias penerangan jalan yang cukup dan juga kreativitas, Sobat dapat menangkap kehidupan kota yang cenderung terlewatkan oleh banyak orang.


3. Aturlah Agar Perlengkapan Fotografi Sobat Tetap Simple dan Tidak Merepotkan


Kamera terbaik adalah kamera yang Sobat miliki (dan selalu Sobat bawa). Kamera pada ponsel pintar saat ini boleh dibilang sudah sangat top dan juga punya banyak kemampuan yang tak kalah dengan kamera yang tulen, tetapi jika Sobat ingin membeli kamera "asli" alias kamera yang benar-benar kamera, mulailah dengan DSLR versi dasar atau model mirrorless dan mulailah mempelajari cara pakainya agar lebih bisa menggunakannya secara maksimal. Di tahap awal perjalanan Sobat, yang terpenting adalah memahami cahaya dan komposisi. Catatan tambahan, silahkan baca artikel yang berjudul: “TIPS FOTOGRAFI - "KAMERA YANG TERBAIK ADALAH KAMERA YANG KAMU MILIKI !" untuk bisa memahami point ini.

Seperti biasa, artikel ini akan dilanjutkan dengan artikel berikut yang berjudul: “7 Tips Agar Foto Sambil Jalan-jalan Bisa Sukses (Tulisan Bagian Kedua)”, mudah-mudahan Sobat bisa menikmati tulisan-tulisan ini. 

Minggu, 09 Maret 2025

8 Tips untuk Menjebak Emosi Natural dalam Foto Sobat (Penjelasan dalam Lima Babak) – Tulisan Babak Penghabisan



Kediri, Tabanan, Bali, Minggu, 8 Maret 2025

Tulisan ini adalah kelanjutan dari artikel yang telah saya unggah beberapa hari lepas, yang bertutur tentang betapa berharganya warna dan sentuhan emosi ke dalam foto yang Sobat jepret. Supaya Sobat bisa dapat mengerti saat membaca artikel ini, silahkan mampir dan simak artikel sebelumnya yang punya judul: "8 Tips untuk Menjebak Emosi Natural dalam Foto Sobat (Penjelasan dalam Lima Babak) – Tulisan Babak Ketiga". Dan ini adalah artikel kelanjutannya, silahkan dibaca dan dinikmati dengan hati yang lapang:


Bagaimana Sobat Memotret Emosi Tanpa Subyek Manusia dalam Frame?

Banyak hal yang dapat membangkitkan perasaan saat mengambil gambar yang emosional. Alam dan apa pun yang berhubungan dengannya mungkin merupakan contoh terbaik. Sobat dapat memotret apa saja mulai dari tanaman dan hewan hingga musim, cuaca, dan lanskap. Misalnya, mengambil gambar atmosfer hutan memungkinkan Sobat untuk menyampaikan emosi menggunakan bayangan dan sorotan yang diciptakan oleh sinar matahari, kabut, atau hujan. Alih-alih berfokus pada subjek, fokuslah pada suasana hati.

Saat memotret hewan, rahasia untuk menangkap emosi adalah dengan berfokus pada hubungan antara dua hewan, untuk menunjukkan keintiman, kelembutan, atau permusuhan. Abadikan momen saat mereka berinteraksi satu sama lain, dan Sobat akan mudah mendapatkan foto yang berisi cerita dan emosi.

Sobat juga dapat menggunakan konsep abstrak yang menggambarkan perjalanan waktu (misalnya, pembusukan buah atau sayuran, karat), degradasi (misalnya, vas yang pecah, rumah kosong), kehidupan baru (misalnya, tunas tanaman), atau perasaan lainnya. Menciptakan kontras antara konsep abstrak (misalnya, lama dan baru) adalah cara lain untuk menciptakan gambaran emosional tanpa menjadikan orang sebagai subjek.

Dengan memilih subjek yang membangkitkan emosi orang, foto yang Sobat hasilkan juga akan merangsang emosi tersebut saat orang melihat foto itu. Memotret sepasang sepatu bayi mungkin memicu lebih banyak emosi dan perasaan daripada memotret pensil atau garpu biasa (memotret kuburan sebenarnya juga bisa memancing emosi, tapi lebih ke perasaan takut ketimbang emosi yang positif).


Ingatlah bahwa Sobat selalu dapat menambahkan emosi ke dalam foto dengan memilih padanan warna secara cermat. Paduan warna yang lebih gelap dan dingin dapat menyampaikan rasa takut atau sedih (bahkan sepi). Paduan warna yang lebih cerah dan hangat dapat membangkitkan aura kegembiraan atau kesedihan. Tambahkan suasana dan warna ke subjek yang Sobat jepret, dan lihat perbedaannya.

Demikianlah Sobat tercinta, artikel empat babak (dan bukan lima babak seperti yang saya jadikan judul di artikel-artikel sebelumnya) yang saya tulis untuk menjabarkan tentang tips untuk menjebak emosi natural dalam frame alias foto yang Sobat hasilkan. Memanglah tulisan ini kurang sempurna, tetapi paling tidak bisa ada manfaat untuk menambah literasi Sobat mengenai fotografi.

Tetap sehat, tetap semangat dan tetap bahagia ya Sob!

Salam jepret selalu!

Artikel ditulis oleh: Tuntas Trisunu

Catatan: Artikel ini sebenarnya ada dalam lima babak, tetapi karena di babak penutup hanyalah intisarinya saja, maka saya memilih untuk tidak menguploadnya. Mohon dimaklumi ya Sob!

Rabu, 05 Maret 2025

8 Tips untuk Menjebak Emosi Natural dalam Foto Sobat (Penjelasan dalam Lima Babak) – Tulisan Babak Ketiga



Kediri, Tabanan, Bali, Rabu, 5 Maret 2025

(Artikel ini digurat di kamar kos, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali Selatan, di awal bulan Maret di tahun 2025. Rupanya musim kemarau sudah mulai merayapi alam Bali. Beberapa hari ini, cuaca terasa sangat panas dan juga kering)

Tulisan ini adalah kelanjutan dari artikel yang telah saya tulis pada lalu-lalu, yang menjabarkan mengenai pentingnya "campur tangan" emosi ke dalam foto yang Sobat hasilkan. Supaya Sobat bisa dapat mengerti saat membaca artikel ini, silahkan mampir dan simak artikel sebelumnya yang punya judul: "8 Tips untuk Menjebak Emosi Natural dalam Foto Sobat (Penjelasan dalam Lima Babak) – Tulisan Babak Kedua". Dan ini adalah artikel kelanjutannya, silahkan dibaca dan dipahami:


6. Terus Memotret


Memotret secara terus-menerus akan memungkinkan Sobat menangkap segala macam momen, dari yang intim, hingga yang lucu, hingga foto-foto candid namun bermakna lainnya yang tidak akan tertangkap jika Sobat belum siap mengambilnya.

Gunakan mode pemotretan berkelanjutan pada kamera Sobat (mode burst alias mode jepret berurutan secara cepat) dan potret momen tertentu secara beruntun untuk memastikan Sobat mengambil banyak bidikan yang dapat dipilih. Ini akan memberi Sobat peluang lebih besar untuk mendapatkan foto yang tepat pada waktu yang tepat.


7. Perbesar Detail Lainnya


“Keindahan ada pada detilnya”, atau begitulah kata fotografer-fotografer kondang. Dalam potret yang emosional, hal ini sangatlah benar. Berfokus pada detail yang tepat sebenarnya dapat membantu menyampaikan emosi dalam foto Sobat. Sobat dapat mencoba memperbesar bahasa tubuh subjek yang Sobat jepret, cara tangan mereka menggenggam, postur tubuh mereka, dan bahkan detail kecil seperti air mata dan keringat. Semua detail ini dapat memberi Sobat cara yang sangat ampuh untuk menyampaikan apa yang sebenarnya dirasakan subjek Sobat, karena hal ini seringkali lebih sulit untuk dipalsukan.

Dalam beberapa kasus, rincian ini juga bisa menjadi suatu objek yang menandakan cinta, seperti cincin pertunangan di jari wanita atau boneka beruang usang milik seorang anak yang diberikan kepadanya oleh kakeknya.


8. Gunakan Elemen Kejutan


Ambil beberapa foto kejutan. Ini memungkinkan Sobat untuk mengagetkan subjek, yang akan membantu menunjukkan perasaan alami mereka. Sering kali, mengejutkan subjek dapat memberikan Sobat foto yang paling berkesan yang dapat Sobat harapkan. Sobat dapat melakukan ini saat subjek tidak menyadari bahwa mereka sedang difoto, dan saat-saat lain yang biasanya tidak akan Sobat jepret.

Dan jika semuanya gagal, lanjutkan dan cobalah untuk membuat pose dan rencana foto yang cermat yang menunjukkan emosi yang ingin Sobat jebak dalam foto Sobat.


Jenis Fotografi Mana yang Menunjukkan Emosi?


Sobat dapat mengambil gambar yang emosional untuk hampir semua jenis fotografi yang berhubungan dengan orang lain. Potret, jurnalisme foto, dan fotografi jalanan hanyalah beberapa di antaranya. Fotografi acara juga dapat menyiratkan perasaan, karena Sobat dapat menangkap emosi pada acara pernikahan, konser, dan festival.

Namun, Sobat tidak harus memotret orang untuk menciptakan foto yang emosional. Fotografi satwa liar juga dapat menunjukkan keintiman, kelembutan, atau permusuhan.

Fotografi lanskap dapat menunjukkan perjalanan waktu dan dapat membangkitkan keheranan, kegembiraan, nostalgia, kesedihan, atau kehancuran.

Fotografi still life juga memiliki kekuatan untuk menyentuh hati pemirsanya. Rahasianya adalah memotret sesuatu yang bermakna dan menceritakan sebuah kisah.

Apa pun jenis fotografi yang Sobat usung, emosi adalah bagian dari diri Sobat. Jika Sobat tidak merasakannya, Sobat tidak akan dapat menangkapnya dalam foto-foto yang Sobat hasilkan. Baik saat memotret orang atau objek, “tutur kata” dan “cerita” adalah kunci untuk menciptakan gambar yang emosional.

Artikel ini masih ada kelanjutannya ke bagian ketiga dengan judul: “8 Tips untuk Menjebak Emosi Natural dalam Foto Sobat (Penjelasan dalam Lima Babak) – Tulisan Babak Penghabisan”, semoga Sobat dapat bahagia saat menyimak artikel ini.